25.

36.5K 3.6K 21
                                    

Seminggu sudah semenjak kejadian di kantin, tidak banyak yang berubah. Kecuali Helena yang tidak berangkat selama seminggu ini setelah kejadian di kantin, mungkin malu.

Sama seperti warga sekolah yang seolah melupakan kejadian di kantin waktu itu, kelima most wanted juga begitu. Kelimanya tidak akan mengganggu pikiran pintar mereka hanya untuk memikirkan kejadian yang tidak penting, begitu lah mereka. 

"Hai, kak." Sapa seorang gadis yang berjalan melewati mereka. Hanya empat orang yang mendongak melihat siapa orang yang menyapa dan Arsen yang acuh.

Acel tersenyum lebar. "Hallo, neng Retta." Balas Acel dengan riangnya. Ya, gadis itu adalah Retta yang akan berjalan menuju tempat teman temannya di kantin, dan kebetulan melewati meja kelima most wanted.

Retta tertawa kecil dan menatap sebentar Arsen yang tidak menatapnya, sibuk dengan ponsel di tangannya. Lalu berjalan menuju ketiga temannya.

Sepeninggalan Retta keempat most wanted itu menatap Arsen. Arsen yang merasa di tatap pun mendongakkan kepalanya, lalu mengangkat satu alisnya ke atas seolah bertanya 'Apa?'.

Keempatnya menggeleng. "Respon walau sedikit, Sen. Ntar Retta udah pergi baru lo merasa kehilangan, karma is real." Nasihat Nick untuk kesekian ribu kalinya. Tapi, Arsen tetaplah Arsen si keras kepala. Mana peduli dia. Baiklah mari kita lihat sampai mana ketidak perdulian Arsen untuk Retta.

Hah, rasanya keempat orang itu ingin membelah kepala Arsen dan mengisinya dengan kapas biar lembut. Apaan sih.

°°°

Kejadian yang sama terjadi di meja anggota Nyx. Mereka -sebenarnya hanya Chloe dan Katya-menatap Retta dengan senyum sedih. Retta hanya menatap biasa ketiga temannya.

"Semangat, Ree." Ujar Chloe sembari mengangkat kedua tangannya yang terkepal erat, tanda menyemangati.

Retta mengangkat alisnya lalu mengambil botol air mineral baru di meja. "Apaan sih, lo." Ucap Retta acuh. Membukanya dan meminumnya.

"Bukannya lo suka dan cinta sama Kak Arsen, Ree. Jadi gue nyemangatin." Kata Chloe yang membuat Retta tersedak air mineral dan terbatuk batuk. Irena yang duduk di sampingnya sontak menepuk nepuk punggung Retta pelan.

Setelah di rasa mendingan Retta menatap Chloe. "Maksud lo, gue suka dan cinta sama kak Arsen lalu di acuhkan?." Ulang Retta sembari bertanya, Chloe dan Katya mengangguk. Keduanya langsung dilempari garpu dan sendok oleh Retta, untuk keduanya bisa menghindara.

"Kenapa sih, Ree? Perkataan Chloe ngga salah kan." Heran Katya sembari mengerutkan kening bingung, untuk refleksnya bagus. Coba kalau tidak, pasti garpu tadi sudah menancap di tangannya. Retta juga tau refleks keduanya bagus kok, jadi tidak ada kekerasan atau penganiayaan dalam pertemanan okay. Tapi lebih baik lagi jangan ditiru.

"Gue ngga suka sama Kak Arsen tau, gue hanya kagum." Koreksi Retta sembari sedikit ngegas. Mana berani dia teriak teriak. Tolong ingatkan Retta kejadian seminggu yang lalu, saat dia menggebrak meja kantin hanya untuk memisahkan Chloe dan Katya.

Kedua teman dari Retta terkejut. "Apa yang gue bilang, Retta hanya kagum." Kata Irena dengan kalem. Menatap kedua temannya sinis dan kembali memakan makanannya.

Chloe dan Katya yang masih terkejut menatap Retta. "Serius?." Ujar keduanya berbarengan. Retta mengguk dengan mantap.

"Mangkan nya, tanya gue jangan hanya dengerin gosip." Cibir Retta membuat keduanya mengangguk.

"Lo aja ngga cerita, sama mereka." Timpal Irena dan memakan kembali makanan yang tadi baru di pesannya lagi. Retta memilih memakan roti ketimbang memesan makanan dan tidak membalas perkataan Irena.

Kantin AHS itu tidak perlu membayar semua apa yang di pesan. Karena yang bayar kan orang tua setiap bulannya. Di setiap meja juga di sediakan buah, roti, dan air mineral gratis. Lalu bagaimana dengan murid beasiswa? Mudah, mereka tinggal membayar dengan sebuah nilai ujian tinggi atau prestasi.

Jadi, jarang sih ada yang membawa bekal, walau ada murid beasiswa yang pasti hidup sederhana atau kurang mampu.

°°°

Sekarang Retta sedang berada di mall bersama Miko. Iya, Miko. Kalian ngga salah baca kok. Entah ada angin dari mana.

Tadi sepulang sekolah mereka bertiga -Elvaret, Retta dan Miko- langsung pulang ke rumah. Dan saat Retta hendak membantu Rhea dan Thalia memasak di dapur karena sedang bereksperimen membuat kue, Miko tiba tiba datang dan mengajak Retta untuk berkeliling, gabut katanya.

Rhea dan Thalia tanpa pikir panjang mengiyakan dengan antusias dan Retta yang menjadi korban malah langsung di dorong oleh kedua ibu ibu itu keluar rumah. 

Mau tidak mau, Retta setuju untuk menemani Miko menghilangkan kegabutannya. Tadi juga, Retta hampir mengambil kunci mobil miliknya, tapi Miko malah menghalangi lalu mengambilkan Retta helm tambahan dan menunjuk motornya.

"Lo kan mau nemenin gue, jadi boncengan aja." Nah itulah kata kata Miko. Dan terpaksalah Retta membonceng di jok belakang motor Miko.

Tadi sebelum sampai di mall, Retta sudah menyarankan untuk ke beberapa cafe yang sempat mereka lewati. Tapi, Miko menolak.

"Lo ngapai ke sini sih?." Tanya Retta dengan heran. Hei, laki laki langka sekali ada yang mau di mall dan Miko termasuk laki laki langka itu.

Miko menoleh pada Retta. "Ngilangin gabut." Jawab Miko sembari tersenyum aneh. Ah, rasanya Retta ingin membogem wajah tengil Miko.

Retta berjalan dengan malas di belakang Miko, mereka telah berjalan selama 10 menit dan itu hanya berkeliling di tempat yang sama, sudah lebih 3 kali Miko hanya muter muter saja.

Dan setelah lelah hanya mengelilingi tiga tempat, Miko berjalan menuju sebuah cafe. Mau tidak mau Retta menyusul dan mengikuti Miko di belakang.

"Menyebalkan." Cibiran Retta yang tidak di hiraukan oleh Miko.

Tbc.

•••
Hallo to All. Kangen? Hehehe.

Gue update sesuai jadwal dimulai minggu depan, kalau ngga sibuk.

See you...

Reincarnation: Twin's for Antagonist [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang