Stay With Me [7]

10 5 0
                                    

"Emang sih pacaran itu dosa ..." Setelah mengatakan itu Kiara tercenung, mengingat-ngingat kembali ceramah yang pernah dia dengar. Namun, Kiara bukanlah orang alim, Nina saja terlalu menilainya berlebihan.


Nina hanya bisa menghela nafas sambil melangkah beiringan dengan Kiara di koridor sekolah, kalau cewek caper, centil, genit kaya dia itu dosa gak, ya?

"Tapi, gue gak bisa mutusin Ryan."

Nina memanggut-mangut. Dia juga tahu pasti berat jadi Kiara, antara memutuskan hubungannya akan menghidari dosa lebih banyak atau mempertahankannya semakin bertambah dosa. Nina tidak bisa mengasih solusi untuk masalah Kiara. Hanya bisa bertanya, "Terus lo mau gimana?"

"Gak tau."

***

Pagi ini surya bersinar cerah, secerah perasaan Nina. Sosok Reja yang duduk di bangku, sambil menatap ponsel. Membuat Nina menghilangkan pemikiran buruknya kemarin.

"PAGI REJA!" Belum duduk di bangku, Nina masih berjalan sudah berteriak-teriak dengan meniru sedikit suara cempreng Kiara.

Nina sudah lelah bermimpi, kini dia ingin mewujudkan mimpinya. Mimpi Nina: Reja menjadi pacarnya, hanya itu saja tidak lebih, mimpinya sederhana, 'kan? Namun, mendapatkan Reja tidak sesederhana itu. Selanjutnya: menikah dengan Reja.

Reja hanya memutar bola mata, belum ditebak pun dia sudah tahu si empu punya suara.

Saat Nina sudah duduk. Nina menatap Reja berlama-lama membuat pemuda itu jengah.

"Bisa jangan natap gue?" Berbicara tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Nina menggeleng. "Gak bisa, Reja."

Reja hanya mendengkus malas, tak diresponnya. Pemuda itu menatap ponsel yang di miringkannya, dengan kedua telinga yang di sumbat dengan bluetooth earphone.

"Kemarin kenapa lo gak sekolah?" Tidak ada jawaban, Nina mengambil salah satu earphone nya.

"Kemarin, kenapa lo gak sekolah?"

"Males."

Nina mengeryitkan kening. "Kenapa?"

Reja kembali memutar bola mata. "Males ketemu lo."

"Kok gitu?"

"Males aja."

"Kenapa?"

"Ya, udah gue jelasin gue males ketemu lo."

"Kok bisa gitu?"

"Karena lo itu nyebelin."

"Gak kok, gue rasa gue gak nyebelin."

"Itu perasaan lo."

"Perasaan gue kenapa?"

Reja berdesis pelan, berdebat dengan Nina tidak akan ada habisnya. "Gak jadi."

"Kenapa?"

"Karena gue males ladenin lo."

"Iya, tapi kenapa Reja?! Kenapa lo males ketemu sama gue?! Kenapa lo males ladenin gue?!" Suara Nina meninggi, ini mungkin gara-gara hormon Nina haid, dia jadi agak sensitif kalau gini. Bisa marah-marah, bahkan hal sepele.

Stay With Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang