4 hari kemudian...
Baekhyun sudah mendapat telepon dari toko emas tempat dirinya memesan gelang untuk Hyeran. Maka, sepulangnya dari menutup toko di Pasar Gwangjang, ia bergegas menuju mall tuk mengambil orderannya. Karena rutenya dari toko, Ayah dengan senang hati ikut menemani Baekhyun pergi ke mall.
Seperti biasa, Baekhyun selalu suka membawa mobil. Dia yang menyetir sementara Ayah duduk di sebelah kanan, pada kursi penumpang sebelah sopir.
Sedikit curi-curi pandang, Ayah pun berujar, "Hyun-ah, kau terlihat senang," komentarnya setelah beberapa menit mobil berjalan.
Baekhyun tersenyum. "Iya, soalnya pesanan gelang untuk Hyeran sudah jadi, makanya aku senang," balasnya.
Ayah mengangguk-angguk, lalu menatap ke depan dengan senyuman tipis bertandang di bibirnya. "Bukan karena kau menyukai Hyeran makanya kau senang?" tanya Ayah setengah meledek.
"Ah, bagaimana, Ayah?" Baekhyun tersenyum kikuk. "Tidak seperti itu, Ayah. Aku hanya–"
"Kalau seperti itu juga tidak masalah, kok," potong Ayah santai.
Baekhyun semakin salah tingkah saja. Ia pun memilih diam dan konsen pada jalanan supaya aman dari ujaran-ujaran usil Ayah.
"Baekhyun, kau laki-laki dewasa. Wajar jika menyukai wanita," komentar Ayah lagi, begitu ringan.
Tapi sayangnya, Baekhyun tidak punya kepercayaan diri setinggi itu. Hyeran mau berteman dengannya saja, dia sudah bersyukur. Tidak pernah mengharapkan hubungan yang jauh-jauh. Kalau pun Baekhyun menyukai Hyeran, sebaiknya itu dipendam saja. Tidak mau Hyeran ilfil dan malah tak mau lagi berteman dengannya.
Melihat anaknya yang hanya diam, Ayah menghela napas. Bingung harus bicara apa lagi padanya.
Sejak kecil, Baekhyun anaknya memang pendiam dan tidak suka banyak bicara pun bergaya. Dia lebih suka sendirian, introvert istilahnya. Lalu saat tubuhnya semakin membesar dan jadi bahan olok-olok teman, Baekhyun semakin menjauhi dunia. Semakin tidak suka bergaul banyak. Semakin pemalu dan tidak tahu cara bersosialisasi yang benar.
Umpamanya sebuah barang yang sudah cacat karena pernah jatuh. Meski dibersihkan setiap hari supaya bersih, tetap saja barang itu tak lagi sempurna. Begitu kiranya sifat Baekhyun sekarang. Begitu sulit membakar gairah hidupnya, meskipun Baekhyun selalu baik perilakunya.
Ya sudahlah. Yang penting, Baekhyun sehat jasmani dan rohani. Itu sudah cukup sekarang.
Belum sampai 20 menit, Baekhyun dan Ayah sudah sampai di mall tujuan. Keduanya pun turun dari mobil yang sudah terparkir apik di parkiran. Kemudian, berjalan bersama menuju dalam mall.
Sudah lama sekali, Ayah dan Baekhyun tidak jalan berdua seperti ini akibat kesibukan toko yang selalu menyita waktu kekeluargaan mereka semua.
"Senang sekali bisa berjalan-jalan dengan Ayah," aku Baekhyun sambil sedikit malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVERLASTING (Fanfiction) ✔️
FanfictionWangeun dan Soondeok kembali bertemu setelah 10 abad lalu cinta mereka direnggut oleh maut. Namun, mereka harus memulai semua dari awal, sebab meski mereka adalah reinkarnasi dari Wangeun dan Soondeok, Byun Baekhyun dan Ji Hyeran tidak seperti kedua...