Stay With Me [15]

8 2 0
                                    

"Nina, bangun!"

Akhir pekan ini bukan saatnya untuk bangun tidur. Tidak memperdulikan pukul berapa saat ini, mata Nina akan terus terpejam sampai dia puas dengan tidurnya.

Suara Riri yang nyaring berkali-kali berusaha membangunkan kakaknya. Hanya diangguri oleh Nina. Alih-alih mendengarkannya, Nina masih saja memejamkan matanya seolah tak terjadi apa-apa. Entah sampai kapan Riri akan diambaikan seperti sosok setan yang tak kasat mata.

"Nina ...."

Suara yang Nina kenal, kalau tidak salah ... orang yang ada dalam hayalannya saat ini. Namun, mungkin suara itu hanya hayalan saja, karena Nina selalu mimpikan dia.

"Nina ...."

Suara itu kembali lagi.

Masa, iya? Mimpi sampai-sampai bisa jadi nyata? Aih ... mungkin ini efeknya karena Nina terlalu berhayal. Biasanya tidak seperti ini, lho.

"Nina ...."

Dengan posisi tidurnya tidak se 'ayu' namanya. Nina anak gadis yang langka dia tidur giler, rambut acak-acakkan, dan posisi badannya sudah ingin gugur dari kasur.

Pandangan pertama kalinya dia melihat Reja di ambang pintu bersama Riri. Mungkin ini Nina masih belum sepenuhnya sadar, jadi mimpi indah ini berlanjut?

Gadis itu tersenyum, mungkin ini bagian dari mimpi belum terselesaikan. Jadi nikmatilah, Reja di depan.

Alih-alih bangun dari kasurnya, gadis itu malah memperhatikannya. Bagaimana rencana kemarin siang?

Reja kembali bersuara, "Nina."

Mencoba mengerjab-ngerjab beberapa kali, Nina bingung, kenapa bayangan Reja masih ada di sana? Mengumpulkan nyawanya cewek itu bangkit dari rebahannya. Sambil menguap lebar ciri orang pemalas, beberapa kali mengosok-ngosokkan tangannya ke mata; mungkin ini karena cewek itu terlalu menghalu Reja dengan cara ini bisa saja dia akan sepenuhnya sadar. Namun, kenapa si Reja tidak hilang-hilang juga?

"Na, kita jadi gak kerjain PR?"

Masih mencoba-coba mengerjab, cewek itu mungkin masih ingin mengumpulkan nyawanya. Walau terlihat acak-acakkan, tapi bukankah dia semakin cantik?

Ini bukan mimpi, bukan dunia hayalan, ini sungguhan! Rona merah menjalar di pipi Nina, lihatlah tampilan Nina yang acak-acakkan bangun dari tidur tidak seperti Putri Tidur yang dihampiri Pangeran.

"Nina lo gak ingat?"

Nina mengangguk polos, baru cewek itu ingat! Dia akhir pekan ini akan mengerjakan tugas PR bersama Reja.

"Gue nungguin lo di luar." Setelah mengatakannya pemuda itu berbalik, keluar bersama adiknya.

Punggung Reja sudah menghilang di balik tembok. Nina menatap setiap detail-detail langkahnya hingga tak terlihat.

Penampilannya agak memalukkan, sih. Cara tidurnya tadi. Kamarnya yang berserakan dengan boneka. Namun ... Nina tidak peduli! Yang penting dia melihat Reja tadi.

***

Rambut yang sudah rapi, masih memakai baju piyama, dan lipstick terpules di bibir seperti biasa, gadis itu berjalan menyusuri tangga sambil menatapnya. Tidak lupa dengan sudut bibir yang terangkat, gadis itu cantik.

"Kita ngerjainnya di rumah gue?" Reja bertanya saat cewek itu sudah sampai di hadapannya dan duduk di sofa sembrangnya.

"Jangan lo belum pernah ngerjain di rumah gue. Gantian Reja."

Stay With Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang