Detak Surat-5

8 3 0
                                    

Saya dan segenap crew BungahTidur mengucapkan selamat tahun baru 2022. Semoga apa yang kita harapkan dan juga saya harapkan bisa terwujud ditahun ini.
Jangan bosan-bosan suport cerita saya, ya.

"Sekian untuk hari ini, sampai jumpa dipertemuan berikutnya" Pamit Dosen yang mengajar di kelas Dinar.

Akhirnya setelah berjam-jam hanya duduk mendengarkan. Kini dia bisa keluar dari kelas. Kembali menghirup udara segar.

Langkah kaki Dinar membawa dia menuju taman kampusnya. Hanya berjarak beberapa langkah lagi dari taman. Langkahnya terhenti. Dia mendadak berhenti tatkala mendengar surat desas-desus mahasiswi lain membicarakan tentang Dewa.

"Dia Dewa... Cakep banget enggak, sih" Puji mahasiswi yang tidak Dinar ketahui. Kedua temannya lantas berjerit kegirangan menatap ke arah seseorang yang sedang berbaring di tempat duduk outdoor taman.

Dinar mengikuti arah pandang ketiga mahasiswi tersebut. Matanya langsung disambut dengan Dewa yang ketiga mahasiswi sebut.

Lantas Dinar segera menghampiri Dewa. Mengangkat kemeja yang dia pakai untuk menutupi wajahnya dari terpaan sinar matahari.

"Dinar... " Sapa Dewa tersenyum. Saat orang yang pertama kali dia lihat adalah Dinar.

"Kenapa kesini?" Tanya Dinar.

"Mau kuliah bareng lu" Jawabnya dengan kondisi masih berbaring tanpa berkeinginan untuk bangun dari tidurnya.

Dinar menjulurkan tangannya. Membantu Dewa untuk segera duduk dari tidurannya. Dewa dengan senang hati menerima uluran tangan Dinar. Hal yang jarang dilakukan Dinar untuknya.

"Lu tahu. Kedatangan lu kesini udah jadi bahan gosipan banyak cewek-cewek" Ucapnya ikut bergabung duduk disebelah Dewa.

"Karena gue tampan"

Dinar menaikan sebelah alisnya sambil menatap Dewa. "Iya... Dewa, lu tampan" Sahut Dinar.

Senyuman tidak bisa jika tidak harus keluar. Mendapat pujian dari orang yang dia suka meskipun hanya candaan. Merupakan hal yang terindah untuknya saat ini.

"Kesini mau apa?" Tanya Dinar.

"Awalnya mau ngajak ke danau. Tapi enggak jadi"

Dinar menatap Dewa penuh tanya. "Kenapa?"

"Karena disini aja gue udah seneng" Dewa menatap balik mata Dinar yang sedang menatapnya. Mereka saling berpandangan. Dengan Dewa yang tersenyum menatap perempuan di depannya.

"Karena ada lu" Lirih Dewa.

Tidak dapat Dinar pungkiri, jika dirinya tiba-tiba merasa panas di kedua pipinya. Namun matanya tidak bisa lepas dari pandangan dan senyuman Dewa. Apa yang sedang terjadi pada dirinya sekarang.

Dewa mengalihkan pandangannya lebih dulu. Dia tidak ingin semakin membuat Dinar seperti kepiting rebus. Meskipun hatinya senang melihatnya. Entah ini pertanda baik atau buruk. Dewa tidak tahu. Tapi ada sedikit perubahan dalam hubungan tanpa nama ini.

"Lu enggak panas pakek sweater kayak gitu?" Dewa tidak habis pikir dengan Dinar. Saat pagi sekali dia hanya memakai kaos tipis dan saat panas malah pakai sweater tebal.

"Enggak" Jawab cepat Dinar.

"Ganti baju sono. Jangan pakai beginian, panas. Nih, pakai kemeja gue" Ujar Dewa menyodorkan kemeja yang dia lepas yang hanya mengisahkan kaos hitam berlengan pendek.

"Enggak.." Tolak Dinar.

"Ya udah kalo enggak mau"

Mereka sama-sama terdiam. Memandang lurus kearah depan. Melihat orang-orang yang berlalu lalang kesana kemari. Sesekali juga melihat ciwi-ciwi yang tidak henti-hentinya menatap kearah Dewa dengan tatapan memuja.

Detak SuratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang