Nina tengah memainkan gawainya, melihat-lihat status teman di WhatsApp-Nya.
Namun, kali ini Nina melebarkan matanya melihat perbaruan status Reja masuk di WhatsApp-Nya. Hanya titik saja status itu, profil Reja bersama ibunya, dan info/bio WhatsApp Reja "sibuk". Jadi Reja sudah membuka blokir, tapi ... kenapa?
Nina tertegun sejenak, apa Reja menyukai atau bisa saja Reja mencintainya?
Nina tak tertahan untuk berguling-guling dari kasurnya. Hal sepele itu sudah membuat Nina bahagia, memang benar kata beberapa orang 'bahagia itu sederhana', sesederhana itu, sangat sederhana. Namun, jangan lupa manusia beda-beda caranya untuk bahagia.
***
Pagi yang cerah, mentari yang bersinar, wajah Nina yang indah, dan jalanan kota Jakarta tidak terlalu macet.
Hari ini Nina sedang bahagia. Rencananya mendapatkan Reja sudah hampir beberapa langkah, setelah itu mereka berpacaran. Nina menggeleng girang sendiri, dia berjalan di koridor sekolah Nina tidak peduli beberapa pasang mata yang berpapasan dengannya melihatnya heran, karena menggeleng girang, tersenyum, bahkan beberapa kali terkikik.
Sesampainya di kelas. Nina melihat bangku Reja masih kosong, kali ini dia menatap ke arah Kiara yang menjadi perhatiannya, bagaimana bisa wajah sahabatnya terlihat sedih padahal hari ini cerah secerah hatinya.
"PAGI KIARA!" seru Nina berjalan menghampiri meja Kiara.
Sesampai Nina di sana, Kiara berbicara, "Lo tau gak?"
Satu alis Nina naik. "Apa?"
"Gue putusan sama Ryan."
Nina bungkam seribu kata, dia menatap Kiara tak percaya. Baru saja ingin berbicara, tapi tawa Kiara membuatnya mengurungkan niatnya.
"Gila! Sumpah!" Kiara tertawa terbahak-bahak. "Dia bilang gue 'plastik' gue bilang dia 'wibu', terus main blokir aja nomor orang."
"Nomor lo, bukan nomor orang," sela Nina.
Kiara mengangguk-angguk, seperti orang yang tak punya beban hidup. "Iya, lo bener."
Kiara terdiam, dia menatap kosong Nina. "Tapi gue masih sayang sama dia, Na!" Air matanya keluar, tanpa diminta. Mungkin ini salah Kiara, kenapa mencintai orang terlalu dalam dan akhirnya membuat dia terjatuh. Namun, bukankah Nina begitu? Nina mencintai seseorang terlalu dalam, hanya saja nasib Nina beda dengan Kiara. Kiara sedang jatuh, Nina sedang terbang. Dan Nina berharap dirinya tidak jatuh, dan tidak ingin itu terjadi.
Tidak ingin menjadi tontonan, walau belum ada yang menonton. Kiara menutupi wajahnya dengan telapak tangan.
Nina masih berdiri di depan meja Kiara, sambil mencoba memberi ketenangan. "Udah, Ra. Tenang."
"Coba, deh, sabar."
"Mungkin dia belum yang terbaik buat lo, yang udah baik."
"Tapikan, Na. Kita harus saling melengkapi," sela Kiara ditengah-tengah tangisnya.
"Iya, dah, iya."
"Ini salah gue," kata Kiara.
"Kenapa?"
"Gak tau. Cuman dikit ngakak aja pas kita putusan, dia bilang gue 'plastik' dan gue bilang 'wibu'. Ngakak, gak, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me (END)
Ficción General#04 tujuanhidup 15 maret 2022 (Masih dalam proses penerbitan, berarti belum dihapus. Ya! Happy reading) ---------------------------------------------------- Nina Ayundha menyukai Reja, kali ini dia akan mengunggkapkannya. Tidak itu saja, bahkan Ni...