[Selamat Membaca]
"PAK MOON!!" Teriakkan itu memenuhi lorong lantai 12.
Para pegawai yang sedang fokus dengan komputernya masing-masing, sekarang malah beralih pandangan ke arah Seulgi yang sedang berjalan cepat seperti orang terbang.
"Bisa nggak sehari aja nggak bikin ulah? Lihat tuh, yang lain jadi nggak fokus hanya karena teriakanmu."
Kebetulan Taeil baru saja mendatangi Kyubin dan berjalan melewati ruangan staff yang hanya disekat oleh tembok putih dan kaca berukuran sedang, sehingga mereka semua bisa mendengar teriakan Seulgi.
"Maaf pak, saya buru-buru jadi lupa kondisi," setelahnya ia menundukkan kepalanya.
"Terus tujuanmu manggil nama saya apa?"
"Ah! Ini pak dokumen yang dikirim oleh YFA ada ditangan saya dan siap untuk bapak tanda tangani." Seulgi memberikan beberapa lembar kertas yang sudah di pisahkan berdasarkan kategorinya.
Taeil menerimanya, "kenapa nggak kasih diruangan saya aja?"
"Niatnya sih begitu, tapi saya liat Pak Moon disini ya langsung saya kejar."
"Sambil teriakin nama saya gitu? Lain kali jangan seperti itu, nggak sopan. Saya ke ruangan dulu." Lelaki dengan jas hitam itu masuk ke dalam ruangannya dan berkutat dengan pekerjaan selama beberapa jam.
Hyori hari ini tidak secerewet biasanya dan itu hal yang bagus karena dia hampir memenuhi kriteria sekretaris idaman Taeil. Sebenarnya yang Taeil inginkan adalah sekretaris yang tenang, cekatan, dan selalu sigap.
Kekurangan Hyori adalah perempuan itu tidak pernah tenang dan terlalu ramai menurutnya, namun entah mengapa hari ini dia mengunjungi Taeil hanya 2 kali dan membuat suasana menjadi sepi.
Dia hanya menanyakan tentang dokumen yang di beri Seulgi dan juga makan siang Taeil. "Ada masalah apa?" Taeil bersandar pada pintu.
Ada pemandangan yang tidak biasa dari wajah Hyori, jika biasanya bibirnya itu selalu berwarna merah tetapi mengapa sekarang tidak memakai lipstik. Dia juga menggunakan jaket, apakah ruangannya terlalu dingin?
"Remote AC nya dimana?" tanya Taeil.
Dengan wajah yang sedikit tertunduk, Hyori berusaha untuk mengambil remote yang ada di laci mejanya, ia melihat Taeil lewat sudut matanya. "Ini pak, silahkan."
Tit!
Suhu pada AC berhasil Taeil tinggikan satu angka agar ruangan tidak terlalu dingin. Sebenarnya Taeil peka dengan perubahan Hyori, perempuan itu pasti sedang sakit. "Kalau sakit nggak usah diteruskan kerjaannya, kamu pulang aja."
"Nggak apa pak, saya cuman flu biasa."
"Tapi wajahmu pucet loh. Lebih baik kamu pulang dan besok nggak usah masuk, sudah saya izinkan. Dari pada sakitmu semakin parah, bakal buruk banget kalau sampe masuk rumah sakit. Sebentar lagi kamu mau nikah loh, kasian tunanganmu jadi repot ngurusin kamu nanti."
Hyori menimbang-nimbang, haruskah dia meninggalkan kantor dan Taeil yang akan mengurus semuanya sendirian. "Terus yang mengatur jadwal Pak Moon siapa kalau bukan saya? Sebentar lagi jam pulang, Pak moon tenang aja." Hyori melihat jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 15:22 sore, kurang 3 jam lagi waktu pulang kantor.
"Tidak ada penolakkan. Yang bernama Lee Hyori silahkan pulang karena Pak Moon sudah memberi izin. Cepet beresin barangmu sebelum saya berubah pikiran."
"Baik pak, terima kasih sudah mengizinkan saya pulang lebih awal." Akhirnya Hyori pasrah juga setelah dipaksa oleh atasannya.
Semua yang Taeil lakukan adalah demi kebaikan Hyori, jika tidak istirahat sekarang maka tubuhnya akan semakin lemah meskipun hanya flu biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐞𝐚𝐬𝐲 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️
Fanfiction[Nov 14, 2021] ft. taeil wendy judul sebelumnya: meet me in japan. Kedatangan Wendy ditengah kehidupan bising Taeil membuatnya selalu memikirkan wanita itu. Bertahun-tahun sudah ia lewati dan tak pernah terlintas sedikit pun soal Wendy, cinta perta...