9: capek hati

56 32 3
                                    


[Selamat Membaca]


Sesampainya di rumah Taeil, Wendy dipersilahkan untuk menunggu di ruang tamu selagi Soohyeon menyiapkan teh. Sementara Taeil langsung berlari ke atas menuju kamarnya untuk mencoba baju yang ia beli tadi. 

"Nggak perlu repot-repot begini, Bu." Wendy menghampiri Soohyeon yang sibuk didapur. 

Rencananya beliau menyiapkan makanan untuk Byulyi dan Minhyuk yang akan datang sebentar lagi. Wendy tanpa disuruh jadi ikut membantu, meskipun hanya memotong daun bawang dan mencuci tahu serta sayuran. 

Soohyeon senang sebab ada yang membantu, pekerjaan terasa lebih ringan. Beliau juga melihat bagaimana terampilnya Wendy saat memotong timun sebagai hiasan. 

Pekerjaan mereka selesai dibarengi dengan matahari yang mulai terbenam, Soohyeon dan Wendy mengobrol santai sambil minum teh. "Bu, kalau boleh tau. Taeil kemana ya? Apa dia di kamarnya?" Tanya Wendy, dia sedari tadi menunggu momen yang pas untuk bicara dengan Taeil. 

"Dia lagi diatas, kamu bisa kesana kalau mau. Ibu akan ngurusin cucian baju dulu," Wendy mendapat izin dari Soohyeon untuk bisa ke atas. Dengan berhati-hati, ia menaiki anak tangga tersebut. 

Begitu mencapai lantai 2, ia mendongakkan kepalanya dan ternyata Taeil sedang duduk sambil menonton tv. "Kenapa kesini?" Tanyanya. Sudah sepantasnya jika Taeil menyambut Wendy dengan hangat dirumahnya, namun hal tersebut tak ia lakukan. 

"Boleh duduk disini?" 

Taeil mengiyakan. 

"Ibu menyuruhku untuk kemari, aku kira kamu tidur tadi." 

Tak ada jawaban dari Taeil, dia terlalu fokus pada acara tv yang ditonton. Wendy hanya bisa menghela napas berat karena merasa kehadirannya tak dianggap.

"Taeil, memangnya aku sangat mengganggu kehidupanmu ya? Maaf kalau aku tiba-tiba datang dan merubah hidupmu, tapi aku sama sekali nggak ada niatan untuk mengusik kamu kok. Setelah ini aku pulang, makasih sudah membiarkan aku jalan bersama Ibu." 

Wendy bangun dari duduknya, jauh dilubuk hatinya ia kecewa dengan sikap Taeil yang selalu membiarkan dirinya diam seribu bahasa seperti itu. "Wen, jangan pulang. Aku yakin kalau Ibu nggak akan suka, lebih baik nanti aja." Kata Taeil.

"Kenapa? Kamu kan nggak ingin aku disini, lebih baik aku pulang aja."

Taeil menggeleng. "Lebih baik ikut aku." 

Tanpa banyak bicara, dia mengajak Wendy ke balkon yang ada di sebelah, sengaja datang kesana karena ia ingin merasakan angin. "Apa yang mau kamu bicarain?" Wendy diam saja, sepertinya kehabisan bahan obrolan. 

Kekesalan yang Wendy rasakan telah memubuncah, ia memutuskan untuk memutar balikkan pertanyaan Taeil. "Kenapa kamu selalu bertanya itu ke aku? Gimana kalau sekarang aku yang tanya, apa ada hal yang mau kamu bicarakan?" 

"Nggak ada." 

"Kalau gitu, boleh nggak aku minta sesuatu ke kamu? 

"Apa?" 

"Memang susah ya untuk menerima aku lagi? Aku nggak minta lebih loh, hanya berteman aja. "

Taeil menatap tajam ke arah Wendy. "Wen, dengerin ya. Kesalahan yang pernah kamu lakukan itu bener-bener menyiksa aku, memang bener kalau masalah diantara kita itu sepele dan aku sudah memaafkan kamu. Tapi, kamu nggak pernah tahu rasanya jadi aku kan? Stop begging on me."

𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐞𝐚𝐬𝐲 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang