Stay With Me [11]

7 1 0
                                    

Nina sedang bahagia, duduk berdua bersama orang yang dicintainya, di bawah indahnya kelap-kelip bintang di malam ini. Semuanya indah, suara klakson kendaraan membuat riuhnya di jalan tidak berpengaruh pada mereka.

Entah pukul berapa sekarang, yang pastinya ini sudah malam.

Tidak peduli dengan keadaan di sekitar, suansananya terpuruk, kacau, sekalipun jika itu hancur. Bencana memang di luar rencana, malam ini malah hujan, ini bukan bencana besar, namun hanya sedikit menganggu.

Pantas saja bintang tadi agak malu-malu menampakkan diri, berkelap-kelipnya tidak terlalu banyak, namun dari sini terlihat, walau hanya sedikit. Dan kini menghilang, karena hujan.

Bangku besi hanya beratap daun pohon di atas yang lengang tidak menjamin mereka aman dari basah, mereka berdua membiarkan badannya basah, tanpa sedikitpun ingin beranjak.

Nina malah duduk di bawah rinainya hujan, bersama orang yang ia suka. Bukankah itu menyenangkan?

Reja menatap Nina. "Kenapa lo gak pulang?"

Nina balas menatap Reja lekat, dia tersenyum yang samar-samar terlihat. "Gue gak mau, karena lo ada di sini. Kenapa lo gak pulang?"

Reja bungkam, dia tidak ingin pulang karena di sini menyenangkan. Membasahi badan dengan air hujan memang menyenangkan, baik orang dewasa, anak kecil, beberapa orang menyukainya. Hujan rahmat dari Tuhan, bukankah begitu? Namun, ada saja beberapa manusia tidak menyukainya.

"Gue suka diguyur hujan," tutur Nina memberitahu.

"Kenapa?"

"Suka aja, apalagi ditemenin sama lo." Nina terkekeh.

Reja melongo, matanya tidak bisa beralih menatap yang lain selain Nina. Gadis yang manis, ceria, penuh dengan warna, dan tanpa sadar membuatnya bahagia.

Namun, detik berikutnya Reja memilih bangkit dari duduk. "Jangan main hujan, habis ini pulang." Setelah mengatakan itu, Reja beranjak pergi.

Nina menatap kepergian Reja, nanar punggungnya agak mulai menjauh. Jantung Nina memang sulit terkendali, jika bersama pemuda itu. Dengan mengulum senyum Nina beranjak pergi.

***

"Dia ngitung nyuruh gue putusin dia, emang gue gak bisa ngitung apa?" Kiara berjalan bersama Nina di koridor sekolah.

"Tapi ... gak masalah gue udah gak sedih lagi kok." Nina langsung menoleh kaget pada Kiara. Seakan tahu reaksi Nina, Kiara melanjutkan ceritanya. "Vero!"

"Iya, Vero. Temen lo yang udah kek dianggap pacar."

"Ternyata lo masih inget."

"Terus kenapa Vero?"

"Dia udah putusan sama Siska. Terus dia curhat kemarin sama gue di-chat. Gue bahagia aja akhirnya si Vero putus sama pacarnya."

Nina mengeryitkan dahi binggung, dia masih belum paham apa yang dimaksud sahabatnya ini. "Putus lo sama Ryan gimana, sih?" tanya Nina mengalih topik.

"Eeemm ... karena dia dingin, gue kira dia itu hangat."

Nina tertegun, tetapi kalau diingat nyatanya Kiara dan Ryan sering mengobrol berdua. "Lo---"

"Eh, salah!" sela Kiara. "Ini semua gara-gara Jena! Dia sering deket-deket sama Ryan. Jadi gue cemburu, terus gue bilang sama dia gue cemburu, dia malah nyuruh gue mutusin dia. Dan akhirnya ... kita putus."

Stay With Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang