15: Jepang bersama kamu

59 29 9
                                    


[Selamat Membaca]


Ini adalah hari keenam Wendy berada di Jepang bersama Taeil, tak terasa jika waktu berlalu begitu cepat. Saat ini dirinya sedang bersiap untuk menemui Sujin di taman dekat apartemen, sedangkan Taeil, dia akan membersihkan rumah dan bermain game.

"Hati-hati di jalan, nanti usahakan makan malam dirumah aja ya," Taeil berpesan. Wendy mengangguk dan berjalan keluar.

Tangannya tergerak untuk menghubungi Sujin, Wendy tahu jika rumah Sujin jauh sehingga dia harus menaiki kereta terlebih dahulu dan berjalan 500 meter ke arah taman.

"Aku sudah sampai, di kursi panjang dekat pohon besar."

Sesuai petunjuk dari Sujin, Wendy mulai mengedarkan pandangannya untuk mencari Sujin.

Di taman ini, banyak pohon besar dan beberapa kursi panjang yang membuatnya bingung. Tetapi ada satu orang yang menghadap ke kolam kecil dengan syal yang melingkar pada lehernya.

"Sujin?"

"Oh, hai. Duduk sini."

Sujin menggiring Wendy untuk duduk disampingnya, ia membawa satu bungkus takoyaki yang sempat ia beli diperjalanan tadi. "Wah, makasih ya." Wendy menerimanya.

Ia mulai makan sesuap dan ternyata rasanya enak sekali, ini adalah takoyaki terenak yang pernah Wendy makan. "Oh ya, kenapa ngajak ketemuan? Kamu pasti mau cerita lagi ya?" Tebak Wendy, pipinya menggembung karena Takoyaki bulat itu.

"Iya. Karena kebetulan kamu masih disini jadinya aku pengen ngobrol terus sama kamu, aku nggak punya banyak teman perempuan disini. Itupun kalau ada pasti mereka bukan orang Korea, jadi sedikit menyulitkan untukku."

Wendy tersenyum, "gapapa. Itu wajar. Cuman, dari kemarin aku belum tahu kamu asalnya dari mana. Can you tell me?" 

"Ah iya juga ya, aku lupa cerita. Aku dari Gyeongi, tepatnya di distrik Paju. Sedikit jauh dari Seoul, tapi aku lumayan senang tinggal disana, nggak terlalu sibuk."

"Paju? Aku punya keluarga disana, tapi jarang ketemu karena sudah sepuh, jadi hanya mama papa saja yang kesana. Kalau ada kesempatan nanti, aku pasti bakal datang ke rumahmu di Paju ya."

Raut wajah Sujin mendadak berubah setelah mendengar Wendy akan mengunjungi rumahnya. "Tapi Wen, sepertinya aku nggak akan kembali lagi kesana."

"Eh? Kenapa? Bukannya kamu senang ya tinggal disana?"

"Iya aku senang, tapi keadaan keluargaku nggak sebaik itu jadinya aku memutuskan untuk tinggal disini selama 5 tahun kedepan. Lagi pula, orang tuaku nggak pernah mencari aku sampai detik ini."

Wendy bisa melihat wajah yang tak biasa dari seorang Sujin, wanita dengan bentuk wajah yang tegas itu kini meneteskan air matanya. Tangan Wendy terulur untuk mengelus pundaknya.

"Sujin, gapapa kamu menangis sekarang. Itu penting untuk kelegaan hatimu, kamu boleh kok bercerita banyak hal ke aku. Karena aku pernah membaca suatu tulisan, terkadang curhat sama orang asing itu lebih menyenangkan karena nggak akan dihakimi, dan sekarang kamu bisa sepuasnya cerita segala hal ke aku."

"Beneran gapapa? Apa kamu nggak terganggu dengan semua ceritaku? Aku takut kalau citraku jadi jelek di kamu karena masalah-masalah yang aku alami."

"Enggak akan, pasti aku akan dengerin sampe selesai."

Sudah menjadi kebiasaan bagi Sujin, dia akan menundukkan kepalanya sebelum bercerita sesuatu yang menyedihkan.

"Kenapa ya kedua orang tuaku itu nggak mau bercerai saja? Masalah mereka nggak akan pernah selesai kalau tetap bertemu dan imbasnya selalu di aku. Aku selalu merasa sebagai beban untuk mereka. Padahal yang aku mau adalah menjadi anak emas untuk mereka, menjadi kebanggaan mereka, dan jadi satu-satunya anak yang paling mereka sayangi. Tapi, kenyataan berkata lain."

𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐞𝐚𝐬𝐲 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang