Keesokan harinya...
Butir hujan menusuk-nusuk kaca jendela. Menciptakan bunyi-bunyian air yang begitu berciri khas. Kaca itu telah berembun dan basah, menemani Dokter Junmyeon dan pasiennya yang berada dalam ruang pemeriksaan.
"Kalau kutekan begini, sakit?"
Yang ditanya pun meringis menahan sakit. "Iya... sakit, dokter," katanya kemudian.
Dokter Junmyeon mengangguk sekali. Dengan wajah yang masih serius, ia mengamati lekat-lekat luka vertikal yang sudah mencoreng perut Baekhyun. "Luka luarnya sudah kering, tapi di dalamnya masih basah. Itu mengapa kau merasakan sakit saat perutmu kutekan," jelasnya.
Baekhyun yang tengah berbaring itu pun mengerjap-ngerjap. "Jadi... bagaimana, Dokter?"
Dokter itu tersenyum. "Tidak usah khawatir, Baekhyun. Aku akan menambah obatmu. Oh ya, saat buang air apa masih berdarah?"
"Sudah tidak, Dok."
Dokter itu kembali mengangguk. "Syukurlah, berarti luka ususmu sudah semakin membaik. Hanya saja luka pada lapisan-lapisan perutmu belum terlalu kering. Kau tahu sendiri kan, lukamu ini sangat dalam. Bukan hanya sayatan di epidermis."
Baekhyun hanya mengangguk.
"Tapi tidak perlu takut, ya. Kau akan baik-baik saja," pungkas Dokter Junmyeon begitu baik dan ramah.
Baekhyun tersenyum, lalu kembali mengangguk. "Iya, Dokter. Oh ya, aku... mau bertanya," ucapnya sopan.
"Apa?" Dokter Junmyeon melepas sarung tangan karetnya.
Baekhyun menurunkan kausnya yang sedari tadi terangkat sebab Dokter Junmyeon memeriksa perutnya. "Obat-obatku banyak sekali, ada enam. Kegunaannya apa saja?"
Dokter Junmyeon duduk di kursi sebelah brangkar Baekhyun. "Oh, itu antibiotik, vitamin E, zinc, dan painkiller, semuanya untuk membantu lukamu supaya cepat sembuh tanpa peradangan atau infeksi. Dan dua sisanya adalah obat untuk menormalkan hormon," jelasnya ringan dan lancar.
Baekhyun mendudukkan dirinya, lalu turun dari brankar dengan perlahan. "Obat menormalkan hormon?" tanyanya sekalian.
"Iya."
"Memangnya... hormonku sakit, Dokter?" tanya Baekhyun polos.
Dokter itu terkekeh, bangkit dari kursinya, kemudian menyentuh punggung Baekhyun. Mengajak si pasien untuk pindah ke bilik sebelah-bagian ruangan dokter Junmyeon.
Mereka duduk berdua di sana. Oh, bertiga. Dengan Sunhee yang duduk di pojok sofa. Duduk diam, dengan pandangan serius terarah ke benda pipih pintar milik kakak pertamanya. Iya, Sunhee-lah yang menemani Baekhyun untuk kontrol hari ini.
"Iya, kau memiliki sedikit masalah hormon, tetapi itu bukan sebuah penyakit yang parah. Hanya butuh dinormalkan saja," ungkap Dokter Junmyeon setelah duduk di atas kursi pribadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERLASTING (Fanfiction) ✔️
FanfictionWangeun dan Soondeok kembali bertemu setelah 10 abad lalu cinta mereka direnggut oleh maut. Namun, mereka harus memulai semua dari awal, sebab meski mereka adalah reinkarnasi dari Wangeun dan Soondeok, Byun Baekhyun dan Ji Hyeran tidak seperti kedua...