09. Elucidated

357 100 105
                                    

"Aku ingin dua anak laki-laki dan dua anak perempuan!"

"Apakah berciuman bisa membuatku hamil?"

"Apakah berciuman bisa membuatku hamil?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~

Gumaman lemah Baekhyun yang memanggil sebuah nama—Soondeok, yang entah nama siapa itu, berhasil membuat Hyeran membatu. Lupa untuk melakukan sesuatu, lupa untuk segera mengabari keluarga Baekhyun. Bahkan, lupa kalau genggaman tangan Baekhyun semakin mengerat utuh. Hingga lelaki itu terbatuk dengan lemah, barulah Hyeran tersadar. Sekiranya tak ada pengalih perhatian, mungkin Hyeran akan diam saja sambil berpikir melayang seperti orang yang di ambang kesurupan.

"Baekhyun?" Hyeran melepas tautan tangan mereka, berpindah posisi tuk berdiri menatap wajah sang teman. "Kau, kau tidak apa-apa? Kau sudah sadar? Kau mau minum? Atau ke kamar mandi? Hm? Apa ada yang sakit?" sergap Hyeran.

Manik sipit Baekhyun terbuka pelan-pelan. Mendapati Hyeran bertanya tanpa jeda dengan nada yang sungguh cepat. Namun pria itu masih linglung-linglung bingung, belum bisa melayani pertanyaan khawatir temannya tersebut.

Sisa-sisa mimpi itu masih menempel. Masih berusaha memisahkan diri dari yang sedari tadi ia lihat ke pemandangan sekarang setelah dirinya sadar. Baekhyun habis melanglang buana, entah pergi ke mana saja. Berjalan-jalan ke tempat asing nan berbeda. Bertemu dengan orang-orang tidak dikenal. Tempat-tempat bagus, orang-orang baik, tetapi ada juga yang jahat. Perasaan yang tidak menentu. Namun satu yang ia kenal betul, Soondeok.

Hyeran terus memerhatikan Baekhyun yang diam saja dengan pandangan sayu satu arah. Lantas, melihat temannya yang tak merespon apa pun, Hyeran jadi cemas. Ia pun bergegas. Menjauh dari brankar sebab sepertinya Baekhyun butuh bantuan.

"Hyeran...."

Suara lemah itu menghentikan langkah– bukan, lari Hyeran. Ia pun kembali menghampiri Baekhyun dengan penuh kesigapan dan ketersediaan. "Ya? Kau butuh sesuatu?" tanyanya lembut.

"Jangan... lari-lari. Nanti... kau jatuh."

Hyeran mengerjap-ngerjap. Hah? Bagaimana? Astaga, Baekhyun. Dia tidak tahu apa kalau Hyeran ini sudah khawatir bukan main?

"Baekhyun, apa kau serius? Aku sangat cemas dan kau hanya memikirkan aku tidak boleh lari-lari nanti jatuh?" tanya perempuan itu tak habis pikir.

"Mengapa... kau cemas?" Baekhyun bertanya lagi dengan suara lemah seraknya.

Namun hati Hyeran menenang. Meski masih terlihat dan terdengar lemas, setidaknya Baekhyun sudah bisa bicara lumayan banyak. Itu berarti dia akan cepat sembuh setelah ini, begitu pikirnya.

Hyeran belum duduk, namun belum juga mau beranjak. Sepertinya ia tidak jadi ke luar. Dirinya hanya berdiri di sebelah Baekhyun dengan ulasan senyum yang begitu murah. "Kau adalah temanku. Tentu saja aku mengkhawatirkanmu. Aku senang, akhirnya kau bangun," ungkapnya halus nan tulus.

EVERLASTING (Fanfiction) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang