Bermain air adalah kegiatan yang sangat disukai oleh banyak orang. Tak pandang usia, laki-laki atau perempuan, tapi bermain air memang sangat menyenangkan bukan? Sepertinya Julia dan Amanda sangat menyetujui hal tersebut.
Buktinya sekarang mereka berdua tengah asik menikmati dinginnya air pada sungai di dekat villa. Tak hanya berdua, ada pula beberapa teman sesama wanita yang nampak asik mengabadikan momen kebersamaan tersebut lewat layar ponsel mereka. Sementara para pria terlihat asik menjatuhkan diri dari ketinggian sana.
Tak terkecuali Kenzo.
"Kenzo kelihatan banget introvertnya."
Merasa nama pria yang ia suka disebut-sebut, Amanda nan tengah membaluri tangan dengan air, sontak menoleh ke sumber suara. Dimana ia melihat dua teman wanitanya tengah asik berbincang sembari bergurau memandangi para lelaki nan tengah berdiri diketinggian ujung sana.
"Memangnya nyaman ya? Lompat pake kaos? Kenapa ga dilepas aja kaosnya?" Tanya teman wanita mereka yang satu lagi.
"Dia gak pede kali sama badannya."
Setelah itu, mereka semua saling melempar tawa satu sama lain. Merasa terlalu larut akan percakapan dimana seharusnya ia tidak berada di dalamnya, Amandapun kembali fokus pada aktivitas awalnya, dan tak lama kemudian Julia datang bersama salah seorang teman. Sepertinya mereka baru selesai hunting foto di sekitaran sini.
"Cepet banget hunting fotonya?" Tanya Amanda kepada Julia.
"Iya, belum ketemu spot yang bagus." Jawab Julia nan kini sudah duduk diatas bebatuan disamping Amanda, ikut melakukan hal yang sama seperti gadis disampingnya tersebut.
Setelah itu, terdengar suara teriakan para wanita seiring sesuatu jatuh kedalam air. Tenang, bukan hal buruk, melainkan para pria nan baru saja berlomba menunjukkan keterampilan mereka dalam menguasai tubuh ketika melompat. Ada yang bergaya seperti atlet lompat indah di TV-TV seperti Jason, namun ada juga yang memutar seperti Kenzo.
"WUAH!!!" Seru semua penonton di pinggir sungai.
Dalam hati, Amanda ikut memuja. Namun saking terpukaunya ia akan segala hal yang Kenzo lakukan, bibirnya seketika terasa kelu dan hanya bisa menatapi itu semua dengan binar matanya yang indah. Luar biasa, bisa-bisanya ia terhipnotis secepat ini oleh seorang Kenzo Ardinata.
"Kenapa Kenzo pake kaos?" Tanya Julia. Pertanyaan yang sama dengan dua wanita disamping Amanda tadi.
"Gak tahu..." Amanda mengendikkan kedua bahunya kompak.
Disaat yang bersamaan, para pria nampak berenang mendekat ke arah tepi. Setelah itu, mereka semua membaur dan bermain air bersama. Ada yang saling mencipratkan air satu sama lain, ada yang hanya duduk dipinggir untuk bersua ria. Sementara Kenzo? Entah kenapa tiba-tiba pria itu menghilang.
Kemana dia?
"Mau coba lompat kayak yang cowok-cowok tadi gak Man?" Tanya Julia kepada gadis berkaos putih itu.
"Gila lo Jul, yang bener-bener aja deh kalo main." Tolak Amanda langsung.
"Seriusan, kalau lo gak mau... gue ajak Zefanya kali ya?" Julia menoleh ke kanan dan ke kiri demi mencari keberadaan seorang wanita nan terkenal akan ketomboyannya di kelas mereka. Seraya Julia mencari, lagi-lagi Amanda dibiarkan sendirian.
Sampai tiba-tiba, gadis bersurai coklat itu merasakan sesuatu terlampir pada punggungnya. Sebuah jaket berwarna hitam, milik Kenzo pastinya.
Refleks pula Amanda mendongkakan wajah keatas, mendapati sorot tajam Kenzo tengah mengarah kepadanya, sebelum pria itu duduk di tempat yang sudah ditinggali Julia barusan. Canggung sekali, sikap peduli dan diamnya Kenzo benar-benar menciptakan sensasi tersendiri dalam diri Amanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampai Titik
Teen FictionSemua orang memiliki awalan kisah mereka masing-masing, namun tak semua orang mengakhirinya sampai titik. Berbeda denganku, aku akan mengakhiri perasaan ini sampai titik terujung dalam kisah kehidupanku, terlebih lagi bab tentang dirinya. Bukan, buk...