13: rindu yang terbayarkan

66 33 6
                                    

[Selamat Membaca]



Sepulangnya dari kampus, Taeil dengan tergesa-gesa pergi menuju bandara sebab hari ini Wendy akan datang mengunjunginya.

Sebetulnya ini sangat mendadak, Wendy mengabari keberangkatannya semalam. Sehingga Taeil tidak memiliki waktu untuk bersiap-siap, dia hanya punya waktu untuk menyewa mobil dan lupa untuk membersihkan tempat tinggalnya.

Jarak dari kampusnya menuju bandara sekitar 25 km dan membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai.

"Aku sudah di jalan, tunggu di kafe yang ada disana ya. 15 menit lagi aku sampai."

Dengan sabar Wendy menunggu Taeil menjemputnya, dia segera mencari kafe yang dekat dengan pintu keluar agar Taeil bisa menemukannya dengan mudah.

Kopernya yang berwarna biru muda itu ditaruh disamping kursinya, Wendy menyesap minumannya sembari bermain ponsel.

Tidak lupa juga untuk memesankan Taeil minuman kesukaannya, yaitu iced latte. Dia tahu banyak hal mengenai Taeil semenjak pergi ke kebun binatang, walaupun waktu itu rencana tak berjalan dengan baik namun Wendy tetap senang karena secara tidak langsung Taeil mulai membuka diri.

Banyak cerita yang Taeil sampaikan mengenai hidupnya, dia memberi tahu Wendy soal hobinya memainkan alat musik dan ia juga suka bermain game.

Untuk hari libur, Taeil suka menghabiskan waktu di kamar dan di pagi hari jogging sebentar lalu tidur lagi.

Hal sederhana yang Taeil lakukan sempat menarik simpati Wendy. Selain sayang dengan orang tua, Taeil juga suka berolahraga dan terkadang memasak.

Soohyeon sering mengeluh ketika dapurnya dibuat berantakan oleh anak bungsunya itu. Tetapi beliau memaklumi jika Taeil harus bisa memasak di usianya yang semakin tua.

20 menit kemudian, Wendy terbelalak begitu melihat lelaki dengan mantel tebal berwarna hitam itu berjalan ke arahnya sembari melambaikan tangan.

Saking senangnya, Wendy berdiri lalu memeluknya dengan erat. Tanpa ia sadari, Taeil turut membalas pelukannya dan mengelus rambutnya.

"Wah.. Long time no see! Kangen banget tau.." Ucap Wendy saat melepaskan pelukaanya.

Taeil tersenyum, lega rasanya bisa melihat Wendy didepan matanya.

Selama ini mereka hanya bisa bertatap maya saja, tetapi untuk sekarang dan beberapa hari ke depan, Taeil bisa merasakan kehadiran Wendy disampingnya.

"Ayo," ajak Taeil yang kemudian menggeret koper milik Wendy. Dia memarkirkan mobilnya di gedung parkir sehingga mereka harus melewati beberapa belokan dan juga jembatan gantung.

Wendy dengan langkah kecilnya mengikuti lelaki yang ada didepannya sambil menutupi hidungnya dengan syal yang ia buat sendiri. Angin hari ini sangat kencang hingga membuat hidungnya terasa dingin dan bahkan sempat buntu sebelah.

Namun hal itu berhasil ia tangani setelah menghirup minyak roll on berbau mint yang selalu ia bawa.

"Dari Busan langsung kemari?" Taeil memelankan langkahnya supaya sejajar dengan Wendy.

Wendy mengangguk kecil. "Eung. Memang sengaja supaya penerbangannya nggak terlalu lama, aku suka bosan kalau di pesawat."

"Ada acara apa di Busan?"

"Nggak ada acara, cuman mengunjungi sepupuku. Kebetulan dia memesan gaun di aku, jadinya sekalian aku antar kesana."

Sedang asik bercerita, tiba-tiba Taeil menggenggam tangannya untuk menyebrangi jalanan tanpa lampu lalu lintas itu. Wendy buru-buru menutupi pipinya yang terasa dingin sekaligus mulai memerah, mungkin?

𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐞𝐚𝐬𝐲 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang