2: pemakaman dan bertemu bidadari

160 48 1
                                    


[Selamat Membaca]


Guci dengan motif bunga berwarna biru itu berada di tengah sebuah meja, Ibu Taeil menaruhnya disana. 

Semalam ketika sampai di rumah, Taeil memberikan hadiah tersebut sebagai tanda terima kasihnya pada Ibunya. 

Semalam kakak perempuannya bersama suaminya datang ke rumah mereka. Moon Byulyi adalah namanya. 

Perempuan cantik dengan rambut pendek serta gaya berpakaian yang sedikit tomboy. Taeil sedikit shock ketika mengetahui kakaknya itu tengah hamil 2 bulan.

"Nanti siang Ibu mau pergi ke makam Papa, mau ikut?" Tanya Soohyeon, Ibu Taeil.

"Tentu, kebetulan hari ini aku sedikit longgar. Nanti biar aku jemput ya Bu," ucap Taeil.

"Ya sudah, berarti kamu berangkat kerja pakai mobil aja supaya nggak usah bolak balik jalan kaki demi jemput Ibu."

Taeil menaruh tangannya di pelipisnya, "siap! Kalo gitu aku berangkat dulu." Soohyeon memeluk anak bungsunya yang sebentar lagi akan ia rindukan.

Dia menuju ke arah basement, tempat dimana mobilnya terparkir. Mobil SUV hitam kilap itu terparkir dekat dengan pintu masuk, sehingga tak perlu jauh-jauh. 

Musik pada radio menjadi penghantarnya menuju ke kantor yang berada 6 KM dari tempat tinggalnya, pagi ini untungnya tidak macet. Jika macet sudah dipastikan ia akan mengambil jalan pintas melewati sekolah SMAnya dahulu. 



ㅡnot that easyㅡ



Jam makan siang pun tiba, setelah selesai dengan makan siangnya. Taeil memberi tahu pada Hyori jika dirinya akan pergi sebentar.

"Kamu nggak papa keluar di jam segini?" tanya Soohyeon saat menaiki mobil.

"Gapapa Bu, lagian aku nggak terlalu banyak kerjaan." 

Mobil hitam itu segera berangkat menuju ke pemakaman.

Selama diperjalanan, Soohyeon tertidur dan hanya menyisakan Taeil yang sedang fokus pada jalanan. Telinganya mendengarkan lagu-lagu yang diputar di radio, matanya melirik sebentar ke arah Ibunya yang tertidur pulas. 

Taeil mempunyai beban pikiran, dia selalu memikirkan bagaimana nasib Ibunya yang akan tinggal sendirian selama dirinya pergi. Memang hanya 3 tahun saja, namun Taeil tidak bisa memprediksi kapan akan benar-benar pulang. 

Pikiran yang tiba-tiba terlintas dibenaknya itu pun segera menyalakan sinyal pada otaknya, Taeil berpikir akan meminta Ibunya untuk tinggal di desa selama beberapa bulan dan ketika ia kembali ke negaranya saat liburan, dia akan membawa Ibunya berwisata di Jepang. "Ide yang bagus!" 

10 menit kemudian, Taeil beserta Ibunya turun dari mobil dan berjalan menuju makam ayahnya yang terletak sedikit jauh dari gerbang masuk. "Kenapa dulu di makamkan kok jauh banget sih, kaki Ibu capek nih." 

"Memangnya Ibu mau aku gendong? Kalo mau, ayo sini."

Taeil setengah berjongkok membelakangi Ibunya yang sedang bercucur keringat, "nggak ah. Malu di lihat orang, biar Ibu jalan sendiri aja."

Penolakkan itu membuat Taeil menghela napas, dia tahu sifat Ibunya yang suka mengomel dan di akhir selalu ingin jadi pemenang. Soohyeon berjalan mendahului anaknya yang baru saja berdiri, tanpa melihat ke arah belakang, beliau asal saja menginjakkan kaki berjalan menuju makam suaminya.

𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐞𝐚𝐬𝐲 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang