29: melewatkannya

33 20 4
                                    


[Selamat Membaca]


Seluruh barang bawaan sudah Taeil masukkan ke dalam mobil, hari ini dia akan mengikuti workshop yang diselenggarakan oleh kantor di daerah Daegu.

Taeil memutuskan untuk menggunakan mobil dan bukannya kereta, padahal jarak Seoul ke Daegu sangat jauh. Tapi kali ini dia tidak kesepian karena Jaebom dan Kyubin akan menemaninya.

Lalu Hyori dan Seulgi? Ya, Hyori sudah berangkat sejak kemarin malam menggunakan kereta bersama suaminya sementara Seulgi telah resign sejak menikah dengan Jaebom beberapa bulan lalu.

Sebelum berangkat menuju Daegu, Ha Jun ingin Taeil mengantarnya sampai sekolah. Anak itu sudah mengancam akan mogok sekolah jika pamannya tak mengantarkan dirinya sekolah.

Pada akhirnya Taeil, Jaebom, dan Kyubin harus mampir ke sekolah Ha Jun terlebih dahulu.

Ha Jun duduk dibelakang bersama Kyubin, anak itu berkenalan dengannya sambil mengobrol banyak hal soal sekolahnya.

Sementara Taeil dan Jaebom sibuk membicarakan soal workshop nanti.

Sekitar 15 menit kemudian mereka akhirnya sampai di sekolah Ha Jun, Taeil mengantarnya sampai didepan pagar sekolah.

"Selamat pagi Ha Jun," ucap sang guru. 

Diketahui nama guru tersebut adalah Ahn Bona, Taeil melihat tanda pengenal yang dikalungkan pada leher wanita tersebut.

Ha Jun melompat ringan karena mendapat permen dari Bona, itu ada reward bagi anak-anak yang datang lebih awal. "Terima kasih ssaem! Oh ya kenalkan ini samchon, dia mengantarku hari ini karena sekalian mau pergi ke Daegu bersama teman-temannya."

"Ha Jun... Jangan terlalu banyak bicara," bisik Taeil.

"Apaan sih, kita harus banyak bicara supaya hatinya senang. Jangan diem mulu."

Apa yang dibicarakan Ha Jun memang masuk akal, selama ini Taeil tidak banyak bicara karena tak ingin berurusan lama-lama dengan orang. Itulah sebabnya dia tak memiliki banyak teman.

Bona hanya tersenyum, sepertinya terpesona dengan ketampanan Taeil pagi ini. "Perkenalkan saya Ahn Bona, guru matematika di sekolah ini." katanya sambil membungkukkan badan.

Taeil pun membalasnya, "mohon bantuannya untuk menjaga Ha Jun.. Maaf kalau dia merepotkan dan cerewet," ucapnya.

"Hei, aku tidak merepotkan siapapun.. Jadi om cepat berangkat aja deh, keburu siang." Ha Jun malah mengusirnya tanpa bilang terima kasih telah diantar.

Taeil menggelengkan kepalanya tak percaya anak sekecil itu bisa bawel. "Ya sudah om pergi dulu, sampai ketemu hari sabtu Ha Jun."

Anak itu melambaikan tangan ke arahnya dan masuk ke dalam sekolah.

Seusai masuk ke dalam mobil, Taeil langsung menjalankan kembali mobilnya.
Perjalanannya kali ini tak Wendy ketahui, dia telah membiarkan pesan Wendy sejak kemarin malam. Perasaannya belum membaik, rasa bersalahnya belum juga surut.

Taeil masih terus memikirkan soal pertunangannya nanti. Apakah dilanjutkan saja atau dibatalkan saja?

Ah tidak tidak, Taeil ini sudah dewasa. Harus berpendirian teguh dan berani mengambil keputusannya.

Iya, aku pasti bisa. Batinnya dengan berat hati.

Jaebom yang sadar keanehan Taeil dari tadi pun menegornya. Tidak seperti biasanya Taeil nampak lesu. Kalau sifat pendiamnya sih memang sudah melekat, jadi Jaebom tak khawatir.

𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐞𝐚𝐬𝐲 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang