36.

28.6K 3K 71
                                    

Kalimat kebencian, cemoohan, sinis dan lain lainnya, itu yang di dapatkan oleh Helena saat memasuki kawasan AHS. Sudah menjadi makanan sehari hari mungkin bagi Helena.

Yang bisa di lakukannya adalah menundukkan kepala dan menggenggap erat rok seragam sekolah yang di pakainya. Ingin menangis, tapi tangisan tidak bisa menyelesaikan segalanya.

Berjalan sembari menunduk, itulah yang di lakukan oleh Helena saat hendak menuju kelasnya. Dengan bibir bawahnya yang di gigit dan telinganya yang mendengarkan cibiran serta cemoohan para siswa yang di lewatinya.

Tangannya terkepal erat, membuat rok seragamnya kusut dan tidak rapi.

°°°

"Gimana mood lo, udah baik?." Tanya Katya saat memasuki kelas dan melihat Chloe yang sedang duduk di kursinya dengan menidurkan kepalanya di meja.

"Hem." Dehem Chloe yang sudah kembali menjadi jutek. Katya mendudukkan dirinya di kursi dan menepuk pundak Retta yang sedang mendengarkan musik lewat handset. Retta yang merasakan tepukan pada pundaknya menoleh ke belakang.

"Kenapa?." Ujar Retta dengan mengangkat satu alisnya bertanya pada Katya. Katya tersenyum lebar.

"Ngga papa sih." Balas Katya sembari menyengir tidak berdosa. Retta mendengus malas dan kembali mendengarkan musik, sedangkan Katya menyibukkan dirinya sendiri.

"Pengumuman, nanti ada ulangan di mapel Fisika. Gue di beritahu bu Indah dan nyuruh kalian belajar." Kata ketua kelas yang baru memasuki kelas 11B IPA. Pengumuman dadakan itu langsung membuat para penghuni kelas heboh.

"Lo gimana sih, harusnya di share ke grup."

"Ngga adil banget lo jadi ketua kelas."

"Tidak. Bertanggung. Jawab."

Banyak kalimat protesan dan sinis untuk ketua kelas yang memberikan pengumuman ada ulangan dadakan, Fisika lagi.

Ketua kelas, Putra Mahardika. Menghela nafas pasrah dan sabar.

"Gue baru buka handphone pagi tadi." Ucapnya yang langsung mendapat sorakan dari para penghuni kelas. Kalau gue jadi salah satunya, udah habis tuh ketua kelas gue bejek bejek.

°°°

"Gila, otak cantik gue." Heboh Katya yang sedang duduk di salah satu kursi di kantin. Tidak sendiri, ada Retta, Chloe dan Irena di dekatnya.

"Kepala gue panas." Keluh Chloe yang sudah memiliki mood baik. Chloe memijat kepalanya yang terasa sakit dan panas karena ulangan fisika.

"Putra gila, bangsat, bajingan." Berbagai umpatan keluar dari mulut Katya yang tertuju untuk ketua kelas mereka yang ngasih info dadakan.

"Bahasamu, Kat." Tegur Irena pada Katya. Katya langsung mencebikkan bibirnya. Retta yang duduk di samping Irena memijat dahinya pelan. Pusing, panas, sakit kepala. Itulah yang di rasakan oleh penghuni 11B IPA karena info dadakan dari Putra yang menjabat sebagai ketua kelas.

Bahkan Irena yang kelihatannya baik baik saja sebenarnya juga merasakan pusing di kepalanya. Sebegitu efektifkan ulangan fisika.

°°°

Setelah pulang sekolah, Retta mengendarai mobilnya menuju kediaman Adelard. Dia tidak pulang bersama Elvaret atau Miko, karena keduanya tengah sibuk akan kegiatan masing masing.

Retta mengendari mobilnya dengan kecepatan sedang, namun di tengah jalan. Retta merasa ada yang salah dengan mobilnya, membuat Retta menepikan mobilnya di pinggir jalan.

Retta keluar dari mobil dan mengamati keadaan mobil, ternyata ban mobil miliknya bocor. Sepertinya terkena paku saat di jalan. Membuat Retta menghela nafas lelah.

Lalu membuka pintu mobil dan mengambil tas sekolahnya, mengeluarkan ponsel dari tasnya untuk menghubungi bantuan.

"Pak, mobil saya ban nya bocor. Saya share lokasinya ke bapak." Setelah mendapat jawaban dari seberang sana, Retta mematikan sambungan telephonenya.

Sekarang satu masalah lagi, Retta pulang dengan apa? Mobilnya, bannya bocor. Telfon Elvaret atau Miko, pasti keduanya sibuk. Telfon orang rumah, Retta tidak memiliki nomornya.

Arghh, pusing sendiri jadinya. Retta memilih berjalan dahulu mencari kendaraan yang bisa mengantarnya pulang.

Setelah kelimpungan sendiri, Retta akhirnya bisa menuju jalan yang agak ramai walau rata rata ngga ramai sih.

Tapi entah mengapa, sepertinya ada yang mengikuti dirinya sedari tadi. Tapi mungkin itu hanya perasaannya.

Saat hendak menyebrang jalan, sebuah mobil melaju kencang ke arahnya membuat Retta membatu sesaat. Saat sudah sadar dari terkejutan, Retta terlambat. Mobil itu sudah berada setengah meter dari jaraknya.

Bruk...

Retta tertabrak dan mobil itu pergi begitu saja, meninggalkan Retta yang tergeletak dengan darah segar yang keluar dari kepalanya.

Sebelum kesadaran Retta hilang sepenuhnya, ada seseorang yang mengangkat Retta dan berlari tergesa gesa.

°°°

Elvaret sedang rapat organisasi dengan anggota AHSSO yang lain. Mereka sedang menentukan siapa yang cocok menjadi pengganti anggota yang akan mengundurkan diri beberapa minggu lagi.

"Waktu kita tinggal 1 minggu, putuskan dengan matang matang." Ujar Affan dengan suara datar dan pandangan tajam, menatap 20 anggota AHSSO dari berbagai kelas.

"Mengerti ketua." Balas semua anggota sebelum berdiri dari duduknya untuk keluar dari ruangan AHSSO kecuali Elvaret yang sedari tadi memiliki perasaan tidak enak.

"Kenapa?." Tanya Affan yang menyadari gerak gerik Elvaret. Elvaret menoleh dan menggeleng.

Drett...drtt...drrt..

Ponsel Elvaret yang berada di atas meja bergetar, menandakan pesan atau panggilan masuk. Elvaret mengangkat telfon dan terdengar suara dari sebereng sana.

"Ya, saya segera kesana." Kata Elvaret dengan segera bangkit dari duduknya. Terlihat raut wajahnya yang mengeras dengan sorot dingin yang terlihat.

Affan memegang tangan Elvaret. "Kenapa?." Tanyanya sekali lagi. Affan adalah tipe orang pekaan terhadap suasana hati orang sekitar.

Elvaret menoleh pada Affan, dengan raut wajahnya yang datar. "Retta kecelakaan." Ucapnya.

Tbc.

•••
Hallo, thanks udah baca sampai sini. Kalian jangan berharap apapun oke sama aku. Update mulai sekarang agk slow update. My real life sangat sibuk. Ngga ada waktu luang hanya sekedar untuk nulis.

Soo, jika ada yang udah bosen dan lupa alur itu hak kalian. Kalian boleh melupakan cerita ini dan ngga perlu baca cerita ini, itu hak kalian. Sorry atas terlambat updatenya.

See you all.

Reincarnation: Twin's for Antagonist [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang