Bab 12

141K 18.1K 882
                                        

Happy Reading Guys ;)




Rasa pedas, manis, gurih, dan asin bercampur menjadi satu didalam mulut Ananta ketika menyantap bakso yang tadi dia pesan.

Namun tidak lama ada lalat yang mengganggu aktifitas makannya.

"Hai" Lihat bahkan pria itu sedang tersenyum kearah Ananta.

Ananta beserta kedua sahabatnya mengabaikan itu semua karena memang tidak penting ingat tidak penting.

"Ta, lo semakin hari makin cantik deh di liatnya"

Ananta sedikit mendongak tidak lama memutar bola matanya malas ketika melihat pria di hadapannya.

"Tukan makin gemes deh kalo lagi cemberut"

Bella dan Keyra yang sedari tadi diam ingin muntah mendengar penuturan yang selalu di lontarkan oleh Ervin pria yang selalu mengejar-ngejar Ananta.

"Ta jangan diemin gue dong"

Saking kesalnya Ananta menatap malas Ervin yang selalu mengganggunya, "Berisik bego!"

"Sono pergi lo jamet!" Usir Bella karena dia juga jengah sedari tadi melihat Ervin dia memang ganteng tapi menurut dia masih ganteng ayang babe nya.

"Pergi aja lo Vin nggak lihat Ananta ke ganggu ma kehadiran lo" Keyra ikut menimbrung dia juga risih ketika melihat Ervin mulu.

Ervin menatap tajam Bella dan Keyra. "Diem lo pada gosah ganggu"

Namun bukan Ervin namanya kalau menyerah dia terus saja menggombal dan mengajak Ananta berbicara tapi Ananta diam saja mengacuhkan.

Sontak Ananta memejamkan matanya ketika ada seseorang yang menyiram ke arahnya dengan air putih bukan itu saja bajunya juga basah karena orang itu menyiram sangat banyak.

"Heh lo pikir lo cuek kayak gitu cowok pada suka? Kagak anjing!"

"Bahkan pria bakalan eneg lihat tingkah lo yang sok jual mahal dan sok cantik kayak gitu"

"Lo pikir lo cantik apa hah?! Kagak anjing!"

Ananta mendongak menatap orang yang sudah menyiramnya yang tidak lain tidak bukan adalah Ervin.

Bella mendekat dan mendorong Ervin, "Heh jamet lo berani-beraninya nyiram Ananta!"

Keyra juga menatap wajah Ervin dengan emosi, "Lo pikir lo keren, lo ganteng?! cuih lo tuh jamet tahu nggak jamet!"

Mereka berdua terus bertengkar beda dengan sang korban yang malah menatap nanar bakso nya. Bakso paling gede nya belom dia masuki kedalam mulut namun lalat itu malah menganggu aktifitas makannya.

Tanpa di sadari perdebatan mereka memicu keheningan kantin dan menatap mereka dengan sesekali menyuapi makannya kedalam mulut serasa menonton sebuah pertunjukan drama live.

Tidak jauh berbeda dengan meja anggota The Wolves mereka juga menatap heran kearah meja Ananta bersama kedua sahabatnya.

"Kenapa tu mereka?" Tanya Darel. Masih ada yang ingat dengan Darel dia juga inti geng The Wolves pria ini memang baru-baru ini pindah sekolah dengan alasan ingin mencari suasana baru.

Figuran Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang