Bulan Februari yang Nina kira musim hujan akan berganti jadi musim panas. Perkiraannya ternyata Nina salah total, hari-hari kadang kala cuacanya mendung, atau hujan. Kadang juga ada sang surya menampakkan diri, tetapi setelah siang cuaca berubah mendung lagi. Atau hari panas dua puluh empat jam. Sama seperti bulan Desember, dan bulan Januari.
Hari yang ditunggu-tunggu Nina kini telah tiba, valentine tanggal empat belas Februari. Dengan semangatnya dia melangkahkan ke kelas, sang surya tampak malu-malu menampakkan sinarnya, rinainya hujan titik-titik demi titik jatuh ke bumi.
Nina menjatuhkan bokongnya pada bangkunya. Dia menoleh ke pemuda yang membuat semangatnya memuncak tak kasat mata pagi ini. "Reja! Lo ingatkan hari ini hari apa?"
Reja menggedikkan bahu. "Hari Kamis?"
Tersenyum, Nina kembali bertanya, "Iya, artinya?"
Reja tercenung sebentar untuk berpikir, kalau tidak salah ini adalah hari, "Hari Kamis, hari lahir gue."
Penuturan Reja sukses membuat Nina mengetahui, ternyata pemuda itu lahir hari Kamis. Namun ... maksudnya bukan itu. "Reja lo gak tau ini bulan Februari, tanggal empat belas. Yang artinya hari 'valentine' hari kasih sayang sedunia Reja!"
Reja mengangguk-angguk, astaga dia lupa hari ini hari kasih sayang sedunia. Pantas saja Putra membeli cokelat tadi.
Kalau dinilai sekilas bagi Nina pemuda itu orang bodoh! Aih ... calon suami tidak boleh dikatain orang 'bodoh'. Walaupun hanya sekedar batin itu tidak boleh juga!
"Terserah lo, deh, Ja. Padahal gue pengen minta dibeliin cokelat lho." Nina sekedar memberi tahukan, jika pemuda itu perhatian dan memberikan cokelat pun malah Nina makin senang.
"Pas banget, nih, cokelat buat lo, Na." Nolan menyondorkan cokelat pada Nina.
Kedatangan cowok itu tanpa diduga, Nina sampai tidak menyadari Nolan sudah ada di depannya menyodorkan cokelat padanya. Nina melirik sekilas ke arah Reja, nampaknya pemuda itu tidak suka.
Tidak peduli dengan ekspresi Reja, Nina tetap menerima cokelat dari Nolan dan berterima kasih. Setelah itu Nolan beranjak pergi.
Nina kembali melirik Reja, raut pemuda itu masam. "Reja lo marah?"
Tanpa menoleh, Reja membalas, "Enggak."
"Kok mukanya judes banget, sih? Cemburu?"
"Gak."
"Ih, Reja bilang aja." Kalau cemburu malahan Nina suka.
"Serah, gue bilang 'enggak' juga lo gak percaya." Reja bangkait dari duduknya, lalu beranjak pergi.
Nina menyipitkan mata melihat punggung Reja yang sudah menghilang di balik tembok dinding. Cewek itu menghela nafas, melirik cokelat pemberian Nolan di tangannya. Sampai kapan Reja akan menyukainya? Nina lelah mengejar Reja ... tidak ada kemajuan, Reja-nya juga tidak mengejarnya balik. Lalu sampai kapan ini akan berlanjut?
***
Reja ingin ke minimarket terdekat. Karena tidak ingin kalah dari Nolan. Sayangnya, bel tanda masuk kelas mencegahnya pergi. Cowok itu hanya menghela nafas, lalu kembali ke kelas.
Saat memasuki kelas Reja melihat Nina yang juga tengah menatapnya. Namun, entah kenapa dia lebih memilih menatap ke sembarang arah. Ini gara-gara Nina menerima cokelat dari Nolan. Eh ... Apa Reja sedang cemburu? Dikoleksi dulu, masa sih dia cemburu?
***
Ketika tanpa sengaja kedua bola mata Reja bertemu pandang dengan Nina, tatapan cowok itu beralih. Ih, Reja mengabaikan Nina!
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me (END)
Fiksi Umum#04 tujuanhidup 15 maret 2022 (Masih dalam proses penerbitan, berarti belum dihapus. Ya! Happy reading) ---------------------------------------------------- Nina Ayundha menyukai Reja, kali ini dia akan mengunggkapkannya. Tidak itu saja, bahkan Ni...