24. Another Gift?

568 86 118
                                    

🔞Silakan diskip jika tidak cukup umur atau tidak nyaman ketika membacanya⚠️



.
.
.

*klek

Seorang pria berjaket denim abu-abu kebiruan berdiri di depan pintu kamar Hyeran yang baru dibuka. Jaket yang dikenakan terlihat sedikit kebesaran. Celana cokelat mudanya juga sedikit kebesaran, namun tidak terlalu. Sebab pakaian-pakaian itu ia beli 2 minggu lalu. Oh ya, ia juga pakai ikat pinggang.

Pria itu tersenyum, ketika bersitatap dengan gadis yang dirindu-rindu. Namun gadis pemilik kamar hanya diam mematung, belum bisa memberi senyum.

"Hyeran." Lelaki itu bersuara, dengan suara halus alaminya. Bibir tipisnya masih tersenyum begitu hangat.

Hyeran belum bisa membalas. Jantungnya berdebar sungguh keras. Matanya melebar tegang, dengan mulut yang kecil terbuka. Menatap wajah, lalu ke bawah. Sampai di kaki, kembali naik ke atas pada wajah.

Wajah lelaki itu menyendu. Senyumnya perlahan hanyut. "Kau tidak mengenaliku juga?" tanyanya.

Hyeran mengerjapkan mata, akhirnya bisa sadar. "Ah, kau. T-tentu saja aku kenal. Ya ampun... kenapa tidak bilang mau ke sini? Ayo, masuk." Hyeran tersenyum sumbang, meraih tangan si pria yang ternyata kekasihnya. Dengan salah tingkah dan menahan selaksa gejolak rasa, ia menarik pelan tangan Baekhyun untuk masuk ke kamarnya.

Baekhyun pun masuk, bersamaan dengan Hyeran yang mengunci pintu. "Duduklah dulu," kata yang perempuan.

"Iya." Baekhyun tersenyum, lalu duduk di sofa kecil yang ada di kamar tersebut.

Mengapa rasanya canggung sekali? Kalau Baekhyun sih sudah biasa. Tapi Hyeran yang tiba-tiba canggung, tentu membuat suasana semakin kikuk.

Hyeran berjalan menuju kulkas mininya yang ada di sudut kamar. Mengambil sebuah minuman yang ada di sana. Hanya ada jus kotak rasa jeruk dan camilan sederhana. Semoga Baekhyun bisa memaklumi, harap Hyeran.

Setelah jus kotak itu sudah di tangan, si gadis kembali mendekat pada Baekhyun yang sedang duduk manis sambil melihat-lihat kamarnya. Dari jarak beberapa meter, Hyeran memandang. Jantungnya semakin berdetak gila. Namun ia tetap berjalan mendekat, berharap jantungnya tidak lepas dari tempatnya.

 Namun ia tetap berjalan mendekat, berharap jantungnya tidak lepas dari tempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di dekat Baekhyun, Hyeran duduk di sofa yang sama dengan sang pacar. Meletakkan jus kotak dan makanan ringan di atas meja, kemudian menoleh ke sebelahnya. "Baekhyun, aku... hanya punya ini, hehe. Apa kau lapar? Kau sudah makan?" tanya Hyeran berusaha tenang dan biasa.

"Ah, iya, tidak usah repot-repot. Sudah, aku sudah makan di bandara tadi," jawab Baekhyun dengan intonasi yang masih sama seperti dulu, namun dengan wajah yang sudah tidak seperti dulu.

EVERLASTING (Fanfiction) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang