24: Wendy yang bahagia

51 24 8
                                    

[Selamat Membaca]


Hmm... aroma ruangan ini terasa asing karena sudah lama Wendy tak menggunakannya. Cairan pengharum ruangannya pun sudah kosong dan juga kamar ini tampak singup sebab selambunya yang selalu tertutup.

Wendy duduk dipinggiran kasur menghadap ke televisi, dibawahnya terdapat meja panjang tempat ia menaruh barang-barang. Ada satu hal yang menarik perhatiannya, yaitu polaroid-nya bersama Taeil. 

Dia merindukan lelaki itu dari segala aspek. Mulai dari bentuk wajahnya, tubuhnya, senyumannya, suaranya, langkah kakinya, kehangatannya, aroma tubuhnya, dan pastinya kehadirannya yang selalu ia nantikan. 

Semakin mengingat Taeil, semakin pula Wendy ingin merobohkan diri. Kenyataan pahit yang saat ini sedang ditapakinya menjadi penyebab mengapa Wendy ingin putus asa.

Kalau pun Taeil bisa merengkuhnya, sudah bisa Wendy pastikan dia tak akan melepaskannya. Selama ini hanya Taeil dan Inseong saja yang bisa menyemangatinya. Kedua orang tuanya tidak bisa diandalkan. 

Pandangan Wendy buyar tatkala suara ketukan pintu yang terdengar sangat pelan, Wendy tidak yakin jika ada orang yang mengetuknya. Dia menaruh foto itu dan beranjak mendekati pintu.

Mungkin papa sudah sampai.

"Iya sebentar," ucap Wendy sambil merapikan rambutnya.

Pintu kamarnya tak berderit sama sekali dan membuat suasana hening itu tampak seperti sebuah halusinasi belaka saja. Wendy mengernyitkan dahinya, berusaha tidak mau percaya jika seseorang yang tersenyum didepan matanya kini adalah Taeil.

"Hai," katanya dengan senyuman tipis.

Tubuhnya langsung bergetar begitu mendengarnya, tidak mungkin seseorang yang baru saja terlintas dipikirannya mendadak ada di depan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhnya langsung bergetar begitu mendengarnya, tidak mungkin seseorang yang baru saja terlintas dipikirannya mendadak ada di depan matanya. Jelas ini halusinasi saja.

"Ah aku pasti halu," Wendy berbalik dan masuk ke dalam kamarnya.

Brak!

Taeil menghela napas, mungkin Wendy masih dalam pikiran kosongnya. Sekali lagi dia ketuk pintu kamarnya, siapa tahu kali ini Wendy percaya jika kehadirannya memang nyata.

"Wen.. Kamu nggak mau ketemu aku?" tanya Taeil dengan suara halusnya.

Di dalam sana Wendy mematung dan yakin jika pendengarannya tak salah, dia segera membuka pintu kamar dan melihat tubuh lelaki itu masih disana dengan senyum yang sama.

Seperti anak kecil yang polos, Wendy menyentuh lengan Taeil dengan jari telunjuknya. Memastikan kembali kalau itu memang tangan seorang manusia.

"AAAAAAKKKKHHH!"

Mendengar suara teriakan, Inseong bergegas mengecek keadaan. "Kenapa kenapa?!"

Kakinya terhenti begitu melihat Wendy histeris sambil memeluk kekasihnya, Inseong tertawa kecil melihat mereka berdua saling melepas rindu.

𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐞𝐚𝐬𝐲 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang