Stay With Me [21]

10 2 0
                                    

Kacamata berfarme hitam tipis yang dikenakannya, seperti menandakkan kesan cerdas. Setelan jas dokter melekat di tubuhnya, laki-laki itu sudah berhasil menjadi dokter. Belum lagi terlihat rahang-rahang di wajahnya yang tegas, menandakan pemuda itu sudah benar-benar dewasa. Dokter itu tak lain adalah Reja! Nina masih ingat dan kenal orang itu.

Reja tersenyum pada Nina. "Hei? Masuklah." Perkataan itu menyentakkan lamunan Nina.

Nina menghela nafas, sebelum melangkah ke dalam ruangan. Langkahnya pelan. Pemuda itu hadir dalam situasi yang salah, di saat Nina tidak lagi membutuhkannya, Nina sudah mampu melupakannya, dan berani malangkah tanpanya. Mengapa Reja kembali lagi dalam hidupnya?

"Obat ini dua kali sehari. Diingat pagi sama malam." Reja mengambil satu sirup dari gambarnya berwarna merah jambu dan ada buah stroberi. "Sama yang ini cuman satu kali sehari."

Reja cekatan menulis di dua obat sirup itu dengan spidol, dan membuatnya ke dalam plastik. Setelah itu dia menyerahkan pada wanita masih muda itu.

Sambil tersenyum tangan Reja mengacak-acak rambut anak perempuan tadi, dan anak itu tertawa. "Cepat sembuh, Via."

Setelah itu dua pasein tersebut beranjak pergi.

Reja menatap Nina yang entah lebih memilih menatap ke sembarang arah. Cewek itu berubah dari tinggi badannya yang sedikit lebih tinggi. Yang lainnya bagi Reja sama saja.

Saat Nina dan ibunya duduk, mereka terhalang oleh meja. "Eh, Reja udah lama gak ketemu. Kabar keluarga kamu gimana?"

Ternyata Mamanya Nina, masih mengenalnya dan meningatnya, toh. "Baik, Tante apa kabar?"

Mamanya Nina mengangguk. "Seperti yang kamu ketahui. Tante gak baik-baik aja ...."

Keduanya sibuk bicara tentang kabar, atau masalah penyakit. Sedangkan Nina lebih memilih menatap benda-benda di sekitarnya. Menikmati bau menyeruak dari obat yang tercium oleh indra penciumannya. Aih ... menikmati bau obat lebih menyenangkan daripada menatap Reja yang menyebalkan, tidak ada hubungannya, sih. Namun, tidak masalah. Itu untuk mengalihkan perhatiannya, bahwa bau obat saja bisa menyenangkan sekali Nina menghirupnya, jadi dia tidak memerlukan Reja lagi. Untuk apa Reja? Nina saja sudah bahagia, sudah merasa lengkap, tidak merasakan kesepian. Ingat itu tanpa Reja.

Reja tampak lebih dewasa, tidak hanya tampak dari garis-garis wajah yang lebih tegas dan postur tubuh yang terlihat lebih kokoh, cara bicara dan pembawaannya menunjukkan bahwa dia berhasil menjadi sosok baru yang hampir tidak Nina kenali.

Sebaiknya, sih, begitu. Nina akan menganggap Reja sosok yang baru ... hingga tidak perlu repot-repot mengingat masa lalu.

Reja masih banyak berhutang penjelasan padanya, itulah membuat Nina tidak mampu melupakannya. Rasa penasaran ini belum terpecahkan.

Setelah Reja pergi, Nina seperti hilang arah. Nina tidak tahu kenapa, Reja membawa seperuh hidupnya bersamanya. Nina sudah menyadarinya sejak dulu, bahwa Reja sudah menjadi bagian dari tujuan.

Nina harus percaya bahwa sesuatu yang telah ditakdirkan Tuhan tak akan pergi, meskipun telah menjauh. Dia akan mendekat, tapi di waktu yang tepat. Aih ... jangan membuat Nina berharap pada Reja lagi. Nina tidak akan kembali berharap. Namun, jika Reja menyukainya .... Nina menggeleng mengeyahkan benaknya itu. Stop! Dia tidak akan berharap lagi.

Stay With Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang