Stay With Me [2]

23 5 2
                                    

Jika berharap pulang berboncengan dengan Reja, itu mustahil. Tidak, mungkin terjadi.

Jadi buang dan tepis jauh-jauh dari pikiran Nina, karena itu hanya halusinasi saja. Orang Reja-nya pulang membonceng Jena menggunakan motornya.

Terkadang Nolan ini sangat tahu tentang situasi, cowok ini peka. Setelah membuat luka di kaki Nina, dia mengajak Nina untuk pulang bersama. Entah helm dapat dari mana yang dia berikan pada Nina.

Hujan memang gugur tanpa pamit terlebih dahulu jalanan tanpa atap membuat menyapa mereka tanpa malu. Genangan air kecokelatan terus terbentuk seiring air yang bertumpah. Membuat Nolan yang mengendarai motor yang kadang-kadang bannya mengenai genangan air itu, menciptakan cipratan-cipratan air.

Nina menyukainya, berkendara di bawah hujan.

Sesampai di rumah, Nina turun dari motor. Ia melepaskan helm, lalu menyerahkan pada Nolan. Cewek itu tersenyum. "Makasih."

Mata Nolan yang terlindung dari kaca helm masih bisa melihat dengan jelas senyum itu. Itu membuatnya seolah tersihir, tidak bisa mengerjab, dengupan jantungnya berdebar lebih cepat. Entah perasaan apa ini?

Nina beranjak pergi, sesekali ia memutar-mutar. Saat mengetahui Nolan masih berada di sana, Nina melambaikan tangan.

Sampai Nina tidak terlihat lagi tertutup oleh pintu, baru Nolan tersadar.

Setelah itu menyalakan mesin motornya, berlalu pergi.

***

Nina keluar rumah menggunakan payung, ia sudah menganti baju sekolah tadi, padahal besok baju putih dipakai lagi, tapi tidak masalah, Nina mempunyai dua baju putih dan rok abu-abu.

Saat Nina sudah sampai di tempat tujuannya, yang tak lain adalah rumah Reja.

Nina memencet tombol bell dua kali, beberapa saat kemudian. Muncullah sosok Reja yang membuka pintu, memakai baju kaos putih, dan celana pendek selutut.

Tidak sadarkah? Di depannya ada Nina yang terus-menerus menenguk ludah. Ni, orang gak kedinginan.

"Masuk."

Nina meletakkan payungnya di teras, lalu berjalan mengekor Reja dari belakang.

Mereka duduk di ruang tengah.

Selama bertetangga dengan Reja. Nina tidak pernah masuk ke rumah Reja, karena tidak ada alasan ingin masuk ke rumah Reja. Namun, sekarang Nina sudah masuk dan melihat bagaimana isi rumah Reja. Bukan di luarnya saja mewah, tapi di dalamnya juga mewah.

Nina mulai mengerjakan PR, sedangkan Reja cowok itu bukannya membantunya Reja malah memainkan game onlen di ponsel.

Namun, tidak masalah. Nina tidak ingin meminta bantuan pada Reja, bisa-bisa jantungnya berdengup kencang lebih tidak karuan lagi.

Matematika menjadi mudah, saat Nina berpikir dan melirik Reja.

Baru setengah jam, 10 PR Matematika sudah selesai, kini tinggal 10 lagi. Tadi 20 PR. Sudah Nina tebak, jika Reja ada didekatnya semua masalah pasti bisa terpecahkan, seperti PR Matematika ini.

Badan Nina meriang, kepalanya pusing. Entah, mungkin ini efek berkendara di bawah hujan tanpa alat pelindung tadi.

Beberapa kali Nina bersin.

Reja yang merasa Nina kurang sehat, menatapnya. Benarnya saja, cewek itu bersin lagi.

"Lo sakit?"

Nina menoleh kesebelah. Menggeleng. "Gak."

Stay With Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang