01. The FatHyun

774 118 91
                                    

"Gerhana matahari terjadi saat posisi bulan berada di antara bumi dan matahari. Jika dilihat dari bumi, matahari akan terlihat tertutup, terhalang oleh sesuatu yaitu bulan. Bisa sebagian, atau keseluruhan. Ada 4 jenis gerhana matahari, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari cincin, gerhana matahari sebagian, dan gerhana matahari campuran. Karena orbit bulan-"

"Aduh, Kakak! Berhenti dulu, stop stop!"

Cerocosan penuh ilmu sang Kakak terpaksa berhenti, soalnya adik perempuannya sudah melayangkan protes karena sudah pening. Itu adalah Byun Sunhee, si adik perempuan Byun Baekhyun yang usianya 10 tahun. Sunhee masih duduk di sekolah dasar.

Terpaut jarak 15 tahun dengan sang adik, Baekhyun sering diledek oleh teman-temannya kalau Sunhee itu sebenarnya adalah anak Baekhyun yang disembunyikan keluarga, bukan adik Baekhyun. Alasannya sangat kurang ajar, karena tubuh Baekhyun terlihat seperti pria beranak 5.

Tinggi badan Baekhyun adalah 175 cm. Berat badan ideal yang harus dimilikinya adalah 65 kilogram—boleh sedikit kurang, boleh sedikit lebih. Supaya tubuh Baekhyun dapat aduhai bagai para idol K-POP di negaranya.

Namun sayang seribu sayang, berat badan Baekhyun adalah 101 kilogram terakhir kali ia menimbang di atas timbangan kain milik ayahnya di Pasar Gwangjang.

"Kau ini bagaimana? Besok kau akan ujian, tapi baru belajar sedikit kau sudah minta stop." Dahi Baekhyun berkerut.

"Sedikit, sedikit...." Sunhee menatap sengit, intonasinya sudah seperti orang tua yang mengajak berkelahi.

"Sedikit, Sunhee. Ini jam 8, kau baru belajar dari jam 7," sahut Baekhyun berusaha baik-baik.

Sunhee semakin kesal, ia membanting buku paket IPA-nya di atas meja. Merajuk, kemudian berlalu dengan langkah kasar meninggalkan sang kakak tertua.

"Hei, Sunhee! Dasar anak nakal!"

Bugh!

"Apa kau bilang?!"

"Awh, aduh...." Baekhyun mengaduh. Punggung tebalnya baru saja ditumbuk oleh ibunya dengan kepalan tangan. Si Ibu memang sejak tadi ada di kamar Sunhee, menonton TV di kamar si bungsu.

"Dia tidak mau belajar, Bu. Makanya aku marahi," jawab Baekhyun bertampang memelas.

"Tetap saja! Sudah Ibu bilang, tidak boleh mengatai anak dengan sebutan 'nakal', itu akan terkabul jika terus disebutkan!" Ibu Baekhyun melotot sempurna. Dia tidak bercanda.

"H-huh? Memangnya ada yang seperti itu? Sepertinya... itu tidak mungkin? Kalau begitu, aku bisa kurus hanya karena mengatakan Baekhyun kurus?" tanya Baekhyun polos.

Ibu kembali menggebuk Baekhyun. Kali ini sepertinya lebih kencang, karena Baekhyun merintih dan mengaduh lebih kuat.

"Itu tidak berlaku untuk kegemukanmu. Kau harus diet! Wanita mana yang mau padamu kalau wujudmu seperti ini, huh? Memangnya kau mau jadi perjaka tua?"

Baekhyun ingin kembali bicara, namun ibunya bicara lebih cepat daripada kereta cepat Shinkansen asal Jepang.

"Ingat, Byun Baekhyun, kau sudah 25 tahun. Waktu seumuranmu, ayahmu sudah memilikimu 2 tahun!" Ibu sangat menggebu-gebu.

Baekhyun menatap ibunya dengan sorot sedih bercampur kesal dan kecewa. Selalu saja Ibu seperti itu padanya.

Ibu Baekhyun menghela napas, berusaha meredam emosi jiwanya. "Lebih baik kau perbanyak menatap cermin, supaya kau sadar. Sudah kubilang diet, diet, tidak pernah mau diet!" ucapnya ketus, namun sudah tak semenggebu tadi.

"Aku juga sering berusaha, Bu. Tapi itu tidak semudah yang Ibu bayangkan," ujar Baekhyun pelan, diam-diam menahan sakit hati.

"Alasan saja," gumam Ibu tidak mau tahu.

EVERLASTING (Fanfiction) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang