01.

78.7K 7.1K 34
                                    

Ruangan itu berwarna putih, dengan cahaya di mana mana. Ada seorang gadis sedang duduk di kursi panjang yang juga berwarna putih.

Gadis itu menatapnya sembari melambai, seakan menyuruhnya kesana. Entah kenapa, kakinya menuruti. Dia berjalan ke arah gadis berpakaian putih bersih itu.

Gadis berpakaian putih itu tersenyum dan memegang tanggannya untuk duduk.

"Duduklah di sini, Ele." Katanya dengan lembut dan tersenyum lebar. Eleftheria, namanya menuruti. Ele memandang gadis berpakaian putih yang sedang memandangnya.

"Kenapa disini?." Tanya Ele dengan datar. Gadis berpakaian putih itu terkekeh lembut mendengar pertannyaan datar Ele.

"Kau atau aku?." Tanya balik gadis berpakaian putih itu membuat kening Ele berkerut.

"Kita." Jawab Ele membuat gadis berpakaian putih itu memalingkan wajahnya dan menatap ke depan, lalu mengalihkan pandangannya lagi ke Ele.

"Aku di sini karena takdir, kau di sini hanya mimpi." Ucap gadis berpakaian putih itu membuat Ele memandang datar. Gadis berpakaian putih itu tahu, Ele membutuhkan penjelasan darinya.

"Pertama tama perkenalkan dulu, aku Elvarette Natasya." Kata Gadis berpakain putih itu, Elva. Ele mengerutkan kening, mirip antagonis di novel 'Love of Adolescence'.

"Mirip ya?." Ujar Elva seakan tahu pikiran Ele, atau memang tahu. Ele tersentak walau masih dengan wajah datar. Menatap ke arah Elva yang menatap ke depan. Hamparan bunga? Sejak kapan ada taman bunga di sini?

"Aku kembaran Elve atau yang kamu tahu Retta. Soal novel itu, itu memang novel di duniamu tidak di duniaku. Itu adalah kenyataan, sebuah dunia di antara dimensi paralel." Kata Elva, lalu beranjak dari duduknya dan berjalan menuju hamparan bunga. Ele mengikuti Elva lalu berdiri di sampingnya.

"Bukankah kau tidak ada?." Tanya Ele dengan ekspresi datar. Elva tersenyum kecil.

"Hm, aku ada namun di tiadakan. Aku tertabrak truk saat bekerja part time dan yeah seperti kau yang meledak di jurang, aku meninggal." Jawab Elva, tidak ada raut sedih di wajahnya seakan apa yang di katakannya hanya bukan apa apa.

"Bodoh." Kata Ele dengan pandangan datar, Ele memandang ke arah depan mengalihkan pandangannya dari Elva. Elva cemberut mendengar perkataan Ele.

"Mulut tajam mu itu. Baiklah selamat tinggal, aku harus pergi. Jaga E-Retta untukku atau sekarang dia adalah hal berharga untuk mu, El." Ujar Elva sembari memberi pelukan singkat pada Ele.

"Hm." Dehem Ele sebagai jawaban. Sesaat setelah mengatakan itu cahaya putih menabrak tubuh Ele dan membuat Ele tenggelam.

"Aku percaya padamu." Kata Elva sebelum semuanya menghilang.

°°°
"Sayang, kau sudah bangun." Ujar seorang wanita yang sekarang menjadi ibunya. Ele atau sekarang Elvaret, dia tidak akan menggunakan nama Elva yang bodoh itu.

"Mama." Panggil Elvaret dengan nada yang masih cadel. Sang mamah tersenyum kecil.

"Ehm, ada apa?." Tanya sang mama. Elvaret tidak menjawab namun menunjuk ranjang yang ada di sebelahnya. Sang mamah menoleh ke arah yang di tunju putri sulungnya dan mendapati putri bungsunya sedang berusaha turun dari ranjang.

"Ingin bersama kakak, ya?." Kata sang mamah sembari menggendong Retta, lalu meletakannya di sebelah Elvaret.

"Caaca." Ujar Retta yang masih cadel dalam mengucapkan kata 'Kakak'. Membuat sang mamah tertawa geli. Lain halnya dengan Elvaret, dia hanya menampilkan wajah datar.

Tbc.

Reincarnation: Twin's for Antagonist [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang