11: keinginan untuk menghilang

68 33 7
                                    

[Selamat Membaca]


3 Bulan kemudian

Sudah 3 bulan sejak keberangkatan Taeil ke Jepang, berbagai persiapan sudah ia lakukan dan acara perpisahan dengan para rekan kerjanya berjalan dengan haru. 

Hari ini Taeil hanya bersantai di apartemennya, hidup sendirian membuatnya kesepian. Untuk mengisi kekosongannya, dia mendengarkan lagu dan membaca buku modul yang ia dapat beberapa hari lalu. 

Kebetulan Taeil sudah menemukan teman yang bisa menemaninya, namanya Yura dan Hanata. Kakak beradik itu tinggal di apartemen sebelah.

Hanata mengambil S2 dengan jurusan yang sama seperti Taeil. Sementara Yura, anak itu baru selesai sidang skripsi.

Terkadang, Taeil menelepon Ibunya untuk bertanya kabar. Soohyeon menangis tersedu-sedu ketika Taeil melakukan panggilan video dengannya, katanya rindu. 

Di tembok kamarnya, ia menggantung fotonya bersama Ibu dan kakaknya. Tetapi ada satu foto yang tidak pernah ia lupakan, polaroid hitam putih yang selalu ia simpan di dompetnya. Taeil lebih memilih untuk  tak menggantungnya, dengan alasan jika dirinya takut merindukan Wendy.

Sudah lama Taeil tak menghubungi Wendy, dia juga tak memberi kabar tentang keberangkatannya. Sebenarnya Taeil merasa bersalah karena tidak menghubungi Wendy. 

Dalam pikirannya, Taeil hanya takut kalau Wendy menjadi terpuruk akan kepergiannya selama beberapa tahun mendatang.

Memang pilihannya ini tidak tepat, namun ia telah menitip pesan kepada beberapa temannya agar menyampaikan keberadaan Taeil pada Wendy sewaktu ia bertanya nanti. Jika Wendy tidak mencarinya, maka tak perlu memberi tahunya.

Dia tidak ingin hilang begitu saja. 

Taeil membuka kembali dompetnya, ia menatap fotonya bersama Wendy saat berada di kebun binatang beberapa waktu lalu.

Dadanya terasa sesak karena tidak bisa bertemu dengan Wendy, bahkan sekedar untuk mengirim pesan saja tangannya terasa kaku. 

Baru kali ini Taeil bisa merasakan hampa tanpa kehadiran Wendy yang selalu menyemangatinya lewat telepon setiap pagi. Akan tetapi, sekarang Taeil tinggal di negara orang sehingga harus mengganti nomor ponselnya. 

Taeil jarang membuka ponselnya karena dia serius perihal kuliahnya, tidak ingin membuang-buang kesempatan berharga ini. 

Dan seperti biasa, pukul 7 malam Taeil keluar dari apartemennya untuk mencari makan malam di daerah Hakata, Fukuoka.

Kali ini dia memutuskan untuk makan Ramen Hakata yang terkenal itu, tokonya tak terlalu besar namun antriannya banyak. Tersedia 10 kursi saja sehingga para pengunjung harus lebih bersabar. 

Hanya beberapa kalimat dasar yang bisa Taeil ucapkan dalam bahasa Jepang, sisinya ia menggunakan bahasa Inggris.

Kehidupan yang serba mandiri sempat membuat Taeil kewalahan, sejak dulu Taeil selalu bergantung pada Ibunya sampai ia bekerja. 

Tanpa Soohyeon disampingnya, seperti ada yang kurang. Kehadiran beliau sangat berarti untuknya, ia rindu akan omelan ibunya, pukulan yang beliau berikan, dan juga saat beliau memeluk Taeil sebelum tidur.

Kehangatan seorang Ibu memang tidak bisa digantikan oleh siapapun. 

Sesampainya di warung ramen itu Taeil mendapat kursi dan orang yang datang tidak banyak, keberuntungan datang padanya. "Ichi ninmae o chūmon suru*," katanya. 

(*pesan satu porsi)

Sang juru masak langsung menyiapan pesanan Taeil, dia menunggu sabar sambil melihat-lihat interior warung kecil ini. Tiba-tiba ponselnya bergetar didalam saku hoodie-nya, Taeil tersenyum melihat Byulyi meneleponnya. 

𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐞𝐚𝐬𝐲 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang