Part 21 - Kisah

5K 421 11
                                    


London, 1 tahun yang lalu..

Gadis manis itu merapatkan mantel cokelatnya. Udara di London saat ini memang mulai memasuki musim dingin. Rambut panjangnya yang berwarna hitam terurai indah - ditutupi oleh pelindung telinga berwarna senada dengan mantelnya. Tangan kanannya sibuk menekan-nekan layar smartphonenya. Sesekali terdengar gerutuan pelan dari mulutnya. Meskipun gadis itu tengah berada di Inggris, namun gerutuan yang ia keluarkan sama sekali bukan berasal dari bahasa negara tersebut.

"Joe.. beneran minta ditampol itu bocah! Gue bisa mati beku kalau gini caranya.."

"Hey, are you okay aunty?"

Gadis itu berjengit kaget mendengar sapaan bocah laki-laki cilik yang berdiri di sampingnya.

"Oh.. I'm okay handsome. Thanks for asking by the way.." jawab gadis itu, menyunggingkan senyum manisnya.

"Woah.. you look so beautiful with that smile aunty.." timpal bocah laki-laki itu dengan mata berbinar.

"Oh, there's my bus. I have to go now. Nice to see you aunty. Bye!" Lanjutnya lagi dan setelah itu ia bergegas memasuki busnya. Bocah laki-laki itu bahkan masih sempat melambaikan tangannya dari dalam bus.

"Cute banget sih itu bocah.."

"Audi!" Pekikan itu mengalihkan matanya dari bus yang sudah berbelok di tikungan depan, membuat si empunya nama mendengus kesal begitu melihat sosok yang memanggil namanya.

"Sorry.. gue tadi ada urusan mendadak di kampus. Handphone gue mati, habis baterai.."

"Elo tau nggak gue udah nunggu berapa lama? Gue kedinginan bego!" Jawab Audi - gadis itu - menahan emosi.

"Sorry-sorry. Ya udah sekarang masuk mobil dulu, muka elo udah merah gitu.." ujar laki-laki tadi, kemudian menarik Audi masuk dalam mobilnya yang nyaman dan hangat.

*

"Ayo dong Di.. elo jangan ngambek elah. Gue kan udah minta maaf.."

"Elo tau nggak Joe, gue pikir gue bakalan mati beku di sana!"

"Lagian di sana kan ada coffee shop, kenapa elo nggak nunggu di sana aja? Kan seenggaknya elo nggak kedinginan.."

Audi mengerucutkan bibirnya sebal. Tentu saja Audi tahu bahwa di sekitar halte tadi terdapat beberapa coffee shop yang bukan hanya menyajikan kopi-kopi nikmat, namun juga menyuguhkan hawa hangat bagi pengungjungnya. Tapi Audi sudah kepalang kesal, sehingga ia bahkan tidak berpikir untuk masuk ke dalam salah satu coffee shop itu sembari menunggu laki-laki itu menjemputnya.

"Ya kan gue nggak kepikiran. Gue kan udah kesel banget sama elo! Pokoknya elo yang salah! Titik!" Semprot Audi mutlak, membuat laki-laki yang tengah menyetir itu terlonjak kaget.

"Yaakk! Nggak usah teriak-teriak! Gue lagi nyetir. Gue nggak mau mati muda. Gue masih belum nikah!"

"Bodo amat! Dasar Joe ngeselin! Cowok dimana-mana sama aja! Nggak di Indo, nggak di Inggris, semuanya sama-sama ngeselin!"

"TERSERAH! Liat aja kalau elo macem-macem sama gue, pesenan elo nggak bakal gue bawain. Gue cancel! Gue buang!"

Audi yang mendengar hal itu sontak memekik sebal ke arah sepupunya itu.
"Apaan! Enak aja. Nggak bisa gitu dong! Lihat aja elo sampai nggak bawain pesenan gue. Gue aduin ke Tante Rena, biar semua credit card elo ditarik!"

"Dasar cewek, mainnya ngadu-ngadu ke nyokap. Nggak asik elo!"
Joe menekuk wajahnya sebal. Sepupunya yang satu itu memang paling gemar menguji kesabarannya.

REUNI(TE) - [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang