"Rokok?"
"Gak dulu."
Brian kembali menyimpan kotak rokok miliknya kedalam saku celana, dan menghisap ujung puntung rokok ditangan pria tersebut. Sementara itu, Kenzo nampak tengah serius membaca sesuatu pada layar ponselnya, entah apa yang membuat kedua dahinya berkerut, tetapi sepertinya sangat amat serius.
"Dimana Amanda?" Tanya Brian.
"Kamar mandi," jawab Kenzo tanpa mengalihkan tatapan matanya sama sekali.
Fr : Jason
To : KenzoZo, Giselle besok berangkat.
Rencananya gue mau anter dia ke bandaraFr : Jason
To : KenzoLo mau ikut gak?
Kenzo menggendikkan kedua bahunya dan keluar dari tampilan layar yang memampang riwayat obrolan antara dirinya dan Jason. Ia tidak membalas pesan pria itu sama sekali, namun langsung beralih pada pesan lain yang masuk ke ponselnya. Aneh, kenapa hari ini ada banyak pesan menumpuk yang masuk?
"Gue ke kamar mandi juga ah, lo disini aja ya... jangan kemana-mana." Brian menepuk bahu Kenzo dua kali, tepat setelah ia memberi pesan pada pria itu bak seorang ayah nan mewanti-wanti putra kecilnya supaya tidak hilang. Tetapi Kenzo hanya terdiam, seolah ia tidak mendengar kata-kata barusan.
Drt!
Fr : Papa
To : KenzoKenzo, papa sudah bicara sama mamamu mengenai rencana perceraian.
Dada Kenzo seketika melengos, kedua matanya dua kali lebih tajam untuk memfokuskan tatapan matanya pada layar ponsel di depannya saat ini. Beberapa kali ia mencoba mengetikkan sesuatu disana, namun berakhir dengan menghapus semua itu untuk mengulang kalimat yang baru. Tidak, ini tidak benar, ia menggelengkan kepalanya dan kembali mengetikkan beberapa kata disana.
Fr : Kenzo
To : PapaTerus, keputusannya gimana?
Fr : Papa
To : KenzoKami batal bercerai.
"Hah?"
Bukan, Kenzo bersuara seperti itu bukan karena ia tidak setuju atau benci dengan keputusan yang ada. Tapi sebaliknya, ia justru sangat bahagia dan tidak menyangka jika semua itu terjadi pada keluarganya. Bukankah ini sebuah keajaiban? Seketika pria itu mengusap kedua lengan dan tengkuknya merinding, lalu setelah itu tersenyum karena merasa bahagia yang terlampau sangat.
"Yah, aku dateng, Brian malah masuk ke kamar mandi tadi?"
Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari arah pintu pembatas antara klub dengan parkiran dalam. Melihat siapa nan berada disana, Kenzo tiba-tiba berlari kecil menghampiri Amanda dan meraih tubuh wanita itu kedalam dekapannya. Ia memeluk wanitanya erat, sampai Amanda sendiri kesulitan bernafas untuk sementara waktu.
"Zo, kenapa?" Tanya Manda bingung bercampur khawatir. Takut sesuatu terjadi lagi pada kekasihnya ini.
"Manda," panggil pria itu sembari mengangkat wajahnya yang bersembunyi pada lekukan leher wanita tersebut, "Mama sama papaku gak jadi bercerai."
"Hah? Seriusan?"
Sama seperti respon Kenzo tadi, Amanda juga ikut terkejut akan kenyataan yang ada. Gadis itu hendak melepaskan pelukan Kenzo akan dirinya tuk melihat bagaimana raut wajah Kenzo saat ini. Namun sayang, tenaganya sangat tidak sebanding karena tenaga Kenzo dua kali lipat lebih kuat daripada Amanda. Tapi apa boleh buat? Bagaimanapun itu, Amanda yakin jika Kenzo sangat bahagia mendengar kabar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Titik
Teen FictionSemua orang memiliki awalan kisah mereka masing-masing, namun tak semua orang mengakhirinya sampai titik. Berbeda denganku, aku akan mengakhiri perasaan ini sampai titik terujung dalam kisah kehidupanku, terlebih lagi bab tentang dirinya. Bukan, buk...