45 : Sebuah Akhir

58 10 4
                                    

Alsaki berjalan dengan gontai ke lantai bawah rumahnya. Ini sudah dua hari semenjak dia di skorsing karena aksi tawuran.

Jika kalian tanya apa Papa dan Mamanya marah, tentu saja iya. Tapi, Papanya juga tidak bisa berbuat hal yang sampai memindahkan dia dari sekolah nya yang sekarang karena menurut Papanya, kenakalan Alsaki kali ini juga pernah ia lakukan pada jaman Papanya sekolah dulu. Mamanya juga bilang, bahkan Papanya sampai sudah masuk penjara dan dipukuli Kakeknya.

Pesan sang Papa padanya adalah agar Alsaki tidak sampai menghilangkan nyawa seseorang. Karena jika itu terjadi, Alsaki tidak akan segan-segan dihapus dari daftar anak Papa dan Mamanya.

"Mah, bosen." Rengek Alsaki pada sang Mama yang sedang berkutat di dapur. Membuat sebuah kue yang diminta sang adik sebelum gadis itu berangkat sekolah pagi tadi.

"Salah sendiri tawuran sampe di skorsing," jawabnya acuh. Kinan kemudian sibuk mengeluarkan kue yang baru saja matang. Tadi putri nya meminta pada dia untuk membuatkan sebuah cup cake .

"Ya gimana, aku gak ada objek yang bisa dijadikan pelampiasan kalo emosi."

Kinan mendadak menghentikan aktivitas yang sedang ia lakukan , ditatapnya putra sulung yang dulu ia harapkan dapat melindungi dia serta sang adik perempuannya kelak. Alsaki melakukan dua hal itu, tapi tidak menyangka sifat dari suaminya turun kepada dia.

"Mau Mama daftarkan ke aliansi bela diri resmi?" Tawar Kinan.

Kinan menatap lekat anaknya itu. Alsaki adalah anak yang sangat ia dan suami tunggu-tunggu setelah pernikahan nya. Alsaki hadir setelah usia pernikahan keduanya memasuki tahun ke 5. Iya, Alsaki adalah berlian dan cahaya bahagia mereka.

Tak heran jika dulu ia dan suami selalu melindungi Alsaki dan melakukan apapun demi Alsaki aman serta hidup dengan baik, seperti melarang sang anak menjadi anggota Band. Namun, melihat bakat dan potensi di anak sulung nya itu membuat dia dan sang suami Alsanio menurunkan ego mereka berdua dan memberikan izin kepada Alsaki untuk menjadi seorang anak Band.

Terbukti bahwa Alsaki sudah mencetak banyak prestasi dari menjadi anggota Band tersebut. Terlihat pada etalase kaca diruang tamu yang berisi banyak penghargaan anaknya raih di bidang musik. Ia kemudian menerapkan pada dua anaknya untuk melakukan apa yang mereka mau dan membimbing keduanya dalam bakat yang mereka punya.

"Nanti deh Abang pikirin." Alsaki berucap sambil mengambil sebuah minuman soda dari dalam lemari pendingin.

Suara bel terdengar membuat dia dan sang Mama saling bertukar pandang.

"Siapa?" Tanya sang Mama penasaran.

"Gak tau Abang, aku buka deh." Alsaki ingin melangkahkan kakinya pergi namun, tangan sang Mama menahannya.

"Kamu disini aja hias kue, Mama yang buka." Kinan tersenyum.

"Ma yang bener aja masa aku udah laki banget gini suka tawuran disuruh hias kue?" Tanya Alsaki tidak percaya dengan perintah sang Mama.

"Ya emang kenapa? Papa kamu juga dulu disuruh Nenek belanja ke pasar tiap pagi sama bantuin jait," jawab sang Mama acuh lalu pergi untuk membukakan pintu pada tamu yang datang di siang hari.

Alsaki dengan kemampuan nya yang terbatas mulai menghias kue yang dibuat sang Mama. Bentuknya benar-benar aneh, bahkan jika di jual tidak akan laku.

"Abang liat siapa yang dateng," ujar Kinan kemudian kembali menghampiri Alsaki, di ikuti seorang gadis dengan seragam sekolah dibelakang nya.

Alsaki melemparkan pandangan ke arah dua orang tersebut.

"Elana? Ngapain Na kesini? Belum jam pulang, lu bolos ya?" Ujar Alsaki menuduh.

UNDECIDED [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang