Pagi ini di AHS berjalan seperti biasa. Terdapat keramaian di gerbang sekolah, akibat para murid yang berbondong bondong masuk ke dalam lingkungan AHS untuk menuntut ilmu.
"RETTA.." teriak Katya saat melihat Retta memasuki kelas 11B IPA. Retta berjalan kearah tempat duduknya berada dan mendudukkan dirinya di sana.
Lalu menoleh kearah Katya yang duduk di belakangnya. "Kenapa?." Tanya Retta sembari mengerutkan dahinya.
Katya menyengir lebar. "Ngga kok, gue hanya nyapa tadi." Ujar Katya dengan bodohnya, dia teriak loh tadi. Dia bilang hanya nyapa, tidak patut untuk ditiru ya All.
Retta mendengus kesal dan menatap kearah depan, lalu membuka ponselnya. Menghiraukan Katya dengan keanehannya.
°°°
Jam istirahat adalah hal yang paling di tunggu tunggu oleh para murid. Waktu bersantai setelah menghadapi materi dan rumus yang bertumpuk tumpuk di otak, membuat panas dan sakit.
Begitu juga dengan Nyx. Mereka berjalan kearah kantin dengan canda tawa di sela sela pembicaraan mereka.
Banyak tatapan yang di layangkan oleh siswa dan siswi IPA untuk mereka di sepanjang koridor.
"Lo udah nonton film yang baru tayang seminggu yang lalu belum?." Tanya Katya pada Chloe yang berjalan bersebelahan dengannya.
Chloe mengangguk. "Udah, hanya drama picisan." Ucap Chloe dengan malas, dia kembali memikirkan film picisan yang di tontonnya tiga hari yang lalu karena bosan.
Katya juga ikut mengangguk anggukkan kepalanya. "Iya, mal- "
Bruk...
Belum selesai Katya menyelesaikan ucapannya, seseorang terjatuh di hadapannya. Membuat Katya menghela nafas pelan. Apalagi saat tahu siapa orang yang jatuh di hadapannya.
"Drama." Cibir Katya. Retta yang berada di belakang Chloe dan Katya bersama Irena menatap kejadian itu malas. Irena hanya terdiam kalem, namun tidak berniat membantu orang yang terjatuh yaitu, Helena.
"Hobi banget ya lo ngganggu orang." Ujar Chloe sembari menunjuk Helena yang tengah menunduk, setelah berdiri dari acara terjatuhnya tadi. Chloe tersenyum sinis, lalu menjentikkan jarinya tiga kali tepat di depan muka Helena yang menunduk.
"Sekali lagi lo jatuhin diri lo di dekat gue, gue patahin kaki lo biar ngga bisa jalan sekalian. Muak gue ngeliat lo ngedrama terus." Lanjut Chloe dengan nada tajam.
Bahkan orang orang yang tadi melihat mereka berjalan menjauh pelan pelan. Helena terisak pelan, dia semakin menundukkan kepalanya dan meremas kuat rok yang di pakainya.
Retta berjalan maju dan menepuk pundah Chloe pelan. "Udah, ayo ke kantin." Katanya dan berjalan duluan menuju kantin IPA bersama Irena dan Katya di belakang nya.
Chloe menurunkan tangannya dan kembali menatap tajam Helena. "Inget itu." Peringatan Chloe sebelum menyusul ketiga temannya dan meninggalkan Helena yang masih di posisi yang sama -Terisak, menundukkan kepala, dan meremas rok yang di pakainya dengan kuat-. Tidak ada yang mau menghampirinya untuk menolongnya, semuanya acuh, seakan kejadian tersebut tidak pernah terjadi di hadapan mereka.
°°°
Pulang sekolah, Retta meminta izin pada Elvaret untuk menginap di rumah Chloe, karena Chloe meminta di temani, kedua orang tua nya sedang dinas di luar kota. Padahal Chloe memiliki adik, tapi adiknya juga ikut keluar kota bersama kedua orang tuanya. Anak sulung, rasa anak tunggal ya.
Jadinya, daripada dia kesepian di rumah. Dia meminta Retta menemaninya, hanya empat hari kok. Ngga lama lama banget kan?
Elvaret juga mengizinkan nya, Karena Elvaret tidak akan mengekang Retta.
Dan berakhirlah Elvaret ada di Mansion El-Vilas. Mansion kediaman Aunty Vara sekaligus mertua Elvaret.
Elvaret menghela nafasnya pelan sebelum menekan bell mansion El-Vilas. Menunggu di depan pintu mansion sembari melihat jam tangan yang melingkat tepat di pergelangan tangannya.
Ceklek...
Pintu mansion terbuka, terlihatlah maid yang membuka pintu mansion. Maid itu membungkuk kan badan nya di hadapan Elvaret sebagai tanda kesopanan.
"Silahkan masuk, Nona muda." Ujar maid itu dan mempersilahkan Elvaret memasuki mansion. Elvaret mengangguk, lalu melangkahkan kakinya memasuki mansion.
Elvaret berjalan menuju ruang keluarga yang sepertinya terdengar suara televisi, tapi langkahnya terhenti oleh sebuah tubrukkan di kakinya.
"Kakak." Kata seorang anak kecil berumur 4 tahun yang menubruk kaki Elvaret. Anak kecil itu melihat kedatangan Elvaret dari dapur dan langsung berlari menghampiri Elvaret.
"Hm." Balas Elvaret bergumam kecil. Dia membungkuk kan tubuhnya untuk menggendong anak kecil tersebut dan melanjutkan langkahnya menuju ruang keluarga.
"Bunda, Kakak datang." Ujar anak kecil di gendongan Elvaret dengan antusias pada wanita dewasa yang sedang duduk di sofa.
Wanita itu melihat putri kecilnya yang sedang di gendong oleh menantunya. Dia bangkit dari duduknya sembari tersenyum lebar, menghampiri Elvaret.
"El, ya ampun. Kamu udah lama ngga main ke sini loh, Bunda kangen." Ucapnya sembari memeluk Elvaret. Elvaret hanya menanggapi itu dengan ekspresi datar.
"Celi, turun dulu." Katanya sembari melihat putri kecilnya yang lengket dengan menantu perempuannya. Anak kecil itu, Arcelia. Menggeleng.
"Nanti Bunda kasih ice cream." Tawar wanita itu yang tak lain adalah Alvara. Celi langsung menurut dan meminta di turunkan dari gendongan Elvaret.
Elvaret pun menurunkan Celi dengan hati hati, masih dengan ekspresi datar. Dia memang orang yang datar, kalau kalian lupa.
"El ke kamar dulu, Bun." Pamit Elvaret pada Vara. Vara mengangguk.
"Iya, kamu istirahat saja." Balas Vara mengerti. Elvaret pasti lelah, baru pulang sekolah dan pasti mengurusi tugas AHSSO juga.
Elvaret tersenyum tipis, sangat tipis. Lalu berjalan kearah lift, untuk menuju kamar dari seseorang pemuda yang menjadi suaminya dan sekarang mungkin juga menjadi kamarnya. Iya, kamar mereka berdua lah intinya.
Tbc.
•••
Hallo....Sorry kelamaan ya update nya. Sibuk nugas, hehehe.
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation: Twin's for Antagonist [END].
FantasyIni kisah tentang Eleftheria Emeralda, gadis cantik yang bereinkarnasi ke tubuh Elvarette Natasya. Seorang gadis figuran yang terbunuh karena berperan sebagai twins antagonis, Elveretta Thalassa. Bagaimana sekarang kisah Ele? Haruskah ia menyerah d...