33: aku menikahinya

64 27 2
                                    

[Selamat Membaca]


"Sayang!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang!"

Wendy menolehkan kepalanya saat mendengar suara calon suaminya, "kamu ngapain jongkok gitu? Nanti gaunnya kena tanah, ini kainnya putih loh." Taeil dengan sigap memegang bahu Wendy untuk berdiri. 

"Nggak, gapapa kok. Tadi lagi lihatin kupu-kupu di atas pohon tapi mereka jadi hilang karena suaramu," Wendy menghela napasnya kecewa.

Taeil yang masih memakai kemeja putih hanya terkekeh melihat wajah cemberut Wendy, "haduh rasanya pengen ngelus rambutmu tapi kok kayaknya bakal kena marah."

"Jangan pegang, ini udah rapi." 

Wendy memundurkan dirinya selangkah menjauh dari tangan usil Taeil.

Mereka berakhir berbincang dengan topik Taeil yang terlalu memuji bahwa Wendy sangat cantik pagi ini. Dia sangat terpesona dengan aura Wendy, rambut pendek itu sangat cocok untuknya. Apalagi gaun putih yang ia kenakan, duh Taeil sudah tidak bisa berkata-kata betapa bahagianya dia pagi ini. 

Tak berselang lama Haenim keluar dari gedung itu dan berdiri di teras, pandangannya tertuju pada kedua oranng yang akan menikah hari ini. "Hei, kalian sini masuk. Tamunya udah mau datang." teriak Haenim.

Baik Taeil maupun Wendy tertawa dan mendatangi Haenim yang sedang berkacak pinggang. "Kalian ini kan seharusnya nggak boleh ketemu kalau belum pemberkatan, ada-ada saja." ujar beliau.

"Maaf, pa. Saya yang nyamperin Wendy tadi, habisnya cantik banget." kata Taeil.

Wendy mengerutkan dahinya demi menyamarkan wajah salah tingkahnya. "Ada-ada aja kamu ini," Taeil berhasil terkena pukulan kecil darinya. 

"Ya udah ayo masuk," ajak Haenim. 


•••


Kala itu Taeil sudah berdiri di atas panggung bersama sang pastor dan sudah bersiap untuk mengikrarkan janji suci pernikahan. Setelah pembukaan dan beberapa rangkaian acara, akhirnya Wendy dipersilahkan untuk masuk. 

Taeil menegakkan tubuhnya dan sudah bersedia melangsungkan janji pernikahan. Hening menyergap, hanya terdengar suara jepretan kamera yang mengabadikan momen sakral ini. 

Tepat 30 menit setelah itu acara pemberkatan dimulai dan dalam waktu singkat pula akhirnya mereka resmi menjadi pasangan suami istri.

"Temani aku sepanjang hidup, ya?" 

Wendy mengangguk dengan air mata bahagia yang menetes perlahan. Lalu, Taeil meraih tangan Wendy dan memasangkan cincin di jari manisnya dengan gemetar. Taeil gugup luar biasa. 

Hari ini adalah hari bahagia untuk semua orang yang ada didalam gedung putih ini. Mereka berpesta dan mengucapkan selamat satu sama lain.

Tidak ketinggalan pula Ha Jun yang sibuk menari kala musik jazz dimainkan, dia mengajak adiknya untuk berdansa. Tapi lagi-lagi ditentang oleh neneknya.

𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐞𝐚𝐬𝐲 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang