Hari ini Akash berulang tahun. Vani dan keluarga sedang mempersiapkan acara untuk merayakannya, walaupun sederhana tapi dengan keluarga akan terasa istimewa.
Sudah seminggu sejak mereka merencanakannya dan sekarang hanya tinggal hitungan jam, Akash akan segera pulang bekerja.
Mereka semua menunggu dengan antusias, hari ini Akash lembur dan jam menunjukkan pukul sembilan belas empat delapan saat suara pintu terbuka mulai terdengar.
Mereka semua udah bersiap di posisi masing-masing. Lalu, saat Akash sudah berada tepat di tengah ruang tamu, mereka mengejutkannya dengan mengucapkan Happy Birthday secara bersamaan dengan lampu yang mulai menyala.
Ekspresi terkejut dari Akash seolah merupakan sesuatu yang membuat mereka sangat puas. Mereka tertawa, lalu kembali dilanjutkan dengan acara tiup lilin dan potong kue. Beberapa hadiah Akash terima. Mulai dari ayah dan ibu mertuanya, ayahnya dan Zurra, dan kakak iparnya, sedangkan Vani belum memberikan apa pun.
"Kamu gak nyiapin hadiah buat aku?" Tanya Akash, mereka saat ini sedang berada dikamar dengan Chaska yang sudah tertidur. Keluarga mereka pun sudah pulang ke rumah masing-masing.
"Udah. Tunggu sebentar," Lalu, Vani beranjak bangun dari tempat tidur dan menghampiri lemari, dia membukanya dan membawa kotak kecil yang sudah terbungkus rapi. "Buka."
Akash membuka kotak tersebut dengan perlahan, dia amat sangat penasaran dengan isi didalamnya. Lalu, saat isinya sudah terbuka dia mengerutkan kening, lalu tatapannya bertemu dengan Vani yang sedang mengangkat kedua alisnya.
"Kamu hamil?" Akash masih tidak percaya dengan apa yang ada di genggamannya tersebut. Dia memandang alat tes kehamilan dan Vani secara bergantian. "Beneran?"
Vani menangguk. Dia tidak bisa menyembunyikan senyumnya kala Akash memeluknya dan memberikan ciuman diseluruh wajahnya bertubi-tubi.
"Kamu suka?" Vani mendongak, mereka saat ini masih berpelukan, untung saja Chaska tidak terbangun karena suara penuh bahagia dari papanya.
"Ini adalah kado terindah yang pernah aku terima." Jawab Akash.
"Kamu bahagia?" Tanya Vani lagi.
"Kamu gak perlu tanya hal seperti itu, selagi aku punya kalian semua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilla (COMPLETED)
Ficção AdolescenteHamil sebelum menikah apalagi saat SMA, Vani tidak pernah merencanakannya. Terpikirkan pun tidak. Rencana untuk masa depannya sudah tersusun rapi walaupun orang tuanya yang merencanakan. Tapi sekarang ia hamil dan Alvin yang seharusnya bertanggung j...