20 : Persiapan dan Perhatian

77 13 4
                                    

Semakin mendekat hari dilaksanakan nya House of ATJ, membuat seluruh anggota osis atau jajaran panitia disibukkan dengan rapat dan melakukan segala persiapan yang ada. Begitupun Elana dan Seanno.

Dua orang itu hari ini sudah sangat sibuk dari pagi untuk menyiapkan segala keperluan yang belum dipenuhi untuk acara.

Langit sudah berubah menjadi gelap, tanda malam hari sudah tiba. Semenjak sibuk dengan acara house of ATJ, Elana selalu pulang larut malam. Bahkan waktunya bertemu dengan Alsaki hanya saat berangkat dan pulang aja. Cowok itu tetap memaksa ingin mengantar dan menjemput Elana , padahal ia sudah menolak karena tidak tega dengan Alsaki yang harus mengantar ia pulang malam hari.

Jawaban cowok itu juga selalu sama saat Elana menyuruh nya untuk tidak lagi mengantarkan ia pulang selama Elana sibuk.

"Yaelah baru malem, belum juga subuh. Santai aja , gua udah kebal sama angin malam. Bahkan udah temenan sama setan-setan." Gitu jawaban Alsaki.

Elana hanya bisa pasrah dan menurut. Karena kalau tetap melawan dan memaksa Alsaki, bisa-bisa cowok itu akan ngadu pada Bunda nya. Alsaki memang anak Bunda sekali, padahal jelas-jelas Elana yang anak kandung.

"Istirahat dulu aja Na," ujar Naya pada Elana yang tengah selesai memindahkan sebuah kabel ke ruang osis.

Elana mengangguk kemudian duduk pada sebuah kursi yang ada disana. Tangannya memijat punggung serta pergelangan tangan dia yang terasa sangat pegal karena bolak balik memindahkan barang.

Kepalanya berdenyut pusing, ia baru sadar belum makan sejak siang.

"Nih." Suara seseorang terdengar bersamaan dengan sebuah koyo yang muncul didepan wajahnya.

"Apa?" Tanya Elana bingung.

"Koyo."

"Udah tau, maksudnya buat apa?" Tanya Elana lagi.

"Pegel-pegel."

Elana menghela nafasnya lelah. Berbicara dengan Seanno memang sangat menguras kesabaran. Ya cowok yang tiba-tiba datang dengan menyondorkan koyo tepat didepan wajah Elana adalah Seanno.

"Makasih." Elana menerima koyo pemberian Seanno dan mulai memakainya di titik-titik yang terasa pegal.

"Makan." Seanno kembali berucap sambil menyondorkan sebuah nasi kotak kepada Elana.

Nasi kotak itu memang disediakan oleh pihak panitia untuk konsumsi.

"Lu nawarin gua atau ngambilin buat gua?" Tanya Elana yang jujur beneran bingung dengan sikap Seanno.

"Ngambilin."

"Ma-..makasih." Elana tidak tau mengapa gugup. Ini bukan hal biasa, tapi kenapa reaksinya begitu aneh. Ia padahal biasa di belikan atau dibawakan makan oleh Alsaki, tapi kenapa rasanya beda.

"Makan dibawah aja lesehan, lebih enak." Ucapan Elana membuat Seanno bingung.

Elana yang merasakan kebingungan dari cowok itu langsung tersenyum. Senyum yang tanpa Elana sadari membuat sesuatu dalam diri Seanno berdetak.

"Lesehan tuh kayak duduk di tiker, duh pokoknya gitu. Udah ayok," ujar Elana sambil menarik pelan pergelangan tangan Seanno dan menuntunnya untuk duduk diatas tikar yang sengaja digelar untuk tempat beristirahat panitia.

Seanno dan Elana kemudian makan bersama secara berhadapan. Baru keduanya membuka nasi kotak tersebut, ada seseorang yang datang dan langsung bergabung dengan mereka.

"Misi-misi orang ganteng mau gabung."

Elana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kehadiran Alsaki ditengah-tengah mereka. Sementara Seanno hanya diam dan tak menghiraukan.

UNDECIDED [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang