[Selamat membaca]
Sesuai janji Taeil 3 hari yang lalu, ia akan mengajak Wendy pergi ke pusat perbelanjaan yang ada di daerah Tenjin.
Disana banyak sekali ruko dengan brand terkenal. Mulai dari pakaian, sepatu, hingga makeup.
Mereka memilih menggunakan kereta dari stasiun Hakata menuju Stasiun Tenjin, butuh 6 menit saja untuk sampai.
Sejak pagi, mereka telah menonton film secara maraton. Sehingga begitu sudah bosan, pada akhirnya di sore hari mereka memutuskan untuk pergi membeli oleh-oleh.
"Kok sepi sih daerah sini?" Tanya Wendy begitu menginjakkan kaki di pusat kota.
"Nanti malam ramenya, kalau sore begini orang-orang lebih milih buat nongkrong di kafe."
"Oh.. Tapi ini kan lagi holiday."
Taeil tak menjawab dan hanya mengendikkan bahunya.
Dia melihat pohon natal berukuran raksasa di tengah taman yang lampunya belum dinyalakan. Taeil yakin ketika malam tiba pasti pohon itu akan sangat indah, ditambah lagi dengan lampu taman yang warna-warni.
Dia pernah beberapa kali datang ke daerah Tenjin bersama Hanata dan juga Sven. Selain berbelanja, dia juga terkadang mengunjungi Sujin yang tinggal disana.
"Mampir kesini yuk?" Ajak Wendy ketika mereka berdiri didepan toko baju. Taeil menurut saja saat padding-nya ditarik oleh perempuan kecil itu.
Wendy melihat-lihat baju yang ada disana, matanya terus mengarah pada deretan baju yang tergantung di tembok. "Itu bagus nggak sih?"
Tangannya menunjuk sebuah dress sepanjang lutut dengan motif kotak-kotak. "Bagus."
Lelaki itu setia berdiri disamping Wendy, terkadang dia juga memutar tubuhnya karena bosan. Wendy melarangnya untuk duduk supaya ketika dia ingin bertanya tak perlu mendatanginya.
"Taeil, bilangin mbaknya dong. Aku mau dress yang itu sama yang ada di tas ini."
"Beli sebanyak itu ya?"
"Eung! Ada untuk aku, mama, bi Gyuni, kak Byulyi dan ibu."
"Ohh. Aku kira buat kamu semua, sebentar ya."
Setelahnya, Taeil membantu Wendy untuk membayar dan membawakan belanjaannya sekalian.
Keluar dari toko itu, mereka berjalan lagi ke beberapa blok sebelum akhirnya matahari terbenam.
Hanya beberapa meter lagi sampai ke toko sepatu, tetapi Wendy mengeluh kelelahan. "Ya udah duduk dulu," saran Taeil.
Untungnya disana ada kursi panjang di pinggir jalan sehingga mereka bisa rehat sebentar sambil minum air mineral.
Taeil memperhatikan perempuan disampingnya, ia sedang memijit pahanya yang terbalut oleh celana hitam. "Mau aku bantu?" Taeil menawarkan dirinya. Wendy menggeleng, tidak mau merepotkan Taeil saat ini, sebab dia telah membawakan barang belanjaannya.
"Tanganmu nggak dingin?" Tanya Taeil penasaran, tangan Wendy sangat pucat.
"Lumayan."
Tanpa aba-aba, Taeil mengambil kedua tangan Wendy dan ia genggam seerat mungkin. Sesekali ia meniupnya agar terasa hangat.
Walaupun telah berbuat manis seperti itu, tetap saja wajah Taeil datar-datar saja seolah tak terjadi apa-apa.
Memang benar jika dia tidak pintar mengekspresikan perasaannya tetapi semua perlakuannya pada Wendy berhasil membuat perempuan itu tersenyum. "Gomawo," katanya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐞𝐚𝐬𝐲 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️
Fanfiction[Nov 14, 2021] ft. taeil wendy judul sebelumnya: meet me in japan. Kedatangan Wendy ditengah kehidupan bising Taeil membuatnya selalu memikirkan wanita itu. Bertahun-tahun sudah ia lewati dan tak pernah terlintas sedikit pun soal Wendy, cinta perta...