"Halo Hangga.." Sapaan hangat Kiran membuat Hangga mengangkat kepalanya dari layar laptop yang sedari tadi ditatapnya."Eh elo Ran. Sumringah banget dah, yang abis baikan sama mas pacar.." perkataan Hangga itu membuat Kiran tersipu.
"Dih dih... nggak usah ngeledek ya. Oh iya, Dev ada di kantor kan?" Hangga mengangguk, mengiyakan pertanyaan calon bos barunya itu. Kalau Kiran dan Dev menikah, berarti perempuan ini otomatis menjadi bosnya bukan?
"Ada kok. Si bos dari tadi pagi belum keluar ruangan.."
"Oke deh kalau gitu.."
"Selamat pagi menjelang siang mbak Kiran.." suara yang tiba-tiba muncul di sampingnya membuat Kiran refleks menoleh. Ditemukannya Bastian, yang nampaknya baru saja sampai di Selasar.
"Lah tumben berangkat jam segini Bas. Biasanya shift sore sampe malem.." Sangat langka menjumpai Bastian pada jam-jam seperti ini, karena biasanya ia bertugas shift sore sampai malam sedangkan shift pagi dipegang Hangga.
"Si Hangga mau minta ijin, jadinya saya yang gantiin mbak.."
"Ibu sama adek gue dateng dari Jogja. Jadinya gue kudu jemput di stasiun. Makanya gue minta tolong Bastian buat gantiin gue. Udah ijin bos juga, dia kasih acc," tutur Hangga menjelaskan. Tangannya dengan cekatan mulai merapikan laptop, memasukkan laptop itu ke dalam tas, kemudian melepas appronnya dan menggantung di loker appron karyawan.
"Wah kalau gitu salam buat ibu sama adek ya Ngga. Abis ini mau langsungan berangkat nih?" Hangga mengangguk pelan, kemudian mengangkat ranselnya dan berjalan menuju luar etalase.
"Berangkat dulu Ran. Yok Bas gua cabut. Thanks yak!"
"Yoi, ati-ati.."
*
Setelah berbincang sebentar dengan Bastian, Kiran pamit naik ke atas untuk menemui Dev. Tujuan Kiran berkunjung ke Selasar sebenarnya dalam rangka meminta Dev menemaninya ke penerbit untuk konsultasi terkait proses penerbitan novelnya yang terbaru. Ia memang tidak memberitahu Dev terlebih dahulu. Hitung-hitung sebagai kejutan.
Tok tok tok....
"Masuk... " Sahutan Dev membuat Kiran menarik bibirnya ke atas. Ah, dia mendadak rindu dengan kekasihnya itu.
"Kak..." Kiran menyembulkan kepalanya dari sela pintu yang terbuka.
"Lah yang, kok ke sini nggak bilang-bilang?" Dev melepas kacamata kerjanya kemudian berdiri dan berjalan menghampiri Kiran.
"Kejutan hehehe..."
"Pasti kangen aku kan? Ya gimana ya, resiko punya pacar kangenable sih.."
"Dih, tampol nih ya!"
Dev hanya terkekeh lalu menarik Kiran mendekat ke arahnya. Di rangkulnya sang kekasih menuju ke sofa."Kalau kamu mau ke sini harusnya bilang aja. Kan bisa sekalian aku jemput tadi."
Kiran menggeleng pelan, "Emang aku sengaja nggak mau kasih tau kamu. Kalau aku kasih tau kamu yg ada kamu bolak balik buat jemput aku. Waktu kerja kamu terbuang sia-sia deh hehe."
"Mana ada terbuang sia-sia. Kamu minta anterin pergi bolak balik juga aku ngga masalah.." sanggah Dev sembari mengusap pelan rambut Kiran.
"Iya tapi aku yang masalah kalau gitu. Ah btw kak, aku mau minta tolong. Anterin ke kantor penerbit aku bisa nggak? Mau ngomongin soal penerbitan novel yang baru.."
"Udah fix, jadi terbit nih? Ya udah, mau berangkat kapan? Sekarang?" Dev berdiri, di ambilnya dompet dan kunci mobil yang ia letakkan di dalam laci meja kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REUNI(TE) - [Completed]
ChickLitBagi Kiran Kalandra, seorang Tantra Airlangga hanya masa lalu yang tidak boleh mengusik perasaan yang sudah mati-matian ia tata. Namun semua berubah saat undangan reuni SMA warna merah marun sampai di tangannya - membuat Kiran sekali lagi harus ber...