23.

37.3K 3.8K 24
                                    

"Hallo, aku Helena Jekaterina." Sapa seorang perempuan yang berdiri di depan kelas. Penampilannya rapi, dengan rambut di biarkan terurai serta seragam yang melekat pas body di tubuhnya. Wajahnya imut apalagi dengan senyum lembutnya.

Ya, dia adalah murid baru yang di bicarakan oleh kelas 11 dan 10. Serta pemeran utama wanita dalam novel 'Love of Adolescence', novel yang di baca oleh Elvaret dalam kehidupan pertamanya sebagai Ele.

Para murid kelas 10 IPA 3 menatap takjub Helena. Sepertinya Helena akan menjadi primadona kelas 10 IPA 3.

"Ya, Helena. Perkenalkan saya Minna kamu bisa panggil Bu Minna, saya wali kelas di sini serta guru mapel Sejarah dan Kamu bisa duduk di kursi sebelah, Amel. Amel anggkat tangan kamu." Ujar bu Minna. Seseorang yang bernama Amel mengangkat tangannya ke atas. Helena pun berjalan mendekatinya.

"Baiklah anak anak, buka buku kalian. Kita akan bahas materi hari ini." Kata bu Minna setelah menertibkan para murid.

°°°

Pelajaran telah selesai dan bell istirahat pun telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Para murid langsung bersorak senang dan berbondong bodong untuk menuju kantin.

Begitu pula Helena yang sedang membereskan bukunya.

"Ke kantin bareng, yuk Hel." Ajak Amel pada Helena. Mereka telah berkenalan beberapa waktu yang lalu. Helena menatap Amel sembari tersenyum lebar.

"Boleh?." Ujar Helena. Amel langsung menarik tangan Helena untuk pergi dari kelas menuju kantin.

"Ya, boleh. Siapa yang ngelarang." Jawab Amel dengan cerianya. Helena menatap Amel dan mensejajarkan langkahnya dengan Amel.

Mereka menjadi pusat perhatian karena Helena yang menjadi murid baru. Biasanya jika Amel berjalan sendiri dia tidak akan menjadi pusat perhatian para murid.

Sesampainya di kantin Amel juga mengajak Helena memilih kursi dan memesan menu yang ada di kantin.

Brak...

"JANGAN RIBUT BISA NGGA SIH." Suara gebragan disusul teriakan menjadi atensi fokus Helena. Amel yang melihatnya pun memperingati.

"Mereka anggota, Nyx. Geng perempuan di sekolah ini, sebenarnya bukan geng juga sih. Lo jangan deket deket sama mereka, okay?." Ujar Amel sambil menatap Helena. Helena mengangguk dengan dahi yang mengerut.

"Kenapa?." Tanya Helena dengan wajah polosnya. Rasanya Amel ingin mengunyel unyel pipi Helena.

"Karena mereka adalah sesuatu yang tidak harus di singgung. Sama seperti lima most wanted di AHS, mereka juga tidak boleh disinggung." Ucap Amel sambil menunjuk ke lima pemuda yang sedang duduk di salah satu meja. Helena tambah mengerutkan dahi.

Amel menghela nafas pelan. "Mereka akan ganas jika di singgung." Jelas Amel. Helena mengangguk anggukan kepalanya tanda mengerti.

Helena menatap kelima most wanted sekolah AHS, lalu menatap buku menu yang ada di meja kantin.

°°°

Di sisi lain, keributan terjadi di meja Nyx.

"Jangan ngerebut dari gue bego." Ujar Chloe pada Katya. Katya juga tidak mau kalah.

"Gue dulu yang ambil tadi." Balas Katya tak mau kalah. Retta dan Irena yang melihat keduanya ribut menghela nafas lelah.

Brak...

"JANGAN RIBUT BISA NGGA SIH." Sentakan serta gebragan di meja dari Retta membuat Chloe dan Katya langsung duduk tenang.

Keduanya tadi merebutkan sebuah air mineral. Iya air mineral, saat samapai di kantin keempatnya menuju meja yang kosong. Saat sampai di dekat meja, Chloe dan Katya mengambil botol air minerat yang sama membuat keduanya ribut.

"Menyebalkan." Kata Irena yang memiliki sifat kalem.

°°°

Setelah pulang sekolah Elvaret dan Retta pulang menuju kediaman Adelard. Ada juga Miko yang mengikuti dari belakang menggunakan motor sport sama seperti Elvaret.

Mereka sampai di pekarangan rumah bersama, memarkirkan kendaraan masing masing lalu turun dan menuju pintu utama Adelard. Saat Miko hendak membuka pintu utama, tangannya di cekal oleh Retta.

Miko menoleh pada Retta. "Kenapa?." Tanya Miko bingung. Retta menunjuk bell yang ada di sebelah kanan pintu.

"Ngga sopan." Ujar Retta makin membuat Miko bingung.

Brak...

Belum sempat memproses apa yang di maksud oleh Retta, suara pintu di buka paksa membuat keduanya terkejut.

Mereka menoleh ke asal suara, ternyata pelakunya adalah Elvaret, memang siapa lagi?. Elvaret menatap keduanya datar.

"Lama." Decak Elvaret dan pergi memasuki kediaman Adelard. Keduanya langsung tersadar dan menyusul Elvaret yang telah memasuki kediaman Adelard.

"Eh udah pulang, Kak." Sapa seorang wanita yang berjalan dari arah dapur dengan kedua anak kecil yang kira kira berusia 7 tahun mengekor di belakangnya.

"Aunty, aku ngga di sapa gitu." Ucap Miko yang baru saja datang bersama dengan Retta. Rhea, terkekeh pelan akan kelakuan keponakannya itu.

Rhea menoleh ke belakang, terlihatlah dua orang yang bersembunyi di belakang tubuhnya. "Kalian jangan takut, kakak kakak ngga gigit kok." Ujar Rhea dengan sedikit nada bercanda.

Keduanya tetap memilih di balik badan Rhea, sekarang malah makin mengeratkan cekalan tangan pada baju Rhea.

Retta tersenyum hangat dan lembut pada keduanya, lalu berjongkok di tempat ia berdiri. Menatap kedua anak tersebut.

"Hai, sini. Jangan takut." Ucap Retta dengan lembut dan pelan. Miko yang melihatnya mencebikan bibir.

"Biasanya aja pecicilan lo berdua." Cibiran Miko yang menyindir dua anak kecil yang ada di belakang Rhea. Keduanya tidak terpengaruh, masih menyembunyikan diri mereka di balik badan Rhea.

Retta menatap tajam Miko, lalu kembali menatap kedua anak kecil yang masih berada di belakang Rhea. Berniat membujuk dan merayu.

Tertawa kecil. "Sini." Panggil Retta sembari melambai lambaikan tangannya. Kedua anak kecil itu mengintip lewat celah celah dari belakang Rhea.

Rhea mendorong keduanya, dan tepat di depan Retta keduanya masih menundukan kepala.

"Apa bagusnya itu lantai, sampai di pandangin terus." Kata Elvaret masih dengan wajah datarnya. Ia bersedekap dada dan mendudukan dirinya di meja. Tidak untuk di tiru, ya.

Menatap keduanya. Membuat kedua anak kecil itu ingin memundurkan diri mereka. Retta menatap kesal kakak kembarnya tersebut, Elvaret tidak peduli dan mengangkat bahu acuh.

Retta menatap kedua anak kecil itu. "Hehehe, nama kakak Elveretta. Kalian boleh panggil, Kak Retta." Ujar Retta dengan lembut. Kedua anak kecil itu mengangkat kepala mereka, lalu menatap Retta.

"H-hai Kak." Balas salah satu anak kecil tersebut. Retta tertawa kecil.

"Nama kamu, Siapa?." Tanya Retta dengan lembut. Kedua anak kecil itu menggigit bibir mereka. Rhea juga ikut terkekeh akan kelakuan kedua anaknya.

Tbc.

See you...

Reincarnation: Twin's for Antagonist [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang