Hari ini adalah hari dimana kelas Elana memiliki jam pelajaran olahraga. Gadis itu berlari memutari lapangan untuk melakukan pemanasan, sambil melupakan kejadian yang terus berputar di kepalanya tentang Seanno kemarin.
Peluh keluar membasahi dahi Elana. Nafasnya pun memburu tak seirama.
"Elana awas!" Teriak beberapa teman-teman nya.
Elana yang mendengar itu reflek berhenti, namun siapa sangka ada bola yang menghantam kepalanya begitu keras.
Elana yang awalnya memang sudah merasakan pening di kepala pun mendadak terjatuh. Ia merasakan kepalanya berkali-kali lipat tambah pusing dari sebelumnya.
"Elana, lo gak apa-apa?" Tanya Prisa.
"Pertanyaan bodoh macam apa itu? Jelas-jelas Elana kenapa-kenapa," balas Ola atas pertanyaan Prisa.
Guru olahraga mereka pun datang guna melihat keadaan Elana.
"Elana kamu bisa bangun?" Tanyanya memastikan.
"Kepala saya pusing banget Pak," jawab Elana.
"Yasudah kamu lebih baik ke UKS. Sebentar," guru olahraga itu pun dengan cepat melihat ke arah sekeliling guna mencari sebuah bantuan.
Ia melihat seseorang yang berjalan di koridor, dengan cepat ia memanggil nya.
"SEANNO! KEMARI!" panggil nya.
Yang dipanggil pun menoleh dan berjalan menghampiri. Sementara Elana sudah membulatkan matanya sempurna, ia terkejut mengapa guru olahraga memanggil Seanno? Apa iya dia menyuruh Seanno untuk membawanya ke UKS?
"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Seanno sopan.
"Iya Seanno, bapak minta tolong kamu bawa Elana ke UKS. Dia tidak bisa berdiri karena terlalu pusing," jelas Pak Yudhoyono sang guru olahraga.
"Saya bawanya bagaimana Pak?" Tanya Seanno dengan polosnya.
"Ya kamu gendong atuh Seanno, masa kamu seret." Pak Yudhoyono bergurau, membuat Prisa dan Ola terkikik geli melihat wajah Elana yang memerah padam.
"G-gendong? Pak saya bisa jalan," ucap Elana dengan cepat.
"Tidak usah memaksakan diri Elana, nanti kamu pingsan. Sudah biar Seanno yang menggendong kamu sampai UKS."
"Bener tuh, udah Seanno gendong aja." Prisa ikut menimpali.
"T-tapi pak.." ujar Elana belum selesai karena tiba-tiba ia merasakan tubuhnya terangkat. Dan itu adalah ulah Seanno yang sudah menggendong nya ala bridal style.
Ola dan Prisa menahan tawa dan senyum nya.
"Turunin gue!!" Ujar Elana meronta-ronta.
"Sudah bawa saja," Pak Yudhoyono memberikan perintah.
Dengan cepat Seanno berjalan menuju UKS. Beberapa teman sekelas Elana pun menatap hal itu dengan bingung serta ada yang mulai iri dan membicarakan hal yang tidak-tidak.
Seanno terus berjalan tanpa memperdulikan ocehan Elana yang meminta diturunkan.
Sampai UKS, tidak ada penjaga disana. Cowok itu langsung mendudukkan Elana di atas ranjang UKS.
"Kenapa sih lo mau aja disuruh pak Yudhoyono buat gendong gue?" Tanya Elana dengan kesal.
"Kamu mau saya dianggap tidak sopan dan tidak nurut dengan mengacuhkan ucapan serta permintaan seorang guru?" Seanno balik bertanya.
"Ya tapi kan kita jadi diliatin orang-orang. Lo itu banyak yang suka , gua bisa pastikan kita akan jadi bahan omongan."
"Saya tidak peduli."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDECIDED [COMPLETE]
Teen FictionSeperi layaknya langit yang memiliki Matahari dan Bulan, namun ketiganya tak akan pernah bisa bersamaan. Ini kisah Elana yang dihadapkan oleh dua hati yang tulus mencintai nya. Dua-duanya memiliki ruang tersendiri, dan dua-duanya terdapat perbedaan...