Fr : Kenzo
To : AmandaDmn?
Fr : Amanda
To : KenzoCafé Zen
Fr : Kenzo
To : AmandaGw tunggu di parkiran.
Fr : Amanda
To : KenzoGw balik sama Arzie, gausa ditunggu gapapa zo
Fr : Kenzo
To : AmandaGw hrs anter lo pulang.
Fr : Amanda
To : KenzoHari ini libur dulu nganterinnya, udah yaa... hati2 di jalan
Sejujurnya Amanda juga tidak tahu mendapat keberanian darimana untuk melawan perkataan saudara Kenzo Ardinata seperti itu. Lagi pula, wanita mana sih yang tidak mau diantar pulang sama pria yang ia suka? Tapi lain kasusnya untuk Amanda kepada Kenzo. Walaupun jantungnya berdebar-debar, tapi Amanda benci dengan perasaan itu.
Ia ingin tetap terlihat keren dan baik-baik saja jika berhadap-hadapan dengan lawan mainnya tersebut. Tidak ada perasaan berdebar, kaki yang terasa lemas, tubuh yang rasanya mau jatuh ke lantai atau perut yang terasa seperti diremas sesuatu sehingga imajinasinya terkadang melanglang buana kemana-mana. Jika sudah begini, sepertinya Amanda membutuhkan sesuatu yang harus membuatnya ilfeel dengan Kenzo. Tapi apa?
Karena nyatanya, semenggelikan apapun pria itu dimata Manda, tetap saja hatinya akan jatuh di tempat yang sama.
"Jason dan Giselle, kayaknya gak akan semudah yang gue kira."
Kembali pada kenyataan, sekarang Amanda sedang nongkrong bertiga bersama Julia dan Arzie. Jangan tanyakan dimana keberadaan Gita, pokoknya manusia bucin satu itu sedang menghilang entah kemana dibawa kekasihnya sekarang. Sampai detik ini, Amanda masih belum menangkap sinyal 'Hot News' dari yang Julia katakan padanya lewat pesan singkat tadi. Tapi jika dilihat dari raut wajah frustasi berselimut kebingungan wanita itu... sepertinya Julia tidak main-main dengan ucapannya.
"Memang kenapa?" Tanya Arzie yang sedang menikmati whip cream pada minumannya.
"Giselle kayaknya udah punya pacar gitu. Hm, gimana yang bilangnya? Gue gak tahu itu pacar yang bener-bener dia suka atau dijodohin. Pokoknya dia itu gak mungkin single sekarang. Mengingat karir dia juga udah mulai naik, bisa jadi juga kalau dia pacaran sama anak pengusaha supaya dapet sponsor atau... yah gua gak tahu deh, tapi intinya sulit buat jodohin mereka berdua." Cerita Julia dengan panjang kali lebar kali tinggi seperti rumus balok.
"Lo lihat dia dateng sama pacarnya kemarin?" Tanya Amanda kali ini.
"Enggak sih, tapi dia datang sendirian dan duduk di meja yang sama dengan meja satu keluarga gitu. Katanya Jason, orang-orang yang duduk di satu meja yang sama itu biasanya punya relasi. Kalau Jason sama gue kan bisa duduk satu meja bareng Giselle karena mereka emang temenan. Tapi anehnya, si keluarga ini tuh hubungannya apa sama Giselle? Sampai-sampai bisa satu meja?" Tanya Julia pada kedua sahabatnya yang tentu saja tidak bisa menjawab pertanyaan itu dengan baik. Datang ke acara yang dimaksud saja tidak, apalagi tahu relasi-relasi permejaan seperti itu? Iya kan?
"Ya lo tanya lah sama Jason, masa nanya ke kita?" Jawab Arzie malas.
"Katanya Jason, keluarga Ardinata itu cuman bangun relasi sama orang-orang tertentu aja. Terus, agak tertutup juga... jadi dia gak jawab apa-apa. Tapi emang dasar Jason aja yang gak peka, udah jelas-jelas Giselle keliatan banget kayak bagian keluarga Ardinata kemarin itu... pasti dia dijodohin sama anak pewaris perusahaannya atau sejenis itu. Ya gak sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Titik
Teen FictionSemua orang memiliki awalan kisah mereka masing-masing, namun tak semua orang mengakhirinya sampai titik. Berbeda denganku, aku akan mengakhiri perasaan ini sampai titik terujung dalam kisah kehidupanku, terlebih lagi bab tentang dirinya. Bukan, buk...