4: perang batin

121 42 2
                                    


[Selamat Membaca]


Sebelum berangkat ke kantor, Taeil mampir dulu ke sebuah kafe. Pagi ini entah mengapa matanya menjadi susah sekali untuk di buka, rasa kantuk itu masih mengganjal.

Dia takut jika tak bisa bekerja secara optimal saat di kantor, "es latte satu ukuran reguler."

Sambil menunggu pesanannya jadi, Taeil membaca sebuah novel yang ia bawa di tas ranselnya itu.

Drrt drrt..

Ponselnya bergetar, ia langsung menaruh novel diatas meja dan mengecek ponselnya.

"Hm?"

Alis Taeil tertaut, dia heran dengan notifikasi yang masuk di pagi hari. Karena tak mau mood-nya rusak pagi ini, ia membaca pesan itu tanpa menjawabnya. Namun sudah ada niatan akan membalasnya setelah pulang kerja.

"Loh kok kamu nangis sih?" Taeil datang dengan membawa dua kopi, satunya untuk Hyori. Wanita itu sedang menggenggam tisu yang basah karena air matanya, "ngapain sih nangis segala? Nih minum dulu kopinya."

"Makasih ya Pak."

Hyori membuka plastik sedotan dan menancapkannya ke gelas bersegel itu. Sambil sesenggukkan, ia terus menyesap kopi itu. "Nanti kalau mau kasih surat yang perlu di tanda tanganin, kamu cek dulu ya. Saya nggak mau ada satu huruf yang salah ketik," perintah Taeil.

"Siap Pak!"

"Udah itu air mata di hapus, jangan lupa ngaca. Kayaknya eye liner-mu itu leleh deh, item smua. Jelek banget ih," ujar Taeil sambil tertawa.

Hyori semakin menangis setelah diejek oleh atasannya, ternyata rasa pahit pada kopi yang Taeil beri tak mampu meredakan tangisan Hyori. "Pak Moon kalo ngomong yang bener dong!"

Ada-ada aja sekretaris satu ini.

Taeil tak habis pikir dengan kehidupan sekretarisnya itu, setiap pagi selalu meringik padanya. Jika bisa, dia ingin membekap mulut Hyori.

Dari balik pintu Hyori memunculkan kepalanya, itu sudah menjadi kebiasaannya. "Pak, cek pesan dari saya ya. Penting banget soalnya," Taeil mengiyakan ucapan Hyori.

Ia segera membuka ponselnya, benar saja ada beberapa pesan yang Hyori kirim.

Taeil menghela napas berat, akhir-akhir ini sikap Hyori mendadak berubah menjadi sedikit menyebalkan meskipun pesan barusan adalah berita bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeil menghela napas berat, akhir-akhir ini sikap Hyori mendadak berubah menjadi sedikit menyebalkan meskipun pesan barusan adalah berita bahagia.

Dia memencet tombol yang tersambung dengan meja Hyori agar wanita itu bisa menemuinya.

"Kamu ada masalah apa sih? Setiap hari bercanda mulu, nggak tahu kalau saya sibuk ya?"

"Maaf Pak kalau merasa nggak nyaman, habisnya cuman ada satu orang aja yang mau dengerin keluh kesah saya. Jadinya saya merasa nyaman dan aman kalau ceriga ini itu ke Pak Moon. Maaf kalau saya udah kelewatan Pak," Hyori menundukkan kepalanya.

𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐞𝐚𝐬𝐲 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang