32. Little Bit More

468 93 82
                                    

Waktu sekarang sudah memasuki bulan kedua latihan. Kalau kandungan Hyeran? Sudah memasuki bulan ketiga. Sudah sebulan lebih Hyeran menyembunyikan kehamilannya dari dunia. Hanya Tuhan, dirinya, dan seorang dokter kandungan saja yang mengetahui kehamilannya sekarang.

Sore ini, seperti biasa, Hyeran harus menjalani latihan 2 hari sekalinya. Awan pukul 4 sore cukup tebal, menjadi payung dari matahari musim gugur yang tampak malu-malu tuk bersinar.

"Untuk latihan fisik sore ini, kalian harus berlari keliling lapangan sebanyak 7 kali putaran. Karena seperti biasa, selain latihan fokus, memanah, dan konsentrasi, latihan kaki dan tubuh juga penting sebagai penunjang kekuatan." Pelatih Choi sedang cuap-cuap sebelum menyuruh para anak didiknya untuk berlari keliling lapangan.

Hyeran bimbang, menatap lapangan luas dengan cemas. Ia biasa melakukan lari ketika latihan bersama pelatihnya. Tapi untuk kali ini, tanpa bertanya pada dokter kandungan pun Hyeran sudah tahu kalau hal ini tidak boleh dilakukannya.

"Siap?"

Prit!

Peluit ditiup, semua orang dalam pelatihan pun berlari kecuali Hyeran. Ia tidak cukup nekat untuk berlari 7 kali putaran. Meski sedang menyembunyikan, Hyeran tetap menyayangi anaknya. Ia sudah berjanji untuk menjaga diri dan anaknya, bukan?

Melihat ada kejanggalan, Pelatih Choi mengernyitkan alis tebalnya, lantas menghampiri Hyeran yang hanya berdiri di tempat sambil agak menundukkan kepala.

"Hyeran? Ada apa? Mengapa kau tidak berlari?" tanya si pelatih, sedikit menunduk sebab Hyeran lebih pendek dari dirinya yang tinggi.

Hyeran tetap menunduk dalam, memejamkan mata rapat-rapat sebagai tanda dirinya tengah terjepit keadaan. "Maaf, Pelatih," gumamnya kecil.

"Ada apa? Kemarilah." Siwon menarik pelan tangan Hyeran, membawanya duduk di atas sebuah bangku panjang bermuatan 3 orang.

Wanita itu masih menunduk. Sibuk menimbang-nimbang, apa harus jujur atau bagaimana. Dirinya sudah sangat bingung tapi tidak menemukan jalan keluar lainnya.

"Apa kau sakit, Hye?" tanya Pelatih Choi masih sabar. Sabar melihat Hyeran yang menunduk saja, tak mau balik menatapnya.

Hyeran menggeleng pelan. "Tidak, Pelatih. Maaf, aku... sepertinya tidak boleh berlari," jawabnya pelan dan hati-hati.

"Memangnya kenapa?"

Yang lebih muda akhirnya mengangkat kepala. Dengan ragu-ragu, mulai menatap pria dewasa berjenggot lumayan tebal di sebelahnya. Terlihat wajah si pelatih lumayan khawatir dan juga penasaran.

"Aku... emm, aku hamil, Pelatih," aku wanita itu dengan suara begitu pelan. Wajahnya takut-takut, seakan habis mengakui kesalahan yang besar.

Manik Choi Siwon terbuka sungguh lebar. Wajahnya tegang dengan kontan. "Apa? Hamil?" tanyanya tidak santai.

"Iya." Hyeran menunduk lagi.

Siwon pun dengan cepat mengganti rautnya jadi lebih semringah sekarang. "Sudah berapa bulan? Selamat, ya! Sebentar lagi kau akan menikah dan akan punya anak juga," katanya senang. "Sudah berapa bulan, Hye? Oh ya, mengapa kau-"

"Pelatih," potong Hyeran dengan wajah galaunya. "Jangan bilang siapa-siapa dulu. Terutama... kepada Baekhyun. Aku mohon, jangan sampai dia tahu dulu," pintanya kemudian.

Siwon tercengang. "Huh? Apa? Jadi, Baekhyun tidak tahu kau hamil? Mengapa tidak mengatakan padanya? Menurutmu dia tidak mau bertanggung jawab???"

"Sssttt." Hyeran meletakkan telunjuknya di depan bibir. Siwon langsung bungkam otomatis.

EVERLASTING (Fanfiction) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang