47. End

33.8K 1.9K 28
                                    

Disebuah kamar, terdapat Affan dan Elvaret yang sedang mengerjakan tugas kuliah masing masing. Dengan Affan yang duduk di kursi kerjanya dan Elvaret yang duduk di sofa. Ekspresi mereka sangat serius, tidak ada obrolan yang terucap, keduanya masih sibuk dengan layar laptop masing masing hingga beberapa saat.

"Haahh." Helaan nafas terdengar dari Affan yang mulai meregangkan badannya dari duduk tegaknya yang agak lama. Badannya pegal dan kaku.

Affan menoleh pada Elvaret yang masih sibuk pada laptopnya, lalu menoleh pada jam di dinding. Waktu menunjukan jam 11 malam, ternyata dia cukup lama duduk di kursi kerjanya. Affan berdiri dari duduknya dan menuju sofa yang di duduki oleh Elvaret, Affan langsung duduk di samping Elvaret dan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.

Dia mulai memperhatikan Elvaret yang masih sibuk mengetik, "Babe." Panggil Affan pelan namun belum ada balasan dari Elvaret.

Affan mulai mendekat kepada Elvaret dan memeluk istrinya. Wajahnya ia tenggelamkan di bahu Elvaret, membuat Elvaret berhenti mengetik karena pergerakannya menjadi sulit.

"Lepaskan, aku sedang sibuk." Kata Elvaret berusaha melepaskan pelukan Affan yang semakin mengerat. Affan menggeleng pelan, wajahnya yang masih di letakan pada bahu Elvaret membuat rambut hitamnya mengenai kulit putih pucat Elvaret. Menimbulkan sensasi geli dan merinding.

"Lepaskan." Kata Elvaret sekali lagi. Namun, Affan tetap pada posisinya. Membuat Elvaret lelah sendiri.

Akhirnya Elvaret lebih memilih menyenderkan badannya pada senderan sofa, membuat badan Affan yang sedang memeluknya ikut terbawa. Posisi mereka malah menjadi seperti bertindihan, dengan Affan yang berada di atas badan Elvaret.

"Kenapa kamu menjadi cringe, hah?." Tanya Elvaret sembari mengusap rambut Affan yang berwarna hitam dengan bercak coklat.

Affan menggeleng lalu mendongak, "Hanya ingin, kita selalu sibuk. Tidak ada waktu berdua seperti ini." Jawabnya dan kembali meletakan kepalanya di bahu Elvaret.

Elvaret hanya diam, dengan tangan yang masih mengusap rambut hitam Affan. Sekejap setelah itu, keadaan menjadi hening kembali. Tidak ada yang berbicara.

"Bagaimana jika kita membuat keponakan untuk Retta?." Pertanyaan absurd dari Affan tiba tiba terdengar, membuat tangan Elvaret yang sedang mengusap rambut Affan terhenti.

"Bagaimana hm?." Tanya Affan lagi sembari mendongak menatap Elvaret dengan seringai tercetak di bibirnya.

Elvaret tersadar dan memukul kepala Affan dengan pelan. Membuat Affan merespon dengan tawa geli.

"Bodoh." Ujar Elvaret dan menyingkirkan Affan dengan paksa lalu berdiri dari duduknya, ia menutup laptopnya dan membawanya menuju meja kerja untuk meletakkanya di sana.

Affan yang masih duduk di sofa melihat pergerakan Elvaret, tawa geli masih terdengar dari bibirnya. Lucunya. Padahal dia hanya menggoda tadi, pikir Affan.

Beginilah akhirnya, kehidupan mereka masih tetap berlanjut. Namun, dalam tulisan ini kisah mereka sampai disini. Sampai jumpa kembali.

End.

Hai all. Pertama - tama aku mengucapkan terima kasih sebanyak banyaknya kepada para readers yang membaca cerita ini.

Ada dua kabar yang akan aku sampaikan. Kabar baiknya cerita ini tamat, kabar buruknya masih banyak misteri dan ketidak jelasan di setiap karakter, untuk itu aku meminta maaf yang sebesar besarnya. Perlu diingatkan kembali aku membuat cerita ini atas dasar kegabutan saja.

See you lain waktu all. Senang melihat komen kalian di setiap part ㅋㅋㅋ, sekarang aku memohon untuk menyerahkan ending kelanjutan dari cerita ini pada kalian jika merasa ending yang ku buat kurang memuaskan. Monggo...

Bye bye aku pamit undur diri, TERIMA KASIH SEMUA...

Reincarnation: Twin's for Antagonist [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang