09.

49.8K 5.3K 40
                                    

"Aish, Sialan." Umpat Elvaret saat sudah sampai di butik. Membuat beberapa karyawan yang berdiri  dekat dengannya perlahan menjauh.

"Madam Anika." Panggil Elvaret sambil berjalan menuju ruangannya. Tak lama kemudian datang wanita berumur 35-an.

"Saya, Miss." Seru Madam Anika dengan pandangan hormat kepada Elvaret. Elvaret mengangguk lalu menyerahkan sebuah sketsa pada Madam Anika.

"Tolong berikan pendapat anda tentang gaun tersebut." Kata Elvaret sambil menunjuk salah satu sketsa gaun yang ada tangan Madam Anika.

Madam Anika meneliti sketsa gaun tersebut. "Terlihat elegan, Miss." Ucap Madam Anika memberi pendapat.

Tok tok tok...

Belum sempat Elvaret membalas pendapat Madam Anika, pintu ruang kerjanya di ketuk membuat Elvaret menghembuskan nafas pelan.

"Masuk." Ujar Elvaret, setelah itu muncul lah seorang pegawai wanita.

"Di depan ada seorang laki laki yang ingin bertemu dengan anda, Miss." Ucap Pegawai wanita itu, Elvaret berdiri dari duduknya lalu menatap Madam Anika.

"Sepertinya pembicaraan kita di lanjut kan nanti, Madam." Kata Elvaret. Madam Anika menunduk sedikit.

"Tentu, Miss."

Setelah itu Elvaret dan pegawai wanita itu pergi, dengan Elvaret di belakang.

"Ini Miss. El, tuan." Beritahu pegawai wanita itu, seorang laki laki yang tadi bermain ponsel sontak mendongak menatap Elvaret yang berdiri di belakang pegawai wanita itu.

"Kau boleh pergi." Ujar Elvaret, dengan segera. Pegawai wanita itu pamit undur diri. Elvaret duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan laki laki itu.

"Ada keperluan apa? Sampai seorang Gibrano Adelard beranjak dari kursi kebesarannya." Kata Elvaret dengan sinis. Gibran seperti melihat cerminan dirinya jika melihat Elvaret.

"Jangan hanya diam, Mr. Saya tidak punya cukup waktu jika anda tidak berbicara." Celetuk Elvaret sambil memutar bola matanya malas. Membuat lamunan Gibran buyar.

"Lama tidak bertemu." Ucap Gibran sekedar basa basi. Elvaret jengah dan berdiri dari duduknya tanpa memperdulikan sopan santun, hendak berlalu pergi jika saja lengan tangan tidak di tahan.

"Anda ada keperluan apa ya, Mr.?" Tanya Elvaret dengan datar dan berusaha melepaskan lengannya dari cengkraman tangan besar Gibran.

"Kau, ....memiliki saudara?." Tanya Gibran sambil melepaskan cengkraman tangannya pada lengan Elvaret.

Elvaret terkekeh sinis. "Apa peduli anda." Kata Elvaret dan pergi berlalu begitu saja dari hadapan Gibran.

"Aish, benar benar mirip." Gumam Gibran dengan pelan. Sambil mengacak acak rambutnya frustasi.

°°°

Gibrano Akandra Adelard, seorang pengusaha di bidang properti, pariwisata dan pertambangan. Semua pasti tahu Gibran, namun mereka tidak tahu kisah rumah tangga Gibran yang berantakan akibat kesalahannya sendiri.

Gibran menikah karena perjodohan dengan seorang perempuan bernama Revalisha Anindya Alvaro. Karena perjodohan rumah tangga mereka bagaikan dua orang asing yang tinggal dalam satu rumah.

Namun, suatu hari Gibran pulang dengan keadaan mabuk berat membuat Gibran dan Reva melakukan hubungan suami istri.

Reva yang masih sadar saat itu hanya bisa menangis tertahan dan membersihkan kekacauan yang di buat mereka.

Paginya, seperti orang mabuk pada umumnya. Gibran agak linglung dan tidak terlalu ingat apa yang di buat semalam, termasuk perbuatannya pada Reva.

Suatu hari mereka makan bersama di meja makan, Reva dengan random bertanya pada Gibran "Bagaimana jika aku sedang mengandung?."

Gibran langsung menatap Reva dan menjawab dengan penuh penekanan. "Saya tidak pernah menyentuk anda, jika anda hamil. Itu bukan anak saya, Gugurkan lah."

Reva mengangguk mengerti walau dalam lubuk hatinya menjerit sakit. Setelah itu mereka pergi mengurusi jadwal masing masing.

Reva yang masih terngiang ngiang perkataan Gibran saat di ruang makan hanya bisa memendamnya dalam hati.

Satu minggu setelah itu berlalu, Reva yang merasa aneh dengan dirinya pergi ke dokter dan mendapati dirinya tengah hamil, Anak Gibran. Reva yang terngiang ngiang perkataan Gibran pun mengambil keputusan untuk meminta cerai dan pergi sejauh jauhnya dari kehidupan Gibran.

Rencana itu terlaksana, Reva pergi dan sembilan bulan kemudian melahirkan bayi kembar yang di beri nama Elvarette Natasya dan Elveretta Thalassa.

Bagaimana dengan Gibran? Dia merasa bebas saat surat cerai dari Reva mendatanginya. Gibran yang memang dasarnya penggila kerja, tidak peduli. ada atau tidak adanya Reva bagi Gibran sama saja.

Tbc.

Reincarnation: Twin's for Antagonist [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang