Dev memasuki pintu utama Selasar dengan tergesa-gesa. Langkah lebarnya beradu dengan lantai Selasar yang berwarna cokelat. Waktu baru menunjukkan pukul 06.47, namun Dev sudah nampak di area Selasar. Bastian dan Hangga yang kebetulan sudah berada di sana menatap bosnya heran, belum ada pukul tujuh dan Dev sudah di Selasar?"Lah, si bos ngapain udah dateng?" Bastian yang tengah menata gelas bergumam pelan pada Hangga yang ada di depannya.
"Lah si bos ngapain udah dateng?" Hangga berkata cukup keras sehingga dapat didengar oleh Dev.
Bastian hanya mendengus sebal kemudian bergumam kembali."Dasar nggak kreatif.."
Dev yang sudah sampai di pijakan tangga pertama Selasar menoleh pada kedua pegawainya itu.
"Saya mau ambil hp. Hp saya ketinggalan di kantor.."
"He? Hp ketinggalan di kantor si bos baru nyadar ini? Gue mah kalau hp nggak ada di kantong celana udah kelabakan.." ujar Hangga, mengetuk-ngetukkan ujung jari ke atas dagunya.
"Saya semalem langsung tidur tanpa sempet ngecek hp. Begitu tadi pagi mau cek, ternyata hpnya nggak ada. Pas saya inget-inget ketinggalan di atas meja kerja di kantor.." jelas Dev pada Hangga dan bastian yang masih khusyuk mendengarkan. Sedetik kemudian Dev mengerutkan keningnya dan mendengus sebal.
"Ngapain kamu pake tanya-tanya kayak wartawan? Ngapain juga saya pake jelasin ini ke kalian. Udah saya mau ke atas dulu.."
Dev lantas berlalu menuju lantai dua Selasar, meninggalkan Hangga yang masih melongo di tempatnya, serta Bastian yang terkekeh melihat adegan tadi.
"Dasar dua manusia ajaib. Yang satu dinginnya kek kulkas dua pintu, yang satu lagi abstrak kek lukisan-lukisan di pameran haha.."
*
Begitu membuka pintu ruangannya, Dev langsung dapat melihat penampakan smartphone warna putihnya yang tergeletak di atas meja kerja. Diambilnya smartphone tersebut untuk melihat apakah ada notifikasi yang masuk. Ternyata ada lumayan banyak notifikasi yang masuk, rata-rata chat dari keluarganya : dari Irene, dari ibunya, bahkan ada 1 chat dari ayahnya. Wow!
Kemudian ada beberapa chat dari temannya dan juga beberapa chat dari rekan bisnisnya yang rata-rata membahas mengenai pekerjaan. Dev lalu menscroll notifikasi tersebut ke bawah. Dan... gotcha! There's notification from the one and only, Kiran Kalandra. Bahkan hanya membaca namanya saja sudah membuat Dev menarik senyum manis di wajahnya.From : Kiran Kalandra (21.31)
Sorry baru bales, aku tadi lg di bawah sama mas Barra..
Belum tau juga. Emg knp?Itu adalah balasan dari Kiran, kemarin Dev memang sempat menanyakan apakah hari ini Kiran ada waktu karena Dev ingin mengajak bertemu. Alasannya? Entahlah, Dev hanya ingin bertemu. Apalagi sudah seminggu ini mereka tidak bertemu secara langsung.
Dev sebenarnya ingin langsung membalas chat dari Kiran itu. Namun diurungkan niatnya itu, kemudian ia mencari nomor Kiran pada kontaknya dan langsung menelponnya.
Pada dering ketiga baru diangkatnya panggilan itu.."Halo kak.." suara yang langsung menyapu pendengarannya itu mampu membuat senyumnya tertarik lebih lebar. Dan yang membuat Dev merasa aneh, jantungnya tiba-tiba berdegup dengan kencangnya.
"Kamu baru bangun tidur?" Tanya Dev, berusaha mengabaikan degup jantungnya itu.
Dev dapat mendengar Kiran mendengus dari ujung teleponnya.
"Bangun? Tidur aja belum kak. Aku habis lembur..""Hahaha... lembur bikin cerita?"
"Iyalah kak, pake ditanya lagi haha. Oh iya kak Dev ngapain nelpon? Ada perlu apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REUNI(TE) - [Completed]
ChickLitBagi Kiran Kalandra, seorang Tantra Airlangga hanya masa lalu yang tidak boleh mengusik perasaan yang sudah mati-matian ia tata. Namun semua berubah saat undangan reuni SMA warna merah marun sampai di tangannya - membuat Kiran sekali lagi harus ber...