Tak terasa, hari berjalan dengan cepat, semua berlalu sampai akhirnya acara pensi yang sudah dipersiapkan dengan begitu penuh lika liku akan dilaksanakan pada hari ini.
Alsaki yang sudah datang lebih awal pun siap dengan alat musiknya yang akan ia tampilkan nanti disaat pensi.
Beberapa teman band nya juga sudah ada diruangan yang sama dengan dia dan juga tengah mempersiapkan segala hal untuk keperluan tampil.
"Selamat pagi para idola cilik," ujar Dipta sambil mengambil posisi duduk disebuah sofa yang tersedia pada ruangan band. Tempat dimana beberapa anak band beristirahat atau bersantai ria.
Jangan heran jika teman-teman Alsaki turut hadir diruangan karena memang mereka semua sudah menganggap ruang band seperti rumah ketiga mereka. Kenapa ketiga, karena yang pertama adalah rumah pribadi mereka masing-masing, lalu yang kedua adalah dajok.
"Ngapain lu pada kesini?" Tanya Rangga, salah satu personil band URBOY yang berada diposisi sebagai drummer.
Rangga ini adalah teman seangkatan Alsaki dan yang lain, namun berbeda jurusan saja. Rangga berada di jurusan IPA.
"Ngadem," sahut Awan alih-alih Dipta yang menjawab.
"Yee udik, mentang-mentang ada AC disini," ujar Kale, bassist URBOY. Kalau Kale ini berada disatu angkatan dengan Alsaki dan yang lain juga dijurusan yang sama yaitu IPS tapi berbeda kelas.
"Bacot banget Ale-ale, " balas Kamal.
"Yee jamal!" Sahut Kale.
"Kamal anjing." Kamal membela.
"Ngaku dirinya anjing," ucap Awan dan membuat yang lain tertawa.
Anggota band URBOY itu berjumlah empat orang termasuk Alsaki. Yang sudah ada di ruangan Kale dan Rangga saja, satunya adalah Vare. Posisinya menjadi gitarist kedua selain Alsaki.
"Nih Vare mana anjing? Bentar lagi mulai," ucap Alsaki dengan kesal sambil melihat jam yang berada di dinding.
"Abis mabok kali. Biasa juga tuh anak mabok tiap malem." Kale menjawab.
Alih-alih sedang kesal akibat keterlambatan seorang Vare, tiba-tiba pintu ruang band terbuka dan terlihat seseorang yang tengah menjadi bahan pembicaraan sudah berdiri dengan wajah seperti seseorang yang tidak membersihkan diri.
"Udah telat kagak mandi, emang setan." Alsaki berucap dengan emosi.
"Emosi aja lu pagi-pagi, pantes bego." Vare menjawab sambil berlalu berjalan melewati Alsaki dengan santainya dan mengambil alih gitar yang akan dia mainkan saat tampil.
Alsaki yang mendengar itu dengan cepat melemparkan sebuah stik drum ke arah Vare dan pas mengenai kepala cowok itu.
"Bajingan!" Umpat Vare.
"Lo besok lagi telat, gua ceburin air es Re," ancam Alsaki.
"Gak takut."
Jawaban Vare membuat semua tertawa kecuali Alsaki.
--
Elana melihat kertas berisi rundown acara pensi pada hari ini. Saat ini band milik Alsaki akan tampil. Ia benar-benar bersemangat sampai sudah memilih posisi paling depan supaya dapat melihat Alsaki dengan jelas. Dan lagi, cowok itu juga memberikan permintaan padanya supaya berada diposisi paling depan agar cowok itu bisa tenang saat tampil.Fakta tentang Alsaki, cowok itu bisa hilang kegugupan saat tampil ketika lihat Elana.
"Hallo semuanya," ujar Alsaki menyapa sebagai awal. Posisi cowok itu memang vokalis sekaligus gitarist dua selain Vare.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDECIDED [COMPLETE]
Novela JuvenilSeperi layaknya langit yang memiliki Matahari dan Bulan, namun ketiganya tak akan pernah bisa bersamaan. Ini kisah Elana yang dihadapkan oleh dua hati yang tulus mencintai nya. Dua-duanya memiliki ruang tersendiri, dan dua-duanya terdapat perbedaan...