DevRajendra menyukai postingan anda. 20 menit.
DevRajendra mulai mengikuti anda. 30 menit.Kiran mengerjapkan matanya beberapa kali. Pandangannya masih tertuju pada layar smartphone miliknya. Dua notifikasi tersebut harusnya normal-normal saja. Bukankah saling follow adalah hal yang wajar bagi seseorang yang menggunakan akun media sosial? Tapi membaca nama Dev Rajendra mengingatkan Kiran pada kejadian memalukan antara dirinya dan Dev beberapa hari yang lalu.
Sebenarnya sudah tidak ada yang salah dari kehidupan Kiran setelah kejadian buku hijau tosca tempo hari. Inisiatif Kiran untuk mencari buku hijau toscanya di Selasar, yang disusul dengan pengakuan mengejutkan dari Dev bahwa dirinya telah membaca seluruh isi buku milik Kiran, keduanya seolah telah kembali ke dalam mode sebelumnya ; hanya sebatas kenalan. Hubungan mereka hanya sebatas kenal karena pernah satu sekolah, kenal karena Dev adalah salah satu sahabat kakak sepupu Kiran, kenal karena Dev adalah pemilik kafe tempat dirinya biasa menghabiskan waktu - hanya itu, tidak lebih.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa kejadian tersebut masih menyisakan rasa malu pada diri Kiran. Bayangkan saja, menulis kalimat "punggung yang senderable", yang ditujukan pada seseorang yang bahkan tidak begitu kamu kenal. Dan yang lebih parah seseorang itu membaca tulisannya!
Ingin rasanya Kiran menjadi makhluk invisible saat itu - atau bisa juga menjadi pengendali waktu yang bisa membalikkan waktu sehingga ia akan memastikan untuk menyimpan buku hijau toscanya baik-baik. Tapi ya begitu, nasi sudah menjadi bubur. Udah kejadian ya mau gimana lagi..
Ia bahkan sempat mangkir dari ajakan Gia dan Athena untuk nongkrong cantik di Selasar. Alasannya adalah dirinya malu jika harus berhadapan langsung dengan Dev. Kalimat "punggung lebar yang senderable" seolah menggema di dalam kepalanya - haaahhh memikirkannya saja sudah membuat wajah Kiran memanas karena malu.
"Ya udah sih, cuman follow gini. Gue follback nggak ya enaknya?" Gumam Kiran ragu. Di arahkan jarinya untuk menekan option ikuti balik pada akun Dev. Tapi sedetik kemudian ia membatalkan niatannya tersebut.
"Duh.. tapi gue malu abis deh. Pake segala njatuhin buku lagi. Lagian dapet pikiran dari mana coba gue nulis kata punggung senderable??"
Kiran merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk kesayangannya. Smartphone masih tergenggam di tangan kanannya. Hening menyelimutinya, sampai kemudian dia mendiall sebuah nomor di kontaknya."Halo Na gue mau tanya dong.." ujar Kiran langsung begitu Athena mengangkat teleponnya.
Athena langsung mendengus keras mendengar suara Kiran, "Heh bocah, gue aja belum jawab sapaan elo, elonya udah langsung ngegas aja. Nggak bisa basa-basi dulu bukk?"
Kiran hanya cengengesan sembari menggaruk tengkuknya - yang sebenarnya tidak gatal - sebelum melanjutkan pembicaraannya dengan Athena.
"Sorry sorry. Habisnya gue mau tanya nih, urgent, gawat, darurat!!""Apaan emang? Awas aja ya kalau elo nelpon gue cuman buat tanya yang nggak penting!"
"Penting tau Na.. udah elo dengerin aja ya. Tapi elo harus langsung jawab. Oke oke???" Ujar Kiran antusias.
"Iyeeee.. elo mau tanya apa emang?"
"Emmmm.. gini Na.." Kiran menghentikan perkataannya sebentar sebelum akhirnya meneruskan kembali perkataannya dengan cepat.
"Kalau misalnya ada orang yang tiba-tiba ngefollow instagram elo, padahal kalian nggak saling kenal akrab, terus elo bakal ngapain?"Kiran menahan napasnya. Sambungan telepon di antara keduanya masih terjadi, namun hanya ada hening yang menyelimuti mereka. Kiran mengerutkan keningnya, menunggu tanggapan dari sang sahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
REUNI(TE) - [Completed]
ChickLitBagi Kiran Kalandra, seorang Tantra Airlangga hanya masa lalu yang tidak boleh mengusik perasaan yang sudah mati-matian ia tata. Namun semua berubah saat undangan reuni SMA warna merah marun sampai di tangannya - membuat Kiran sekali lagi harus ber...