08.

52.3K 5.6K 49
                                    

Elvaret berada di kamarnya setelah menemani Retta menonton film hingga selesai. Menatap pintu balkon yang terbuat dari kaca, memperlihatkan pemandangan taman rumah sederhana mereka yang terdapat bunga Mawar, Lavender, dan Matahari.

Sambil memikirkan cerita Retta tadi, bibir tipisnya tersenyum sinis.

"Masih ingat, heh. Dulu saja, di paksa sama Mamah baru mau merawat walau tidak di akui sebagai anak." Ujar Elvaret dan tertawa sinis di akhir.

Maksud Elvaret dulu itu, sebelum Elvaret datang dan menjadi kakak Retta. Orang itu yang di ceritakan oleh Retta adalah seseorang yang berperan sebagai Ayah mereka.

Retta tidak tahu, karena tidak di beritahukan oleh Elvaret. Menurut Elvaret, Retta tidak perlu tahu mengenai seseorang seperti Ayah mereka. Bagaimana Elvaret menyimpulkan orang yang tidak sengaja di tabrak Retta adalah ayah mereka? Mudah, nama Alisha adalah nama Mamahnya.

Tidak ada yang memanggil Mamahnya Alisha kecuali Keluarga serta suami mamahnya yang sialnya menurut Elvaret adalah ayahnya.

Revalisha Anindya Alvaro

Adalah nama mamahnya. Reva adalah nama panggilan biasa di gunakan oleh orang luar dan Alisha adalah nama panggilan yang di gunakan oleh keluarga serta ayah dari Elvaret dan Retta. Jadi mudah saja Elvaret tahu.

"Ck, Menyebalkan." Decih Elvaret.

°°°
"Kak, Sepatu putihku mana?." Tanya Retta sambil berjalan menuruni tangga lantai dua dengan wajah cemberut.

Elvaret yang sedang memasak di dapur, menoleh pada Retta yang berdiri di anak tangga. Lalu mengacungkan spatulanya ke Retta.

"Jika kakak menemukan dengan cepat, maka uang sakumu yang akan hilang. Bukan hanya barang barang mu itu." Ujar Elvaret dengan nada mengancam. Mengecilkan api kompor dan menaruh spatulanya, Elvaret lalu pergi mencari sepatu Retta.

Retta yang di tinggal makin cemberut, apalagi sekarang uang sakunya menjadi ancaman. Tidak lama kemudian Elvaret datang dengan sepasang sepatu sport berwarna putih di tangan kirinya.

"Ini apa? Heh." Kata Elvaret dan memberikan Sepatu itu kepada Retta. Lalu melanjutkan acara memasaknya di dapur. Namun, sebelum itu...

"Kakak potong uang sakumu." Ucap Elvaret dan melanjutkan memotong motong sayur.

Retta yang mendengarnya membuang pandangannya dengan kesal dan memakai sepatu putih itu dengan tidak ikhlas. Setelah selesai Retta baru mendudukan dirinya di kursi pantri yang langsung berhadapan dengan Elvaret yang sedang memasak.

"Mau kemana?." Tanya Elvaret di sela sela masaknya. Retta tidak menjawab, namun menatap penampilan kakaknya yang sama rapih dengannya. Walau sedang memasak.

"Kakak ada urusan, di butik. Kamu?." Ujar Elvaret saat melihat Retta yang meneliti penampilannya. Retta mengangguk paham.

"Ke kafe, kumpul sama teman teman dan sekalian ngecek keadaan kafe." Jawab Retta sambil bertopang dagu menatap masakan Elvaret. Kini giliran Elvaret yang mengangguk mengerti.

"Makan, kakak sudah sarapan jus sama buah buahan tadi sebelum masak." Kata Elvaret sambil menghidangan pancake dan salad sayur kepada Retta.

Retta mengangguk, kakak memang orang yang tidak suka makanan ribet saat sarapan, tidak sepertinya.

Retta memakan pancake dengan nikmat, sedangkan Elvaret menyibukan diri melepas apron dari tubuhnya dan menuju kamarnya mengambil tas serta high heels.

Saat Elvaret kembali lagi, Retta telah menyelesaikam makannya dan sedang mencuci piring serta gelas yang tadi di pakainya.

Elvaret melihat pergelangan tangannya yang terdapat jam tangan. "Kakak pergi dulu, Kamu kalau kemana mana harus sama supir. Mengerti?." Ujar Elvaret, Retta mengangguk tanda mengerti. Elvaret menghampiri Retta, mengecup pipi Retta singkat dan baru benar benar pergi.

Tbc.

Reincarnation: Twin's for Antagonist [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang