Show Love [1]

41 6 1
                                    

Nina Ayundha, biasa dipanggil Nina. Kata mama panggilan Nina sederhana, singkat, dan indah. Alasan mama menambahkan Ayundha, mama berharap Nina menjadi gadis ayu, lembut, sopan, dan penyayang. Karena kalau dipotong "Ndha" sisanya "Ayu".

Kehadiran Nina dikandungan mama seolah membawa keberuntungan bagi papa saat itu, saat kehamilan mama membuat mereka tidak bisa berpisah. Dan mama memberi papa kesempatan untuk ke sekian kalinya.

Dulu papa sering ke club, mabuk, lalu bermain bersama jalang. Membuat mama ingin berpisah, tetapi karena janji papa untuk kesekian kalinya, dan itu untuk terakhir kalinya papa tidak akan pernah mengulanginya, jika mengulanginya mama akan pergi.

Dan papa mengulanginya lagi kali ini, bahkan ini lebih parah, jalang itu hamil anak papa. Dan akhirnya pernikahan orangtua Nina kandas, mama bersikeras tidak ingin di madu.

Nina berkali-kali bolak-balik antara ke Tanggerang dan Jakarta untuk membujuk papa dan mama, namun hasilnya tetap sama. Mama lelah dengan janji papa bersikeras tidak akan kembali lagi bersama papa, dan papa kali ini menyerah begitu saja ia merelakan pernikahan kandas yang sudah dilewatinya selama beberapa tahun. Itulah cerita asal-usul nama Nina, dan kandasnya pernikahan orangtuanya.

***

Berakhirnya akhir pekan, semua orang akan kembali beraktivitas. Pagi ini jalanan Jakarta sedikit padat oleh kendaraan. Namun, tidak macet. Nina pergi ke sekolah menggunakan ojek onlen.

***

Guru Matematika memasuki kelas XII SMA Merpati IPA B, saat ini ia tengah memberikan PR. Yang dikerjakan berkelompok, tapi hanya berdua.

Saat nama Nina dipanggil, setelah itu nama Arga. Nina langsung menoleh ke samping teman duduknya tak lain adalah Arga yang juga menoleh ke arahnya, pandangan mereka bertemu. Namun, dengan cepat Nina menoleh ke sembarang arah.

Mereka duduk bersebelahan bukan karena takdir, tapi karena Nina yang sengaja memilih bangku ke belakang agar mereka bersebelahan. Dan itu benar saja.

"Emang lo setuju sama gue?" tanya Arga.

Nina yang ingin menghilangkan rasa gugupnya dengan mengangguk. Jantungnya berdengup tidak karuan, telapak tangannya panas dingin, aneh? Padahal, bukankah harusnya ia senang?

Pulang sekolah seharian mengerjakan tugas kelompok bersama Arga, bisa-bisa akan membuatnya kena serangan jantung.

***

Istirahat sudah beberapa menit lalu, Nina enggan untuk keluar kelas, karena Kiara tidak ada, lantas dengan siapa dia bisa mengobrol? Selain Kiara, beberapa manusia mungkin tidak bisa diajak mengobrol.

Lagi pula baginya lebih menyenangkan berada di ruangan, membaca buku sambil memperhatikan Arga mengobrol dengan Jena.

Jujur Nina iri pada Jena, dia bisa akrab dengan Arga. Namun, apa boleh buat?

Saat mereka mengobrol ada kala mereka tertawa terbahak-bahak berdua.

Menyukai Arga itu seperti mencari penyakit. Bagaimana bisa Nina memendam perasaannya selama dua tahun, menceritakannya pada Kiara, dan hanya ditulis di buku diary nya saja. Menjadi rahasia, bukan rahasia besar. Namun, jika ada yang mengetahuinya selain Kiara, Nina akan malu. Mungkin.

"Emang ini buku apa, sih?" Saat Nina sibuk mencatat, ada orang yang mengambil buku diary nya, tiba-tiba.

Nina yang tersadar langsung mendongak.

Stay With Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang