Retta telah bangun pagi pagi sekali, dia merasa bersalah dan tidak nyaman jika sedang bertengkar dengan Elvaret atau berbuat salah pada Elvaret.Menyiapkan sarapan pagi dengan keheningan yang menemaninya. Hanya ada suara penggorengan dan api kompor yang terdengar.
Saat hendak mengambil piring di tempat penyimpanan dia berbalik, dan terlihatlah Elvaret yang sedang menyender di pintu dapur dan memperhatikan setiap gerak gerik Retta.
Membuat Retta terkejut dan melangkah mundur satu langkah. "K-kakak, sudah lama di situ?." Tanya Retta di sela sela terkejutannya. Elvaret tidak menjawab.
Namun melangkahkan kakinya mendekati Retta dan berjalan kearah belakang Retta untuk mematikan kompor yang menyala.
Lalu menuju lemari pendingin untuk mengambil air. Retta yang tersadar dari terkejutannya langsung melanjutkan langkahnya untuk kembali mengambil piring.
°°°
Sarapan pagi telah selesai dan sekarang adalah hari minggu, hari libur yang selalu di nantikan setiap siswa sekolah. Karena hari ini bisa di bilang hari free, walau sebagian pasti ada pr yang menjadi tugas di hari minggu.
Retta menatap televisi di hadapannya dengan pandangan kosong. Elvaret belum mau berbicara dengannya, bahkan saat di ruang makan sekalipun.
Walau ini bukan pertama kali pertengkaran yang mereka lakukan, tapi tetap saja. Rasanya masih sama seperti dulu menurut Retta. Kosong dan tidak nyaman.
"Haaah.." itu entah helaan nafas dalam keberapa dari Retta.
"Jangan mengulangi hal yang sama." Sebuah suara dari belakang Retta duduk terdengar. Membuat Retta tersentak dan Refleks menoleh ke belakang. Di sana ada Elvaret yang sedang berjalan kearahnya.
Retta membolakan matanya saat sudah mencerna perkataan Elvaret. "K-kakak.... aku tidak akan mengulanginya lagi." Ucap Retta dengan mata yang memancarkan kesungguhan.
Elvaret mendudukan dirinya di sofa yang berada tidak jauh dari Retta lalu mengangguk anggukkan kepalanya.
"Bagus kalau begitu." Kata Elvaret dan mengambil buku novel di bawah meja ruang televisi. Retta sekarang merasa lega dan mulai fokus menonton drama di televisi.
"Sudah berbaikkan?." Tanya sebuah suara dari arah dapur. Retta kembali menoleh ke asal suara, sedangkan Elvaret memilih acuh.
Retta mengernyitkan dahi. "Abang masih di sini?." Bukannya menjawab pertanyaan pemuda itu, Retta malah ikut bertanya. Pemuda itu mendudukkan dirinya di samping Elvaret lalu menatap Retta dengan senyum miring dan satu alis terangkat.
"Apa salahnya berada di rumah istri sendiri." Ada nada ejekkan dan meremehkan di kalimatnya tersebut. Retta menyadari itu dan menatap sinis pemuda yang mengakui kakaknya adalah istrinya.
Lalu kembali menatap televisi. Ah, dia tidak bisa berkata kata lagi.
Pemuda itu tertawa kecil akibat respon Retta terhadap kalimatnya. Elvaret yang ada di tengah tengah keduanya hanya menghela nafas pelan. Kedua orang menyebalkan, menurutnya.
Dear Elva....
Hai sayang, saat kamu membaca surat ini. Berarti mamah sudah tidak ada di dunia yang sama denganmu.
Mungkin mamah terlalu banyak meminta padamu, tapi mamah memiliki permintaan yang besar dan mungkin akan mempertaruhkan masa depanmu.
Mamah memiliki sahabat, Alvara Delmira Friedel namanya. Mamah dan Aunty Vara memiliki sebuah janji, yaitu menikahkan anak pertama kami. Dan itu artinya adalah kamu Elva.
Mamah juga memiliki impian, yang akan menikahkan anak anak mamah adalah suami mamah, ayah kamu dan Elve.
Sudahlah, itu hanya impian mamah. Nyatanya realitanya tidak seperti itu, dan mamah yakin. Kamu telah mengetahui siapa ayah kamu sebenarnya Elva.
Jika, kamu ingin bertemu dengan Aunty Vara. Alamatnya tertulis di diary mamah.
Salam cinta dan sayang untuk Elva dan Elve.
Dari Mamah kamu
Revalisha.Seperti itulah surat yang membuat seorang Elvaret frustasi sendiri. Dan awal terjalinya hubungan antara dia dan seorang pemuda.
°°°
Pemuda itu merebahkan dirinya di samping Elvaret dan meletakkan kepalanya di paha Elvaret. Elvaret hanya membiarkan itu terjadi, tapi Retta yang melihat itu mendengus kesal dan melemparkan remote televisi ke single sofa yang kosong. Lalu bangkit dari duduknya dan berjalan pergi.
Pemuda itu yang melihat Retta pergi menaikkan satu alisnya. "Kemana?." Tanya nya dengan sedikit berteriak.
Retta menoleh ke belakang dan memberikan jari tengahnya. "Fuck you." Ujarnya tanpa suara, takut terdengar oleh Elvaret. Lalu berjalan pergi sembari menghentakkan kakinya menuju keluar rumah, mungkin pergi ke rumah teman temannya.
Pemuda itu terkekeh kecil saat memahami alasan kepergian Retta, Elvaret hanya mendengus pelan. Dia masih sibuk dengan novel yang dibacanya.
Pemuda itu menghentikan kekehannya, lalu melihat Elvaret dengan dia yang masih berbantalan paha Elvaret. Mengangkat tangannya dan menangkup setengah wajah Elvaret menggunakan satu tangannya.
Elvaret menghentikan kegiatan membacanya dan menatap pemuda yang tiduran di pahanya. Lalu mengangkat satu alisnya.
Pemuda itu tersenyum kecil. "Aku merindukan mu." Katanya dengan pelan. Elvaret meletakkan buku novel di meja setelah memberi pembatas halaman. Lalu, memegang tangan pemuda itu yang ada di sisi wajahnya.
"Hm." Dehemnya pelan. Pemuda itu terkekeh kecil dan bangkit berdiri.
Menggendong Elvaret ala bridal style dan berjalan menuju kamar Elvaret. Elvaret mengerutkan dahi.
"Kemana?." Tanyanya di dalam gendongan pemuda itu. Pemuda itu mengecup dahi Elvaret dan berjalan menaiki tangga dengan Elvaret di gendongannya.
"Kamar."
°°°
Pemuda itu merebahkan tubuh Elvaret di kasur setelah sampai di kamar Elvaret. Lalu berjalan menuju arah pintu untuk menguncinya. Dan berjalan menuju kasur tempat Elvaret berada.
Merebahkan dirinya di samping Elvaret dan meletakkan lengan tangan kanan nya sebagai bantalan Elvaret.
"Aku merindukanmu sangat, sangat merindukan mu." Ulangnya dan memeluk Elvaret dengan erat. Ini adalah hal yang di lakukannya ketika dia sedang bersama Elvaret.
Karena sekarang Elvaret adalah prioritasnya dan hidupnya.
Tbc.
•••
Sudah terjawab, silahkan mengisis Q&A jika ingin bertanya.See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation: Twin's for Antagonist [END].
FantasyIni kisah tentang Eleftheria Emeralda, gadis cantik yang bereinkarnasi ke tubuh Elvarette Natasya. Seorang gadis figuran yang terbunuh karena berperan sebagai twins antagonis, Elveretta Thalassa. Bagaimana sekarang kisah Ele? Haruskah ia menyerah d...