12: ordinary day

69 31 4
                                    

[Selamat Membaca]


Taeil dan Hanata setiap hari jumat pasti datang ke kampus untuk mengikuti kelas, mulai dari pukul 10 pagi sampai 3 sore.

Ada tiga mata kuliah yang harus Taeil ikuti dan semuanya memerlukan waktu yang lama untuk membahas satu materi, untungnya semalam ia sudah membaca beberapa materi yang akan dibahas hari ini.

"Parah, gue nggak paham." 

Hanata memasukkan laptopnya usai pembelajaran pertama dan selanjutnya mereka akan makan siang terlebih dahulu.

Dengan santai, Taeil mengikuti Hanata dari belakang. "Mangkannya jangan nge-game mulu, dosen udah baik ngasih bahan bacaan malah dianggurin. Susah sendiri kan," ucapnya.

"I know. Mendadak gue menyesal ambil S2 ini," Hanata memegangi kepalanya, wajahnya dipenuhi dengan keputusasaan. 

"Harusnya bersyukur sih bisa lanjutin S2, bukannya mengeluh. Itu juga salah lo sendiri main game terus," omel Taeil sepanjang jalan menuju kantin. 

Hanata mengalungkan lengannya pada leher Taeil, "lo harusnya cobain juga nge-game di pc. Ntar pulang ngampus pokoknya ke unit gue deh, enak banget main di pc ketimbang di hape." 

"Nggak ah, gue nanti salah jalan. Bisa-bisa nilai gue jelek," Taeil melepaskan rangkulan Hanata. 

"Ck, susah kalo ngobrol sama anak pinter. Gue duluan, laper banget!" Hanata berlari menuju kantin yang berada di lantai 1 sedangkan saat ini mereka masih di lantai 3. 

Taeil menggelengkan kepalanya begitu melihat kelakuan cowok anime itu, dia berlari sekuat tenaga menuruni tangga. "Gue cuman takut kalo di jatuh," ucap Taeil pada dirinya sendiri. 

Sesampainya disana, Taeil tak melihat keberadaan Hanata. Matanya melihat keseluruh penjuru ruangan, namun nihil. Tak memperdulikan temannya itu, Taeil langsung saja mengambil baki dan peralatan makan lainnya. 

Dia duduk diantara banyak mahasiswa yang sedang makan siang seperti dirinya, bedanya, dia makan sendirian. Makanan hari ini cukup enak, beef yakiniku, nasi, dan sayuran hijau yang dia tak tahu namanya. 

Kesendirian seperti ini sudah biasa bagi Taeil, kemana-mana ia selalu sendiri tanpa ada yang menemani. Jika boleh jujur, dia menyukai waktu sendirinya. Tetapi kadang kala, ia merasa kesepian diantara banyak orang. 

Tidak butuh waktu lama bagi Taeil untuk menghabiskan makanannya, setelah ini ia langsung kembali ke kelas. Kebetulan hari ini dia ada kelas tambahan yaitu kelas Bahasa Jepang karena itu kebutuhan sehari-harinya. 

Walaupun Taeil mengambil kelas internasional yang seluruh pelajarannya menggunakan bahasa inggris, tetap saja dia harus mengikuti kelas itu. 

"Hai bro! Awal banget datengnya," sapa Sujin yang baru memasuki kelas.

Wanita itu adalah teman seangkatan Taeil dan sama-sama dari Korea. Mereka sudah akrab sejak awal masuk kuliah, Sujin tinggal di daerah Tenjin yang berada jauh dari kampus sehingga Taeil jarang bertemu dengannya. 

Di kelas ini banyak terisi oleh anak-anak internasional, mulai dari Amerika hingga Australia. Minggu lalu, Taeil berkenalan orang Belanda bernama Sven. Mereka berakhir berteman karena Sven duduk disampingnya dan memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. 

"Sujin, aku lupa nggak bawa buku paketnya. Boleh minjem buat baca bentar nggak?" 

"Okeh, ntar ya gue ke toilet dulu." 

Taeil berdecak, ia sudah paham dengan kepribadian Sujin yang suka menunda sesuatu. Menunggu Sujin dari toilet itu sangat lama sehingga Taeil memutuskan keluar kelas untuk membeli minuman dari vending machine. Dia suka sekali dengan minuman teh tarik, rasanya enak dan nagih. 

𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐞𝐚𝐬𝐲 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang