Kim Minseok, baru saja tiba di rumah Baekhyun. Hendak menjenguk sang teman yang di hari kemarin bebas dari rumah sakit. Selama Baekhyun di rumah sakit, Minseok juga selalu menyempatkan diri tuk menjenguk—setelah selesai bekerja di toko kain, di malam harinya.
"Jadi, kau akan ke sana?" tanya Minseok pada Baekhyun. Mereka berdua sedang ada di ruang tamu.
Baekhyun mengangguk. "Kau temani aku menontonnya, ya," pintanya kemudian.
Minseok menghela napas. "Baiklah, karena kau belum sehat betul, aku akan menemanimu. Seandainya kau sedang sehat sentosa, aku tidak akan mau menemani orang yang sedang pendekatan," ucapnya serius, lalu melirik sekilas-sekilas untuk mengecek ekspresi Baekhyun.
"Tidak, Minseok. Kau ini... mengapa selalu menggodaku seperti itu, sih? Aku dan Hyeran tidak ada hubungan pendekatan atau apa pun sejenisnya," jelas Baekhyun dengan wajah yang serius. Tidak ada bercanda-bercandanya sedikit, padahal Minseok hanya bercanda.
Minseok pun menahan tawa melihat wajah Baekhyun. "Kau ini serius sekali, sih," ucapnya lalu tertawa juga pada akhirnya.
Pertanyaannya, kapan Baekhyun tidak serius? Dia tidak tahu cara bercanda yang asyik. Selera humornya payah dan terlalu mahal. Susah tertawa.
"Tapi, jujurlah padaku, Baekhyun." Minseok tersenyum licik, membetulkan posisi duduknya. "Kau menyukai Hyeran, bukan?" tanyanya dengan suara yang direndahkan.
Manik Baekhyun terbuka lebar, lalu menggeleng banyak-banyak. "Tidak! Itu hanya karanganmu saja."
"Karanganku? Bukannya perasaanmu?"
"Tidak– itu– tidak, Minseok!" Baekhyun gelagapan. Mengelak sambil menahan salah tingkah.
"Oh, tidak," respons Minseok santai. "Tapi kok... wajahmu memerah?" tanyanya masih berlagak santai.
"Huh?" Baekhyun semakin kikuk. Ia menunduk. Ingin menutup wajahnya, lalu tidak jadi. Sudah salah tingkah sekali seperti anak gadis yang dituduh menyukai kakak kelas oleh teman segengnya.
"Hahaha!" Minseok tertawa renyah melihat betapa kocak ekspresi teman suburnya itu.
Baekhyun sedikit mengerucutkan bibir. Menatap Minseok dengan tatapan tidak terima.
"Baekhyun, ayolah," Minseok menggenggam sebelah bahu Baekhyun. Tatapannya kini serius. "Kau sudah 26 tahun. Kau jangan seperti ini lagi menyikapi perasaanmu. Kau harus bergerak! Tunjukkan kalau kau ini laki-laki yang kuat, bukan laki-laki yang lembek," ucap Minseok pelan namun menggebu.
Baekhyun menelan ludah. Terlihat ada kilatan api di kedua mata Minseok. "M-maksudmu apa?" tanyanya.
"Ya Tuhan, Baekhyun...." Minseok meremas gergetan rambutnya sendiri, lalu bertanya dengan cepat, "kau menyukai perempuan atau laki-laki?"
"Pe-perempuan."
"Yang benar! Kau menyukai perempuan atau laki-laki?"
"Perempuan!" Suara Baekhyun menguat.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERLASTING (Fanfiction) ✔️
FanfictionWangeun dan Soondeok kembali bertemu setelah 10 abad lalu cinta mereka direnggut oleh maut. Namun, mereka harus memulai semua dari awal, sebab meski mereka adalah reinkarnasi dari Wangeun dan Soondeok, Byun Baekhyun dan Ji Hyeran tidak seperti kedua...